Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
KOMISI E DPRD DKI Jakarta mengimbau masyarakat mewaspadai ancaman penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang mengintai saat musim hujan. Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz Muslim mengatakan upaya yang bisa dilakukan adalah menjaga kebersihan setiap sudut rumah. Terutama di bagian yang ada air menggenang, seperti bak mandi, ember, kaleng, dan barang bekas lainnya.
Dengan begitu, diharapkan masyarakat dapat terhindar dari penyakit DBD yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
“Yang pertama harus bersih-bersih rumah sendiri. Rumah kita, istana kita. Maka dari itu dari diri sendiri, kita mulai berbenah diri. Mulai dari kamar mandi, dan dispenser, karena DBD itu asalnya dari air bersih,” ujar Abdul Aziz dalam keterangan resmi, Selasa (9/1).
Ia juga mengajak seluruh masyarakat membiasakan diri hidup sehat dan mengoptimalkan kegiatan pemberantas sarang nyamuk (PSN) dengan 3M plus, yakni, menguras, menutup, dan mendaur ulang barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Baca juga: 50% Pasien Dengue Tidak Merasakan Gejala
“Ayo semua sama-sama kita jaga rumah kita supaya bersih agar keluarga kita terbebas dari DBD,” tuturnya.
Selain imbauan kepada masyarakat, ia juga berharap Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyiapkan tenaga kesehatan (nakes), obat, dan kamar rawat inap yang memadai. Hal itu perlu dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus DBD selama musim penghujan.
“Saya berharap seluruh rumah sakit di Jakarta harus bisa menampung saudara kita apabila ada yang terkena DBD,” tandas dia.
Baca juga: Trauma Pernah Kena DBD, Ringgo Putuskan Hidup Bersih
Cuaca ekstrem dengan curah hujan tinggi yang diprediksi BMKG bakal terjadi sepekan ini, kerap diikuti dengan merebaknya DBD. Karena itu, warga diminta untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan guna mencegah berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti pembawa virus dengue.
Kepala Seksi Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Tamansari Ngabila Salama menyampaikan, DBD merupakan penyakit endemis yang terus ada dan bertahan di Jakarta. Bahkan, DDBD memiliki pola jumlah kasus yang sama setiap tahun.
Ngabila mengungkapkan, kasus DBD mulai meningkat pada setiap Desember dan akan mengalami puncak di April, sebelum akhirnya menurun kembali.
“Saat ini sudah memasuk musim penghujan bahkan diprediksi curah hujan yang lebat, untuk itu warga Jakarta diminta untuk meningkatkan kewaspadaan sejak dini akan timbulnya potensi DBD,” kata Ngabila. (Z-11))
Pencegahan Penyebaran Deman Berdarah di Banda Aceh
Seorang dokter spesialis anak Hapsari, menyarankan penggunaan konsep KLMNOPR untuk mengenali gejala demam berdarah (DB) pada anak.
Kombinasi antara penyakit tidak menular seperti obesitas dengan penyakit menular seperti DBD akan menghasilkan kombinasi risiko fatalitas tinggi.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Tren kasus DBD di Cianjur tahun ini cenderung turun dibanding tahun sebelumnya.
KASUS demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi ancaman bagi masyarakat di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebanyak 120 orang harus dirawat karenanya.
Pengasapan dilakukan dalam upaya mengantisipasi dan pencegahana penyebaran Demam Berdarah Dengue
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Bahan alami untuk mengusir nyamuk seperti bunga lavender, serai hingga tea tree oil
Sejak Januari hingga saat ini sudah 281 orang harus menjalani perawatan di rumah sakit.
STOK darah yang ada di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung Jawa Barat (Jabar) menipis. Jika biasanya persediaan mencapai 500 labu/ hari, sekarang hanya tersedia setengahnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved