Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PEMBERIAN kuah sup, tahu, dan sawi sebagai salah satu program pencegah stunting di Kota Depok, Jawa Barat, menuai kecaman. Pasalnya, Depok memiliki APBD jumbo program stunting Rp4,4 miliar dan tahu-sawi dianggap terlalu murah untuk itu.
Anggota DPRD Kota Depok Nurhasim mengatakan, menu yang diberikan kepada anak-anak tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan APBD sebesar Rp4,4 miliar.
Nurhasim meminta Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Depok untuk bergerak mengawasi penyaluran APBD yang digunakan untuk membantu menekan angka stunting di Kota Depok. Ia menegaskan hal itu setelah dirinya mendapat keluhan dari masyarakat terutama ibu-ibu yang masih mempunyai anak balita.
Baca juga : Presiden Sentil Kementerian/Lembaga karena Masih Beri Balita Biskuit
Ia menegaskan jika dalam pengawasan tersebut ditemukan indikasi penyalahgunaan anggaran atau tindak pidana korupsi, maka aparat kejaksaan segera menurunkan tim untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut.
" Pemanfaatan anggaran bantuan operasional kesehatan Rp4,4 miliar tersebut, sejatinya digunakan untuk menekan kasus stunting di Kota Depok, " katanya, Jumat (17/11).
Baca juga : Kemenkes Anggarkan Pemberian Protein Hewani untuk Turunkan Stunting
Selain itu, Pemerintah Kota Depok harus terus melakukan pembinaan-pembinaan serta kunjungan-kunjungan ke setiap wilayah. Dengan harapan tempat yang dikunjungi yang diperkirakan ada stunting, dapat disikapi dengan cepat.
“ Kepada OPD terkait kita tekankan untuk terus berkontribusi membantu masyarakat menurunkan angka stunting ini sesuai amanah pemerintah pusat,” ujarnya.
Dikatakannya,persoalan stunting ini bukan persoalan Kota Depok sekarang saja, melainkan akan menjadi masalah jangka panjang untuk Kota Depok, karena menyangkut masa depan karena anak-anak Kota Depok ini adalah generasi penerus yang kemudian akan mengelola Kota Depok.
" Mereka lah masa depan Kota Depok Bagaimana bisa membangun Kota Depok jika modal dasarnya, yaitu anak-anak Kota Depok mengalami stunting, terganggu perkembangan kognitif, intelegensia, dan kesehatannya,” katanya.
Baca juga : Dikejar Waktu Turunkan Angka Stunting
Setiap anak memiliki hak untuk tumbuh dan berkembang secara maksimal. Oleh karena itu, perhatian yang diberikan kepada anak-anak ini sangat penting.
Pemerintah Kota Depok, lanjut dia sejatinya juga menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi anak-anak sehingga anak-anak ini dapat tumbuh dengan baik, secara fisik dan mental.
“Bagaimana bisa membangun Kota Depok jika modal dasarnya, yaitu anak-anak Kota Depok mengalami stunting, terganggu perkembangan kognitif, intelegensia, dan kesehatannya,” jelasnya.
Sementara Anggota Komisi D DPRD Depok Ikravany Hilman mengatakan akan memanggil Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Depok. Pemanggilan ini buntut polemik pemberian makanan tambahan (PMT) pengentasan stunting di Kota Depok, yang hanya berisikan nasi, kuah, dan tahu.
"Pemanggilannya terbuka, ada dua Fraksi DPRD meminta agar ini dilakukan secara terbuka untuk publik," kata dia
Kepala Dinkes Kota Depok, Mary Liziawati mengatakan, pihaknya telah melakukan evaluasi PMT yang menggunakan anggaran APBD Perubahan senilai Rp4,4 miliar untuk 38 Puskesmas di Kota Depok.
"Tadi kita sampaikan kita sudah evaluasi dan ada perbaikan, kalau ada permasalahan kita terus evaluasi yang tadi bermasalah tidak akan dipakai lagi kita cari yang lain dan seterusnya itu bagian dari evaluasi kita," ujar Mary.
Mary menegaskan bahwa porsi program PMT yakni enam hari kudapan dan satu hari makanan lengkap. Ia mengakui bahwa untuk program PMT di wilayah Kecamatan Tapos ada yang miss.
"Iya tadi sudah saya jelaskan enam hari pertama kudapan, hari ketujuh baru makanan lengkap. Tadi yang di Tapos sudah disampaikan ada miss," ujarnya (Z-4)
Penambahan rombel ini, dilakukan karena terdapat sekitar 197.000 anak di Jabar yang berpotensi tidak melanjutkan atau putus sekolah.
Eliminasi TBC memerlukan kekompakan dan sinergi lintas sektor.
Gubernur Jabar Dedi Mulyadi, mengungkapkan hanya ada 384 kelas sekolah tingkat SMA/SMK yang akan diisi rombongan belajar (rombel) 38 sampai 50 siswa dari 801 kelas.
Festival Kerukunan di Desa Pabuaran, Kerukunan bukan Proyek Elite
Tetapi, dari 27 wilayah Jawa Barat hanya ada dua wilayah yang diprakirakan akan diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi pada siang hari.
Sebanyak 338 ribuan siswa diterima di SMA, SMK dan SLB negeri se-Jawa Barat (Jabar) dalam sistem penerimaan murid baru (SPMB) tahap satu hingga dua.
Program pencegahan dan pengendalian stunting berhasil membawa angka stunting di Jatirejo menjadi 0. 0.
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Joko menjelaskan, monitoring ini bukan sekedar ceremonial, tapi menjadi upaya untuk meneguhkan komitmen dan menguatkan sinergi terhadap upaya pencegahan dan percepatan penurunan stunting.
UNIVERSITAS Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, terus meraih keberhasilan dan prestasi gemilang.
Inovasi ini berangkat dari keprihatinan atas masih tingginya angka kematian ibu, bayi, serta kasus stunting di wilayah kerja Puskesmas Sungai Rumbai pada tahun sebelumnya.
Adapun penyerahan paket PMT yang berisi telur, susu, buah, daging ayam, dan biskuit itu dikemas dalam kegiatan bertajuk ‘Menyapa dan Berbagi PMT’.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved