Sabtu 17 Desember 2022, 09:35 WIB

Pelabuhan KCN Ditutup, Pencemaran Udara di Marunda makin Parah

Mediaindonesia.com | Megapolitan
Pelabuhan KCN Ditutup, Pencemaran Udara di Marunda makin Parah

Antara/Dhemas Reviyanto.
Truk yang telah melakukan bongkar muat berjalan keluar dari pier 1 Pelabuhan PT Karya Citra Nusantara (KCN), Marunda, Jakarta Utara.

 

PENCEMARAN udara di kawasan Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, masih saja terjadi meskipun pelabuhan Karya Citra Nusantara (KCN) sudah ditutup sejak Juli 2022. Justru bagi sebagian warga saat ini, pencemarannya malah lebih parah.

Biro Kesekretariatan Forum Masyarakat Rusunawa Marunda (FMRM) Muhammad Riza Maulana mengungkapkan hal itu. "Apakah jangan-jangan Pelabuhan KCN hanya korban salah investigasi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta?" tanya Riza dalam keterangan tertulis, Sabtu (17/12). 

DLH DKI Jakarta menutup izin operasional Pelabuhan Terminal Umum KCN sejak Juli 2022 sebagai buntut dari dugaan pencemaran udara akibat kegiatan bongkar batubara dari kapal di dalam pelabuhan tersebut. Meskipun demikian, warga Marunda, khususnya di Rusunawa Marunda, masih sering mengeluhkan bahwa saat ini pencemaran debu batubara makin parah. 

Menanggapi hal tersebut, Kepala DLH DKI Jakarta Asep Kuswanto mengeklaim telah menginvestigasi empat perusahaan yang cerobongnya diduga penyebab pencemaran debu batu bara di Rusunawa Marunda. Berdasar hasil investigasi, Asep mengatakan kadar emisi cerobong keempat perusahaan tersebut masih di bawah baku mutu. 

"Apakah ini akibat kurangnya kompetensi Kadis (Kepala Dinas) LH (DKI Jakarta) itu sendiri atau mungkin juga karena kadung terjadi, sehingga sanksi bukan dalam konteks mencari solusi melainkan hanya sebatas pamer kerja yang tidak mengakibatkan apa-apa bagi lingkungan kami," tegas Riza. "Buktinya kami masih tercemar, justru semakin parah tercemar."

Jika tidak punya solusi atas pencemaran yang terjadi dan tidak punya informasi yang melakukan pencemaran ini, FMRM mendorong agar Kepala Dinas LH DKI Jakarta mundur dari jabatannya karena tidak memiliki kompetensi. Sebagai catatan, partikel debu batu bara hasil pembongkaran di pelabuhan KCN kecil kemungkinan mencemari karena bukan hasil pembakaran. Artinya, partikelnya terlalu berat untuk jauh terbawa angin dibandingkan partikel abu batu bara (fly ash) sebagai hasil pembakaran batu bara di pabrik.

Ditemui terpisah, salah seorang warga Rusunawa Marunda Lusi Mariana Harahap menceritakan bahwa warga Rusunawa Marunda sempat dapat bantuan berupa satu ons minyak goreng untuk satu keluarga, setengah mentega, serta dua batang obat nyamuk. Namun Mariana tidak mengetahui asal bantuan tersebut. "Banyak kan? Hebat," ujar Mariana sarkastik. "Saya tanya sama orang sini yang membagikan ataupun yang menerima katanya NN," terang dia. (OL-14)

Baca Juga

Dok MI

Kesaksian Korban KDRT Putri Balqis: Dipukul, Dijambak, Dicekik

👤Kisar Rajaguguk 🕔Jumat 29 September 2023, 22:05 WIB
PENGADILAN Negeri Kota Depok, Jawa Barat (Jabar), kembali menggelar sidang kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) atas terdakwa Bani...
DOK KAI

Sebulan Beroperasi, 1,4 Juta Masyarakat Telah Menjajal LRT Jabodebek

👤Insi Nantika Jelita 🕔Jumat 29 September 2023, 21:30 WIB
Selama sebulan, kereta api ringan atau light rail transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (Jabodebek) telah melayani 1.464.913...
Antara

109 Gedung di Jakarta Pasang Water Mist Generator

👤 Putri Anisa Yuliani 🕔Jumat 29 September 2023, 20:56 WIB
Untuk menangani polusi udara di Jakarta, Pemprov DKI Jakarta terus mendorong pengoperasian Water Mist...

E-Paper Media Indonesia

Baca E-Paper

MI TV

Selengkapnya

Berita Terkini

Selengkapnya

BenihBaik.com

Selengkapnya

MG News

Selengkapnya

Berita Populer

Selengkapnya

Berita Weekend

Selengkapnya