Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

4.400 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Jakpus

Rahmatul Fajri
27/9/2022 11:02
4.400 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Jakpus
Polisi bersiap jaga keamanan demonstrasi.(ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja )

Sebanyak 4.400 personel gabungan TNI dan Polri dikerahkan untuk mengamankan aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh sejumlah elemen masyarakat di wilayah Jakarta Pusat, Selasa (27/9).

Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan, ribuan personel gabungan tersebut mengamankan aksi unjuk rasa dengan berbagai macam tuntutan, termasuk menolak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan memperingati Hari Tani Nasional. "Untuk wilayah Jakarta Pusat seluruhnya di siagakan 4.400 personel gabungan TNI Polri," kata Komarudin saat dihubungi, Selasa (27/9).

Ia menyebut unjuk rasa akan tersebar di 14 titik di Jakarta Pusat, mulai dari kawasan DPR RI, Balai Kota, perusahaan, hingga Kementerian Agraria.

Peserta demonstrasi di sebanyak 14 titik tersebut dari kalangan mahasiswa dan buruh perusahaan. Sejumlah isu dibawa oleh masing-masing kelompok masa mulai dari isu penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) hingga agraria. "Ada beberapa isu yang diangkat. (Titik demo) ada di perusahaan, ada di Balai Kota, kemudian ada di Kementerian, kemudian di DPR," jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) dan Gebrak akan menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR. Dari laporan sementara diperkirakan akan ada 1.000-2.000 massa yang akan demo di kawasan DPR tersebut.

Ia mengimbau masa aksi untuk menyampaikan aspirasi dengan memperhatikan aturan perundang-undangan yang berlaku dan menghormati masyarakat yang beraktivitas.

"Silakan berbagi tempat karena tentunya kita juga mengharapkan seluruh aktivitas bisa berjalan dengan lancar walaupun ada sedikit kemacetan karena memang kita atur kita lakukan rekayasa sekiranya diperlukan kalau tidak diperlukan tentu akan normal seperti biasa," pungkasnya. (OL-12)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya