Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Berburu Vaksin Booster Demi Bisa Mudik

Putri Anisa Yuliani
07/4/2022 18:46
Berburu Vaksin Booster Demi Bisa Mudik
Vaksinasi booster(ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)

PEMERINTAH memang sudah memperbolehkan mudik tahun ini dengan berbagai syarat salah satunya sudah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau booster.

Bagi sebagian warga yang memiliki akses gawai pintar mungkin mencari lokasi vaksin booster bukan perkara sulit. Tapi, bagi Sadi, 65, hal ini menjadi tantangan tersendiri. Ia tak memiliki telepon genggam. Sehingga, jangankan untuk berselancar di dunia maya untuk mengetahui lokasi vaksin booster, untuk menelepon keluarga di kampung halamannya di Tegal, Jawa Tengah sudah cukup sulit.

Ia sangat ingin mudik pada lebaran tahun ini karena sudah dua tahun ini ia tak mudik ke kampung halaman bersama istrinya. Pria yang mengontrak di wilayah Depok, Jawa Barat ini sudah vaksin dosis lengkap tahun lalu saat ada penyelenggaraan vaksin di rumah RT setempat.

"Kalau vaksin booster ini yang kemarin agak bingung mau nyari di mana. Di Puskesmas selalu kehabisan kuota," ujarnya, Kamis (7/4).

Ia juga sempat menanyakan kepada tetangga sekitar namun mereka juga sama bingungnya dengan Sadi.

"Informasi tentang vaksin booster minim banget. Dulu sih pas vaksin pertama banyak info dari mulut ke mulut, di spanduk juga ada, jadi nggak terlalu bingunglah kalau vaksin yang awal dulu," kata Sadi.

Baca juga: Anies Imbau Warga yang Mau Mudik Divaksin Booster Lebih Awal

Namun, akhirnya ia pun mendapatkan kejelasan mengenai vaksin booster dari seorang tetangga yang juga kader Bank Sampah bahwa ada vaksin booster di balai RW.

"Saya dan istri kemarin datang pagi-pagi. Yang antre udah panjang banget. Kebanyakan ya perantau yang memang mau mudik. Habis kan kalau tes antigen lumayan keluar uangnya. Jadi mending vaksin aja," terang buruh serabutan yang sudah merantau ke Jakarta selama 10 tahun lebih itu.

Sadi menuturkan pihaknya tak keberatan dengan syarat yang diajukan pemerintah. Menurut dia, vaksinasi juga bukan hal yang menakutkan. Meski sudah renta, Sadi memang berfisik kuat sehingga efek samping vaksin tak dihiraukannya.

"Sempat pegal sama sumeng (demam) tapi anggap aja obat tidur. Malah pulas tidurnya kalau ada meriang sedikit," kelakarnya.

"Saya sih sah-sah saja sama syarat vaksin. Lagipula kita sedari kecil juga sudah ada imunisasi. Apa yang perlu ditakutin. Asalkan kita sehat ya jalanin saja," tukasnya. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya