Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Anies: Urban 20 Siapkan Solusi Teknis Perkotaan Untuk Rekomendasi G20 

Putri Anisa Yuliani
16/2/2022 20:38
Anies: Urban 20 Siapkan Solusi Teknis Perkotaan Untuk Rekomendasi G20 
Penyelenggaraan Urban 20(Dok. Pemprov DKI jakarta)

JAKARTA siap menjadi tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin kota dunia dalam acara Urban 20 (U20) Mayors Summit 2022, sebagai bagian dari agenda Presidensi G20 Indonesia. Pertemuan para pemimpin kota dunia, akan membahas tantangan perkotaan pascapandemi yang harus dihadapi kota-kota dunia, sejalan dengan tema Presidensi G20 Indonesia, ‘Recover Together, Recover Stronger’. 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam diskusi Bincang Urban 20: Isu Perkotaan dan Presidensi G20 Indonesia mengatakan, Urban 20 atau U20 adalah pertemuan penting di mana para pemimpin kota-kota di dunia hadir membicarakan dan saling membagikan solusi teknis dalam masalah-masalah perkotaan termasuk kependudukan, ekonomi, transportasi hingga lingkungan. Kesimpulan pertemuan tersebut akan dibawa sebagai rekomendasi teknis kebijakan di pertemuan G20. 

"Sifat U20 ini pilar untuk menopang G20. Kami terlibat U20 mulai 2018, inisiasinya Desember 2017. Pada One Planet Summit di Paris. Sekarang Jakarta tuan rumah. Ketika pertemuan pertama, Presiden Argentina dan Walikota Buenos Aires menggarisbawahi keputusan terkait masa depan ini bermula dari masalah perkotaan, lingkungan hidup misalnya, ini mayoritas dari urban. Ketika pimpinan urban terlibat dalam identifikasi masalah maka akan lebih dekat dengan eksekusi dibanding tingkat nasional," ujarnya dalam diskusi yang disiarkan langsung dari Jakarta International Stadium (JIS) itu, Rabu (16/2). 

Ia juga berharap bahwa pertemuan U20 serta G20 nantinya bisa mempersempit ketimpangan hidup antar penduduk di perkotaan. Menurut dia, ketimpangan antar negara saat ini semakin menipis. Namun, ketimpangan penduduk di dalam kota itu sendiri semakin melebar. 

"Ketiga, kita bahas juga bagaimana kita punya sistem kesehatan dan sosial yang menjamin ke semuanya. Ada enam agenda utamanya yang harapannya bisa memunculkan solusi-solusi," tutur Anies. 

Dalam kesempatan tersebut, Anies juga berbicara soal upaya dekarbonisasi yang sedang dilakukan Jakarta melalui berbagai kebijakan semisal mendorong penggunaan kendaraan listrik dan mendorong warga berjalan kaki serta menggunakan sepeda. 

Melalui serangkaian upaya, Anies mengklaim Pemprov DKI sudah mengurangi emisi hingga 26% pada tahun lalu dan ditargetkan bisa mengurangi emisi hingga 30% di 2030. 

Baca juga : Indonesia akan Perjuangkan Aspirasi Negara Berkembang dalam Presidensi G20 

Dengan kebijakan ini, ia sadar bahwa swasta tak bisa sendirian untuk melakukan transformasi energi untuk membangun industri energi terbarukan. Pihak swasta harus dibantu oleh pemerintah melalui kebijakan seperti bus listrik. 

Dalam kesempatan yang sama Ketua Masyarakat Energi Terbarukan, Surya Darma, mengapresiasi kebijakan Pemprov DKI. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah daerah hampir tidak memiliki keterbatasan untuk membuat kota lebih hijau. 

Ia pun menegaskan, pascapandemi, kota-kota besar harus memiliki pandangan pembangunan yang lebih hijau dan cerdas. 

"Upaya dekarbonisasi ini bisa menuntun peluang pekerjaan yang lebih besar. Namun, sosialisasinya masih kurang agresif sehingga kekhawatiran di masyarakat masih besar," tuturnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, menuturkan, perkotaan atau urban memang memiliki banyak peluang namun di sisi lain juga memiliki kompleksitas permasalahan yang lebih besar ketimbang pedesaan. 

"Untuk itu, apapun solusinya nanti dari G20 akan saya terjemahkan melalui kearifan lokal yang ada dan dijalankan," ujarnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya