Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

DPRD DKI Prediksi Ekonomi Jakarta Membaik di 2021

Hilda Julaika
24/11/2020 20:43
DPRD DKI Prediksi Ekonomi Jakarta Membaik di 2021
Pekerja berjalan di trotoar dengan latar belakang gedung perkantoran di kawasan Sudirman, Jakarta(Antara/Akbar Nugroho)

ANGGOTA Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI S Andyka memprediksi ekonomi Jakarta akan membaik di tahun depan. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menurut pernyataan Andyka, ekonomi Jakarta akan tumbuh di angka sekitar 5,2%.

“Kami sudah pertimbangkan asumi pertumbuhan ekonomi makro, dari BPS. Kami lihat asumsi pertumbuhan ekonomi makro DKI itu sebesar kurang lebih 5,2%” kata Andyka saat dikonfirmasi, Selasa (24/11). “Jadi Insya Allah ekonomi 2021 lebih baik ketimbang tahun ini,” jelasnya.

Pemerintah pusat pun, sambungnya, mengumumkan industri akan tumbuh tahun depan. Sehingga akan meningkatkan pajak kendaraan bermotor dan sebagainya. Selain itu, sektor pariwisata juga akan semakin meningkat di 2021 mendatang. Bangkitnya sektor pariwisata bisa meningkatkan pertumbuhan pajak hotel dan restoran.

Atas dasar prediksi pertumbuhan ekonomi tersebut. DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) telah menyepakati besaran Rancangan APBD tahun anggaran 2021 sebesar Rp82,5 triliun.

Kesepakatan tersebut disampaikan Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi. Penetapan ini usai mempertimbangkan berbagai saran dan masukan dalam pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD).

Pras sapaan karib Prasetio merinci besaran proyeksi tersebut terdiri atas postur pendapatan daerah sebesar Rp72,20 triliun. Terdiri dari pendapatan asli daerah (PAD) Rp51,27 triliun, pendapatan transfer Rp17,51 triliun, dan lain-lain pendapatan yang sah Rp3,42 triliun.

Selanjutnya, postur belanja daerah sebesar Rp72,98 triliun. Namun, besaran itu telah dirasionalisasi terhadap postur belanja operasi, belanja modal, belanja tidak terduga (BTT) dan belanja transfer untuk dinolkan berdasarkan kesepakatan Banggar dengan jajaran eksekutif yang diwakili TAPD.

Sedangkan, untuk postur penerimaan pembiayaan daerah diproyeksikan Rp10,29 triliun dengan sisa lebih penghitungan APBD (Silpa) 2020 Rp2,02 triliun dan penerimaan pinjaman daerah sebesar Rp8,27 triliun.

Kemudian, untuk postur pengeluaran pembiayaan diproyeksikan Rp9,5 triliun dengan rincian penyertaan modal daerah (PMD) Rp9,28 triliun dan pembayaran cicilan utang yang jatuh tempo Rp33,65 miliar. (J-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : MEGAPOLITAN
Berita Lainnya