Headline

Presiden Prabowo resmikan 80.000 Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia.

Fokus

Terdapat sejumlah faktor sosiologis yang mendasari aksi tawur.  

DPRD DKI Sebut Penggunaan Dana PEN tidak Utamakan Rakyat

Hilda Julaika
26/10/2020 09:33
DPRD DKI Sebut Penggunaan Dana PEN tidak Utamakan Rakyat
Pekerja menyelesaikan pemasangan rumput untuk lapangan latih di Kompleks Stadion Utama Jakarta International Stadium (JIS), Jakarta.(ANTARA/Puspa Perwitasari)

ANGGOTA DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI-P Gilbert Simanjuntak menyoroti penggunaan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) milik DKI. Menurutnya, dana pinjaman dari pemerintah pusat ini justru lebih mementingkan penyelesaian proyek DKI ketimbang untuk kepentingan rakyat. Padahal, dana PEN tujuannya untuk pemulihan ekonomi dan bisa terwujud jika dialokasikan untuk rakyat.

"Ini sangat melukai perasaan rakyat. Sedikit pun tidak ada rencana alokasi dana untuk langsung ke rakyat dari Pinjaman PEN sebesar Rp3,265 triliun. Padahal, terminologi yang digunakan adalah untuk pemulihan ekonomi," kata Gilbert kepada Media Indonesia, Senin (26/10).

Lebih rinci dijelaskan, dana PEN yang akan diterima DKI naik dari rencana semula Rp12,5 triliun menjadi Rp3,265 triliun.

Baca juga: Dinas Lingkungan Hidup DKI Gelar Uji Emisi Gratis

Tetapi, Gilbert sangat menyangkan Pemprov DKI lebih mengutamakan menutupi kekurangan dana proyek karena salah prediksi, daripada membantu warga yang terpuruk.

Padahal, menurutnya, dana PEN harusnya diutamakan untuk rakyat langsung guna mendorong roda perekonomian.

Gilbert melanjutkan, hasil penelitian oleh CSIS dan juga sejumlah pakar ekonomi mengatakan sebaiknya UMKM digalakkan dan dana tunai diberikan dari PEN ini.

"Jangan lagi memberi bansos tetapi lebih baik uang tunai dan membantu UMKM. Sayangnya, alokasi dana Pinjaman PEN sebesar Rp200 miliar diberikan untuk proyek TIM yang bermasalah sejak awal dan proyek mercu suar Jakarta Internasional Stadium (JIS) sebesar Rp 1,182 triliun," ungkapnya.

"Warga DKI membutuhkan pemimpin yang seimbang dan bijaksana dalam membuat kebijakan, menginjak rem (PSBB), dan menginjak gas (mendorong pertumbuhan ekonomi rakyat agar bangkit). Ini hanya bisa diharapkan dari seorang pemimpin yang hatinya tulus ingin mengabdi kepada rakyat. Narasi seorang pemimpin tanpa disertai aksi, adalah ibarat tong kosong," pungkasnya. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya