Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Hari Pertama PSBB, Mal Terpantau Sepi

Hilda Julaika
14/9/2020 19:29
Hari Pertama PSBB, Mal Terpantau Sepi
Situasi Senayan City yang sepi pengunjung saat hari pertama PSBB.(Antara/Muhammad Adimaja)

MULAI Senin (14/9), Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Selama masa PSBB, pusat perbelanjaan atau mal masih diizinkan beroperasi. Namun, dengan pengunjung dibatasi maksimal 50% dari total kapasitas, disertai protokol kesehatan yang ketat.

Mal Ciputra, yang berlokasi di Jakarta Barat, terlihat sepi pengunjung. Berdasarkan pantauan Media Indonesia pukul 16.00 WIB, mal ini justru dipenuhi pekerja tiap tenant yang menjual berbagai produk.

Baca juga: Operasional Mal Sama dengan Saat PSBB Transisi

Sementara, pengunjung terlihat sepi. Namun, terlihat beberapa konsumen yang mengunjungi tenant. Kondisi ini diamini seorang customer service yang bertugas, Siti Komala Damayanti. Menurutnya, pengunjung mal cenderung menurun saat PSBB berlaku. Dia memperkirakan pengunjung Mal Ciputra hari ini sekitar 20-25%.

"Kalau dari pengunjung memang berkurang terus tanpa harus diberi tahu. Hari ini pun semakin berkurang. Paling antara 20-25%," tutur Mala, sapaan akrabnya, Senin (14/9).

Manajemen mal juga memastikan pengunjung tidak lebih dari 50%. Itu dengan menggunakan sistem scan barcode pada setiap pengunjung. "Nanti di depan pintu masuk dan keluar pakai sistem scan barcode. Jadi, ketahuan data pengunjungnya. Terlebih dahulu harus instal aplikasi dari kami,” jelasnya.

Baca juga: Anies Ingin Perda Dana Cadangan Segera Dicabut

Salah satu restoran di Mal Ciputra, juga mengakui minimnya pengunjung pada hari pertama PSBB. Supervisor The Imperial Kitchen Dimas menyebut pembeli hanya berkisar 30% dari kondisi normal. Dari angka tersebut, mayoritas pesanan berasal dari aplikasi online, yakni 75%. Sisanya, pembeli datang langsung ke restoran.

"Masih sedikit pemesan makanannya. Itu 75%-nya beli dari aplikasi online," ungkap Dimas.

Dimas tidak menampik adanya potensi merumahkan karyawan. Sebab, restoran tidak boleh memberikan layanan makan di tempat selama PSBB. Alhasil manajemen tidak membutuhkan banyak karyawan saat beroperasi.(OL-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya