Headline
Pemerintah belum memastikan reshuffle Noel.
MULAI Senin (14/9), Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Selama masa PSBB, pusat perbelanjaan atau mal masih diizinkan beroperasi. Namun, dengan pengunjung dibatasi maksimal 50% dari total kapasitas, disertai protokol kesehatan yang ketat.
Mal Ciputra, yang berlokasi di Jakarta Barat, terlihat sepi pengunjung. Berdasarkan pantauan Media Indonesia pukul 16.00 WIB, mal ini justru dipenuhi pekerja tiap tenant yang menjual berbagai produk.
Baca juga: Operasional Mal Sama dengan Saat PSBB Transisi
Sementara, pengunjung terlihat sepi. Namun, terlihat beberapa konsumen yang mengunjungi tenant. Kondisi ini diamini seorang customer service yang bertugas, Siti Komala Damayanti. Menurutnya, pengunjung mal cenderung menurun saat PSBB berlaku. Dia memperkirakan pengunjung Mal Ciputra hari ini sekitar 20-25%.
"Kalau dari pengunjung memang berkurang terus tanpa harus diberi tahu. Hari ini pun semakin berkurang. Paling antara 20-25%," tutur Mala, sapaan akrabnya, Senin (14/9).
Manajemen mal juga memastikan pengunjung tidak lebih dari 50%. Itu dengan menggunakan sistem scan barcode pada setiap pengunjung. "Nanti di depan pintu masuk dan keluar pakai sistem scan barcode. Jadi, ketahuan data pengunjungnya. Terlebih dahulu harus instal aplikasi dari kami,” jelasnya.
Baca juga: Anies Ingin Perda Dana Cadangan Segera Dicabut
Salah satu restoran di Mal Ciputra, juga mengakui minimnya pengunjung pada hari pertama PSBB. Supervisor The Imperial Kitchen Dimas menyebut pembeli hanya berkisar 30% dari kondisi normal. Dari angka tersebut, mayoritas pesanan berasal dari aplikasi online, yakni 75%. Sisanya, pembeli datang langsung ke restoran.
"Masih sedikit pemesan makanannya. Itu 75%-nya beli dari aplikasi online," ungkap Dimas.
Dimas tidak menampik adanya potensi merumahkan karyawan. Sebab, restoran tidak boleh memberikan layanan makan di tempat selama PSBB. Alhasil manajemen tidak membutuhkan banyak karyawan saat beroperasi.(OL-11)
Presiden Joko Widodo mengaku bingung dengan banyaknya istilah dalam penangan covid-19, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar hingga Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Demi membantu UMKM untuk bangkit kembali, influencer Bernard Huang membuat gerakan yang diberi nama PSBB atau Peduli Sesama Bareng Bernard dii Kota Batam.
Kebijakan itu juga harus disertai penegakan hukum yang tidak tebang pilih, penindakan tegas kepada para penyebar hoaks, dan jaminan sosial bagi warga terdampak.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 20.155 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 6.934 positif dan 13.221 negatif.
Untuk menertibkan masyarakat, tidak cukup hanya dengan imbauan. Namun harus dibarengi juga dengan kebijakan yang tegas dalam membatasi kegiatan dan pergerakan masyarakat di lapangan.
Epidemiolog UI dr.Iwan Ariawan,MSPH, mengungkapkan, untuk menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia, sebenarnya dibutuhkan PSBB seperti tahun 2020 lalu.
KETUA Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja menyatakan turut mengomentari fenomena rombongan jarang beli (Rojali) dan rombongan hanya nanya (Rohana).
Ia juga menyampaikan apresiasinya kepada Gubernur Bali Wayan Koster yang dalam beberapa program pembangunan telah menempatkan nasionalisme sekaligus mencintai produk lokal Bali.
Temuan menunjukkan bahwa paparan iklan di dalam mal mampu menghasilkan brand recall yang lebih tinggi dan meningkatkan keterlibatan audiens dibandingkan media luar ruang lainnya.
Pemerintah Kota Bandung Jawa Barat sudah menyiapkan langkah setelah melihat sejumlah mal sepi pengunjung atau bisa dibilang mati suri.
Pico Indonesia, selaku pengelola Mal Pluit Junction, berkomitmen menuntaskan transformasi mal tersebut menjadi EV Indonesia Center di akhir tahun ini.
Jakarta Premium Outlets diharapkan menjadi ikon pusat belanja di Tangerang dan di Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved