Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Fotografer Media Indonesia Jadi Korban Pencurian di Gedung DPR

Tri Subarkah
14/7/2020 19:43
Fotografer Media Indonesia Jadi Korban Pencurian di Gedung DPR
Gedung DPR/MPR di Jalan Gatot Subroto, Jakarta.(MI/ BARY FATHAHILAH)

WARTAWAN foto harian Media Indonesia Mohamad Irfan, 50, melaporkan kasus pencurian yang dialaminya ke Polda Metro Jaya. Irfan menjadi korban pencurian di ruang Media Center Gedung Nusantara III DPR/MPR RI pada Senin (13/7) kemarin.

Pelaku mencuri tas Irvan yang berisi perlengkapan peliputan. Adapun barang dalam tas tersebut yakni sebuah kamera Nikon D600, dua Lensa merek Nikon, satu buah Flash kamera merek Nikon, serta sebuah laptop Lenovo.

Laporan Irfan terdaftar dengan nomor LP/4.088/VII/YAN.2.5/2020/SPKT PMJ Tanggal 14 Juli 2020. Irfan melaporkan kasusnya dengan tindak pidana pencurian yang termaktub dalam Pasal 362 Kitab Undang-undang Hukum Pidana.

Irfan bercerita pencurian tersebut terjadi saat dirinya hendak pulang setelah meliput beberapa acara rapat kerja serta diskusi di Gedung DPR/MPR RI. Namun karena sudah masuk waktu salat Maghrib, ia memutuskan untuk pergi ke musala.

"Selesai tugas kerja saya merapihkan alat-alat, setelah itu pengen pulang tapi keburu azan. Saya taruh di ruang kerja dan saya langsung ke musala," terang Irfan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (14/7).

Irfan mengatakan saat itu ia melihat dua orang di dalam ruang Media Center. Namun keduanya merupakan wartawan yang memang bertugas di DPR dan seorang pengurus.

Saat Irfan hendak melaksanakan salat, salah satu rekannya curiga dengan gerak-gerik seseorang yang diduga merupakan pencuri. Rekan Irfan lantas menyuruhnya untuk memindahkan barang tersebut.

Sayangnya, setelah sampai ke ruang Media Center, Irfan mendapati tas miliknya sudah hilang. Atas kejadian tersebut, Irfan lantas melaporkannya ke pihak keamanan DPR. Irfan mengatakan rekaman CCTV yang merekam pelaku tidak maksimal.

"Yang satu terlalu jauh, satu cuma dari samping, satu lagi burem nggak jelas," katanya.

Irfan mengaku tidak pernah melihat pelaku dengan ciri-ciri seperti yang terekam dari kamera CCTV. Namun, ia mengatakan salah satu rekannya pernah melihat pelaku dan menduga bahwa pelaku sudah memantau situasi sejak Jumat (10/7) lalu.

Menurut Irfan, kamera, lensa, serta laptop yang hilang merupakan inventaris kantor. Ia memperkirakan total kerugian yang dialami mencapai Rp60 juta. Setelah kejadian ini, Irfan dibebastugaskan dari pekerjaannya untuk fokus menyelesaikan kejadian tersebut. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya