Headline
Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.
PUSAT perbelanjaan yang ada di Kota Depok batal buka pada 5 Juni 2020. Pasalnya, angka reproduksi efektif atau Rt masih di atas 1. Bahkan Kota Depok masuk level 3 penyebaran covid-19 di Jawa atau masih dalam kategori cukup berat.
Wali Kota Depok Mohammad Idris menyebut paling cepat pembukaan mal ialah 16 Juni. Hal itu ia sampaikan ketika meninjau kesiapan pembukaan mal di Detos bersama Polres Metro Depok dan Kodim 0508/Depok, Kamis (4/6).
Baca juga:Catat! Ini 66 RW Zona Merah di Jakarta
"Secara umum mereka sudah siap. Persiapan mereka besok (Jumat) sudah dibuka, tapi ternyata belum bisa. Kita melihat tren dari reproduksi efektif bisa di bawah 1,” kata wali kota yang juga dikenal bernama Idris Abdul Shomad itu.
Kendati demikian, imbuh Idris, restoran dan rumah makan sudah bisa buka pada Jumat (5/6).
“Tahapannya seperti itu. PSBB selesai hari ini (Kamis), besok (Jumat) perekonomian Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sudah menggeliat untuk memasarkan hasil produksi. Toko dan rumah makan bisa buka dengan memperhatikan protokol kesehatan,” paparnya.
Pengelola restoran perlu memperhatikan pula jumlah pengunjung yang masuk. Menurut dia, pengunjung diperbolehkan makan di tempat dengan jumlah tertentu dan protokol kesehatan yang berlaku.
Baca juga:Transisi PSBB, DPRD DKI Harap Ada Penurunan Kurva Covid-19
“Boleh makan di tempat tapi nanti mengikuti protokol kesehatan,” ucapnya.
Sementara itu, Direktur Depok Town Square (Detos) Sutikno Pariyoto mengatakan, secara umum pengelola sudah siap beroperasi kembali. Namun, pihaknya tidak berani untuk buka besok sebelum ada instruksi dari Pemerintah Kota Depok.
"Saya juga berharap bukanya tanggal 5 Juni, ya minimal tanggal 8 Juni. Mungkin dia (wali kota) lihat kondisi DKI juga yang minus harus satu. Agak repot juga kalau nggak ada izin dari wali kota,” kata Sutikno yang juga Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Kota Depok itu.
Sutikno memaparkan, pihaknya sudah melakukan persiapan untuk memantau jumlah pengunjung yang masuk nantinya. Jika sudah melebihi kuota, alat deteksi akan menunjukkan sinyal tertentu.
Baca juga:Anies: Usaha di Zona Merah Harus Tutup
“Kita ada deteksinya. Kalau sudah melebihi kuota yang seharusnya, langsung merah (alat deteksi),” pungkasnya. (KG/A-3)
PASCAPANDEMI, penggunaan masker saat ini mungkin sudah tidak menjadi kewajiban. Namun demikian, penggunaan masker nyatanya menjadi salah satu benda penting untuk melindungi diri.
Pengurus IDI, Iqbal Mochtar menilai bahwa kekhawatiran masyarakat terhadap vaksin berbasis Messenger Ribonucleic Acid (mRNA) untuk covid-19 merupakan hal yang wajar.
Teknologi vaksin mRNA, yang pernah menyelamatkan dunia dari pandemi covid-19, kini menghadapi ancaman.
Menteri Kesahatan AS Robert F. Kennedy Jr. membuat gebrakan besar dengan mencabut kontrak dan membatalkan pendanaan proyek vaksin berbasis teknologi mRNA, termasuk untuk covid-19.
PEMERINTAH Amerika Serikat membekukan dana sebesar 500 juta dolar AS yang dialokasikan untuk proyek vaksin mRNA produksi produsen bioteknologi CureVac dan mitranya, Ginkgo Bioworks.
Stratus (XFG), varian COVID-19 baru yang kini dominan di Indonesia, masuk daftar VOM WHO. Simak 5 hal penting menurut Prof. Tjandra Yoga Aditama.
Presiden Joko Widodo mengaku bingung dengan banyaknya istilah dalam penangan covid-19, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar hingga Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Demi membantu UMKM untuk bangkit kembali, influencer Bernard Huang membuat gerakan yang diberi nama PSBB atau Peduli Sesama Bareng Bernard dii Kota Batam.
Kebijakan itu juga harus disertai penegakan hukum yang tidak tebang pilih, penindakan tegas kepada para penyebar hoaks, dan jaminan sosial bagi warga terdampak.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 20.155 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 6.934 positif dan 13.221 negatif.
Untuk menertibkan masyarakat, tidak cukup hanya dengan imbauan. Namun harus dibarengi juga dengan kebijakan yang tegas dalam membatasi kegiatan dan pergerakan masyarakat di lapangan.
Epidemiolog UI dr.Iwan Ariawan,MSPH, mengungkapkan, untuk menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia, sebenarnya dibutuhkan PSBB seperti tahun 2020 lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved