Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

​​​​​​​Cegah Pemalsuan Surat Izin, Anies Sertakan QR Code

Putri Anisa Yuliani
16/5/2020 13:00
​​​​​​​Cegah Pemalsuan Surat Izin, Anies Sertakan QR Code
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mencoba satu upaya menghindari pemalsuan surat izin keluar masuk (SIKM).(MI/PIUS ERLANGGA)

BARU-BARU ini pemerintah pusat menemukan adanya penjualan surat keterangan sehat yang dijual di berbagai toko daring. Surat keterangan sehat dari RS merupakan salah satu persyaratan yang harus dimiliki oleh warga yang ingin berpergian keluar daerah selama masa darurat covid-19.

Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Ketua Gugus Tugas Covid-19 No 4 tahun 2020 Tentang Pembatasan.

Melihat fakta itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun mencoba satu upaya menghindari pemalsuan surat izin keluar masuk (SIKM) yang diberlakukan kepada warga Jakarta yang hendak keluar daerah Jabodetabek dan sebaliknya berlaku pula bagi warga dari luar Jabodetabek yang hendak menuju Jakarta.

Upaya itu ialah dengan menyertakan QR Code pada lampiran SIKM resmi yang diterbitkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta melalui pendaftaran daring. QR Code inilah yang akan dipindai oleh petugas di seluruh titik check point sebagai bentuk pengawasan kebijakan tersebut.

"Semua cek poin (diawasi). Memang ada pihak yang berada di sektor yang diizinkan. Tapi mereka tetap harus mengurus izin, menyertakan buktinya, pakai QR Code. Petugas tinggal scan. Kalau benar lanjutkan. Kalau tidak putar balik. Kita hindari potensi pemalsuan. Ini yang harus diantisipasi," ujar Anies di dalam diskusi virtual Life Stream Fest, Sabtu (16/5).

Baca juga: Anies: Publik Jangan Terbuai Wacana Pelonggaran PSBB

Anies menegaskan sebaiknya masyarakat patuh terhadap kabijakan tidak berpergian keluar Jabodetabek terutama selama masa-masa lebaran.

Saat ini penyebaran virus korona di Jakarta memasuki masa landai. Artinya, kasus-kasus tetap baru muncul dengan angka yang stagnan.

"Karena di bulan puasa orang tetap keluar sore harinya . Sehingga yang tadinya sudah tidak ada penularan, kembali terjadi. Apalagi jika lebaran, semua orang kumpul jadi satu, bisa-bisa ada ledakan lagi," tukasnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya