Anies Sebut Daerah Lain Lebih Parah tapi tidak Ramai di Medsos

Putri Anisa Yuliani
09/1/2020 18:30
Anies Sebut Daerah Lain Lebih Parah tapi tidak Ramai di Medsos
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau pintu air Manggarai, Jakarta, usai banjir besar yang melanda sebagian wilayah Ibu Kota.(ANT/Galih Pradipta)

BENCANA banjir Jakarta dicuit hingga 1 juta kali pada awal tahun baru lalu. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun bersikap dingin atas fakta itu. Ia menyebut tidak akan terlalu memikirkan mengenai percakapan media sosial dan akan fokus bekerja.

"Saya fokus pada bekerja, bekerja di Jakarta memastikan bahwa semua fasilitas kita, semua personalia kita, semua sumber daya kita, itu digunakan untuk memastikan Jakarta berfungsi lagi dengan cepat. Dan alhamdulillah itu kejadian," kata Anies di Balai Kota Jakarta, Kamis (9/1).

Banjir kali ini pun tidak hanya disebabkan oleh manusia tetapi juga faktor alam. Beberapa wilayah di Pulau Jawa seperti Jawa Barat dan Banten dan kini Jawa Tengah juga mengalami bencana banjir.

Di samping itu, bencana banjir di Jakarta pun disebutnya telah ditangani dengan baik dan tidak separah di wilayah lain.

"Kalau di Jawa bagian barat, dari mulai Lebak sampai Bekasi. Sayangnya, tidak semua dapat perhatian dalam percakapan. Coba dicek berapa jembatan yang hilang di banyak tempat. Di Jakarta ini alhamdulillah, gedung hilang tidak ada, rumah longsor tidak ada, jalan rusak tidak ada, betul ya? Kantor tutup tidak ada, mal tutup tidak ada, Bundaran HI ketutup tidak ada. Itu semua tidak ada, tapi pembicaraannya tinggi," tukasnya.


Baca juga: BBWSCC Perbaiki Sementara 44 Titik Tanggul Jebol


Untuk itu, ia pun meminta kepada semua pihak agar bijak dalam menggunakan media sosial. Hal itu pula untuk menjaga agar pemerintah dapat fokus pada wilayah-wilayah yang masih membutuhkan perhatian.

"Nah, pemerintah harus bekerja menggunakan kenyataan, fakta, bukan memfokuskan pada percakapan, karena percakapan bisa naik turun dan bisa positif negatif. Tapi kita bekerja untuk memastikan pelayanan berjalan baik, warga terlindungi, itu semua yang jadi fokus," tuturnya.

Sebelumnya, peneliti Drone Emprit, Ismail Fahmi, pada 2 Januari lalu mencuit fakta mencengangkan terkait cuitan media sosial Twitter soal bencana banjir. Dari data yang dikumpulkan, cuitan soal banjir pada 1 Januari sebanyak 800 ribu cuitan mengalahkan ramainya cuitan pada saat Pilpres 2019 yang hanya mencapai 200 ribu cuitan.

"Dalam 2 tahun terakhir, percakapan 1 Januari memang paling tinggi, sehari mencampai hampir 800K twit. Sebelumnya saat pilpres 27 April sempat sangat tinggi, tapi kalah jauh dengan sekarang," cuit Ismail melalui akun Twitter-nya @ismailfahmi, Kamis (2/1).(OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya