Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Pengamat: Pembatasan Kendaraan Pribadi Dibutuhkan

Putri Anisa Yuliani
10/7/2019 20:46
Pengamat: Pembatasan Kendaraan Pribadi Dibutuhkan
Kebijakan Ganjil-genap(Antara/Dhemas Reviyanto)

PENGAMAT transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Tory Damantoro menegaskan pembatasan kendaraan pribadi dalam jangka waktu lama seperti sistem ganjil genap nomor kendaraan pribadi yang diterapkan masa Asian Games 2018 sangat dibutuhkan.

Sebab, pembatasan kendaraan dengan masa yang panjang adalah salah satu faktor pendukung utama kebermanfaatan angkutan umum guna menekan kemacetan.

"Memang membatasi kendaraan pribadi tidak bisa hanya dengan 'predict and supply'. Tapi dengan 'predict, supply and management'. Karena disuplai angkot banyak gratis pun kalau pribadinya nggak dibatasi akan tetap macet," tegasnya saat dihubungi, Rabu (10/7).

Ia pun mendukung usulan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) kepada Pemprov DKI agar menghidupkan kembali sistem ganjil genap dalam jangka panjang seperti saat perhelatan Asian Games 2018.

Menurutnya, dari studi perbandingan efektivitas sistem ganjil genap dari waktu ke waktu, penerapan ganjil genap saat Masa Asian Games 2018 merupakan yang paling efektif mengurangi kemacetan. Kecepatan kendaraan bisa bertambah hingga rata-rata 44km/jam.

Baca juga : Perbaikan Angkutan Umum Jadi Target Kerja Dishub DKI

"Jadi BPTJ mengevaluasi ganjil genap sebelum, saat, dan sesudah Asian Games. Yang paling berdampak adalah yang saat Asian Games," tegasnya.

Sistem ganjil genap saat masa perhelatan Asian Games 2018 berlangsung sejak pukul 06.00 sampai 21.00. Waktunya lebih panjang dibandingkan situasi normal yakni pukul 06.00-10.00 dan pukul 16.00-20.00.

"Saat tidak diberlakukan sepanjang waktu, orang masih bisa mengutak-atik perginya di luar waktu itu bisa lebih pagi atau lebih malam. Karakteristiknya orang kita kan seperti itu," ujarnya.

Kebijakan pembatasan kendaraan pribadi dengan sistem ganjil genap yang diperpanjang pun bisa dimanfaatkan untuk menekan masyarakat menggunakan angkutan umum. TransJakarta pun dinilai sudah cukup baik dalam menyediakan angkutan umum.

Hingga kini dari studi TransJakarta sebanyak 73% penduduk sudah bisa mengakses angkutan Jak Lingko kurang dari 500 meter dari tempat tinggal mereka. Artinya, jarak angkutan umum sudah semakin mendekati masyarakat.

"Hanya 27% yang harus menempuh jarak lebih dari 500 meter untuk bisa menjangkau kendaraan umum. Sebanyak 51% penduduk Jakarta juga sudah bisa mengakses bus TransJakarta baik koridor maupun non koridor dengan jarak 500 meter. Capaian itu sudah cukup baik," kata Tory.(OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya