Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Depresi dan Kurang Tidur Perparah Nyeri Haid, Ini Faktanya yang Perempuan Wajib Tahu!

Alya Putri Abi
05/12/2024 17:21
Depresi dan Kurang Tidur Perparah Nyeri Haid, Ini Faktanya yang Perempuan Wajib Tahu!
Ilustrasi nyeri haid.(Dok. Freepik)

BANYAK wanita sering mengabaikan dampak kesehatan mental dan gaya hidup terhadap siklus menstruasi mereka. Padahal gaya hidup tak sehat seperti kurang tidur hingga depresi perparah nyeri haid.

Namun faktanya, menurut temuan yang diterbitkan dalam Briefings in Bioinformatics, depresi memiliki dampak terhadap dismenore primer, yaitu nyeri haid yang terjadi tanpa kondisi medis lain dan biasanya disebabkan oleh kontraksi rahim.

Peneliti menemukan bahwa orang yang depresi 51% lebih mungkin mengalami nyeri haid setelah menganalisis data genetik dari sekitar 600.000 orang Eropa dan 8.000 orang Asia Timur.

Orang yang mengalami depresi dan masalah tidur, dengan gangguan mood, memiliki kemungkinan tiga kali lebih besar untuk mengalami nyeri haid dibandingkan dengan mereka yang tidak depresi.

"Perubahan kadar hormon dan neurotransmitter pada orang dengan depresi dapat memengaruhi cara tubuh memproses rasa sakit, yang dapat menyebabkan kram menstruasi lebih parah," kata John Moraros, MD, PhD, profesor dan dekan School of Science di Xi'an Jiaotong-Liverpool University, Cina.

Hubungan Antara Nyeri Haid dan Depresi

Meskipun demikian, Dr. Moraros menjelaskan bahwa tidak ada hubungan langsung antara nyeri menstruasi dan depresi, kemungkinan karena cara keduanya berinteraksi secara biologis.

"Tidak adanya hubungan kausal dari nyeri menstruasi ke depresi mungkin berasal dari sifat bagaimana kondisi ini berinteraksi secara biologis," tambahnya.

Salah satu keterbatasan penelitian ini adalah bahwa para peneliti hanya menganalisis hubungan genetik antara depresi dan nyeri menstruasi, tanpa mempertimbangkan faktor lain seperti tingkat stres, kebiasaan olahraga, atau kondisi medis yang mendasari.

Temuan ini berbeda dengan beberapa penelitian sebelumnya, seperti analisis dari 10 studi yang melibatkan sekitar 4.700 peserta, yang menemukan bahwa orang dengan dismenore 72% lebih berisiko mengalami depresi.

Kaitan Antara Nyeri Haid dan Kualitas Tidur

Menurut National Library of Medicine, publikasi tentang gangguan menstruasi dan tidur diperoleh dari pencarian di database PubMed, EMBASE, PsycINFO, dan CINAHL, dengan studi yang mencakup periode 1988–2022 dan dinilai menggunakan Daftar Periksa Penilaian Kritis Institut Joanna Briggs.

Yaitu Gangguan menstruasi dapat dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu sindrom pramenstruasi (PMS), dismenore (nyeri haid), dan gangguan siklus menstruasi abnormal atau perdarahan menstruasi yang berat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sindrom pramenstruasi (PMS) dan dismenore terkait dengan gangguan tidur dalam empat dimensi utama, yaitu:

  • Kepuasan: Kualitas tidur yang buruk
  • Kewaspadaan: Kantuk berlebihan di siang hari
  • Efisiensi: Kesulitan memulai atau mempertahankan tidur
  • Durasi: Durasi tidur yang pendek

Tidak ada penelitian yang secara eksplisit mengevaluasi hubungan antara waktu tidur dan gangguan menstruasi. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami bagaimana depresi dan kurang tidur memperparah nyeri haid, serta untuk melakukan studi mendalam guna memahami hubungan antara gangguan tidur dan gangguan menstruasi. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya