Anxiety vs Depresi: Kenali Perbedaan Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Muhammad Ghifari A
04/8/2025 11:50
Anxiety vs Depresi: Kenali Perbedaan Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi(freepik)

BANYAK orang mungkin sulit membedakan antara kecemasan atau anxiety dan depresi. Keduanya merupakan masalah kesehatan mental yang sering kali tumpang tindih, namun memiliki perbedaan mendasar yang penting untuk diketahui. 

Mengetahui perbedaan ini tak hanya penting untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Di samping untuk memilih penanganan yang paling sesuai.

Secara umum, anxiety ditandai dengan perasaan khawatir, takut, dan cemas yang berlebihan. Penderitanya sering kali merasa terancam oleh situasi yang sebenarnya tidak berbahaya. 

Depresi ditandai oleh perasaan sedih yang intens, hilangnya minat atau kegembiraan terhadap aktivitas sehari-hari, serta munculnya rasa putus asa.Meskipun keduanya bisa muncul bersamaan, gejala yang paling dominan sering kali menjadi petunjuk utama.

Mengenali Gejala Utama

Untuk membedakannya, kita bisa melihat gejala utama yang khas dari masing-masing kondisi:

Gejala Anxiety (Kecemasan)

  • Kecemasan Berlebihan: Perasaan khawatir yang intens dan sulit dikendalikan.
  • Gejala Fisik: Jantung berdebar cepat, napas pendek, gemetar, pusing, sakit kepala, dan ketegangan otot.
  • Gangguan Tidur: Kesulitan untuk tidur atau insomnia karena pikiran yang terus-menerus cemas.
  • Ketidakmampuan Berhenti Khawatir: Pikiran negatif terus-menerus muncul, sering kali memikirkan hal terburuk yang bisa terjadi.
  • Perilaku Menghindar: Cenderung menghindari tempat atau situasi yang memicu kecemasan.

Gejala Depresi

  • Kesedihan yang Berkepanjangan: Perasaan hampa, sedih, atau putus asa yang menetap selama minimal dua minggu.
  • Kehilangan Minat dan Kesenangan: Hilangnya minat pada hobi, pekerjaan, atau aktivitas yang sebelumnya disukai.
  • Perubahan Pola Tidur: Bisa berupa insomnia (sulit tidur) atau hipersomnia (tidur berlebihan).
  • Perubahan Pola Makan: Nafsu makan yang menurun atau meningkat secara drastis, sehingga memengaruhi berat badan.
  • Kehilangan Energi dan Kelelahan: Merasa sangat lelah meskipun tidak melakukan aktivitas fisik berat.
  • Perasaan Tidak Berharga: Merasa bersalah, tidak berguna, atau memiliki harga diri yang rendah.
  • Pikiran untuk Bunuh Diri: Dalam kasus yang parah, bisa muncul pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.

Penyebab dan Faktor Risiko

Penyebab kedua kondisi ini bisa berasal dari berbagai faktor, seperti genetik, lingkungan, dan pengalaman hidup. Namun, ada beberapa perbedaan dalam pemicunya:

Penyebab Anxiety:

  • Stres yang Berlebihan: Tekanan yang berasal dari lingkungan kerja, tuntutan sekolah, atau persoalan pribadi.
  • Peristiwa Traumatis: Pengalaman menakutkan seperti kecelakaan atau kekerasan.
  • Faktor genetik: Memiliki anggota keluarga dengan riwayat gangguan kecemasan.
  • Masalah Kesehatan: Kondisi medis tertentu seperti gangguan tiroid atau penyakit jantung.

Penyebab Depresi:

  • Ketidakseimbangan Kimia Otak: Terutama terkait dengan kadar neurotransmitter seperti serotonin dan dopamin.
  • Peristiwa Hidup yang Berat: Kehilangan orang yang dicintai, perceraian, atau masalah keuangan.
  • Riwayat Keluarga: Anggota keluarga yang memiliki riwayat depresi.
  • Penyakit Kronis: Penyakit jangka panjang yang memengaruhi kualitas hidup.

Penanganan yang Tepat

Penanganan untuk anxiety dan depresi sering kali serupa, tetapi fokusnya bisa berbeda. Berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental merupakan cara paling tepat untuk memperoleh diagnosis yang akurat dan perencanaan perawatan yang sesuai.

Penanganan Anxiety:

  • Terapi Kognitif Perilaku (CBT): Membantu seseorang mengenali serta mengubah pola pikir negatif yang menjadi pemicu kecemasan.
  • Obat-obatan: Dokter mungkin meresepkan antidepresan atau anxiolytics untuk mengelola gejala.
  • Teknik Relaksasi: Latihan seperti pernapasan dalam, meditasi, dan yoga efektif untuk menenangkan tubuh dan pikiran.
  • Gaya Hidup Sehat: Tidur yang cukup, aktivitas fisik secara teratur, serta konsumsi makanan bergizi membantu menjaga keseimbangan tubuh dan mental.

Penanganan Depresi:

  • Terapi Bicara (Psikoterapi): Terapi seperti CBT atau terapi interpersonal dapat membantu penderita mengatasi perasaan dan pikiran negatif.
  • Antidepresan: Jenis obat ini diberikan untuk membantu menstabilkan zat kimia dalam otak.
  • Kelompok Pendukung: Berinteraksi dan saling berbagi cerita dengan mereka yang menghadapi masalah serupa dapat memberikan kekuatan dan dukungan emosional.
  • Aktivitas Fisik: Olahraga telah terbukti efektif meningkatkan mood dan mengurangi gejala depresi.

Meskipun anxiety dan depresi memiliki gejala yang saling terkait, memahami perbedaan utamanya sangat krusial. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala yang telah disebutkan, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik, dan penanganan yang tepat bisa membantu seseorang menjalani hidup yang lebih baik. (Halodoc/Alosehat/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya