Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
GURU Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Rini Sekartini mengatakan orangtua perlu memperhatikan kemampuan anak jika ingin mengajarkan lebih dari satu bahasa kepada anak.
"Salah satu yang dipentingkan dalam mempelajari bilingual adalah kemampuan reseptif otak pada awal kehidupan. Artinya dia mengerti apa yang disampaikan dan juga lingkungan yang kaya akan stimulasi, menyenangkan, dan konsisten itu diperlukan supaya hasilnya menjadi lebih baik," kata Rini dalam sebuah diskusi daring, dikutip Kamis (22/8).
Rini mengatakan, umumnya, anak berusia nol sampai tiga tahun belum bisa membedakan bahasa dengan baik. Namun, setelah berusia tiga tahun, anak biasanya dapat memahami dan membedakan bahasa yang digunakan oleh lawan bicara.
Baca juga : Mengajarkan Bahasa kepada Anak Sebaiknya Melalui Interaksi Langsung
Menurut dia, respons anak terhadap paparan lebih dari satu bahasa pada usia dini dipengaruhi oleh proporsi paparannya.
"Kalau awal kehidupan sudah menggunakan dua bahasa tapi ada satu yang lebih dominan dan mereka lebih respons pada bahasa tersebut, mungkin yang satu lebih ditingkatkan, atau lebih mudah mengerti dalam bahasa Indonesia. Jadi, harus diperhatikan satu persatu," katanya.
Rini juga mengemukakan bahwa tidak ada penelitian yang membuktikan anak-anak yang diajari lebih banyak bahasa pada usia dini akan mengalami keterlambatan bicara.
Baca juga : Orangtua Diingatkan Berikan Makanan Bergizi di 1.000 Hari Pertama Anak
Meski demikian, lanjutnya, anak-anak yang monolingual atau hanya menguasai satu bahasa umumnya memiliki lebih banyak kosa kata dibandingkan dengan anak-anak bilingual.
Ia mengatakan pengajaran lebih dari satu bahasa berdasarkan kemampuan umumnya tidak menimbulkan masalah pada anak dengan tingkat
kecerdasan normal.
Jika kemampuan berbahasa anak malah susah berkembang karena diberi stimulasi menggunakan dua bahasa, orangtua sebaiknya menghentikan pengajaran salah satu bahasa.
Baca juga : Ini Cara Mengurangi Konsumsi Makanan dan Minuman Manis untuk Anak
"Kita harus drop salah satunya, karena kalau anak tersebut harus masuk ke dalam skema intervensi, terapis hanya bisa satu bahasa, misal
bahasa Indonesia," katanya.
"Jadi, perlu benar kita perhatikan kemampuan perkembangan bicara bahasanya, terutama pada usia dua tahun," tambah Rini.
Ia mengatakan orangtua sebaiknya memberikan stimulasi secara proporsional melalui interaksi langsung, bukan menggunakan gawai, dalam
mengajarkan bahasa kepada anak. (Ant/Z-1)
Peringatan Hari Anak Nasional merupakan bentuk nyata dari penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak anak sebagai generasi penerus bangsa yang memiliki peran strategis.
Pengawasan orangtua kepada anak saat mengakses gadget dibutuhkan agar anak bisa memahami batasan akses ke jenis-jenis konten yang sesuai untuk usia mereka.
Stimulasi sensorik sendiri melibatkan penggunaan panca indra anak mulai dari penglihatan hingga sentuhan sehingga anak bisa memahami dan berinteraksi dengan lingkungannya.
Anak yang terpapar lagu-lagu dari lingkungannya perlu bimbingan orangtua untuk mengarahkan referensi musik yang lebih sesuai kepada anak dan menikmatinya bersama.
Kesulitan meregulasi emosi dan impulsivitas bisa menjadi salah satu faktor seorang anak dalam kenakalan yang akhirnya berujung pada tindak kriminal.
Tinggi badan anak dari keluarga perokok lebih pendek 0,34 cm dibanding anak dari keluarga tidak merokok.
Bahasa Indonesia memang berasal dari rumpun Melayu, tetapi telah berkembang pesat dengan menyerap berbagai unsur bahasa asing dan daerah.
Di ruang publik, hingga kini masih banyak ditemukan penggunaan kosakata, frasa, bahkan kalimat dalam bahasa asing—terutama bahasa Inggris.
Trigatra Bangun Bahasa dirumuskan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) tidak lama setelah penetapan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009
Ada lima area utama pendekatan pendidikan yang dilakukan Casa Dei Montessori yaitu keterampilan hidup (practical life), sensorial, matematika, bahasa, dan kultural.
Hidupkan tulisanmu! Pelajari majas personifikasi, teknik kreatif berbahasa yang memikat dan informatif. Tingkatkan kemampuan menulis SEO-mu!
Jelajahi dunia kata serapan! Temukan bagaimana bahasa terus berkembang dan diperkaya dengan adopsi istilah baru yang relevan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved