Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
CUACA panas terik kerap kali mengundang keinginan untuk menenggak minuman dingin dan bersoda. Namun, di balik nikmatnya minuman bersoda yang dingin, tersimpan bahaya yang bisa menyerang tubuh, salah satunya penyakit diabetes.
Melansir dari situs resmi Universitas Airlangga (UNAIR), satu kaleng minuman bersoda rata-rata mengandung 15-18 sendok teh gula dan lebih dari 240 kalori. Selain jumlahnya yang tinggi dan cepat dicerna, gula dan kalori tersebut tidak lantas membuat asupan kalori pada menu makanan turun.
Zat-zat tersebut hanya akan menambah jumlah kalori pada santapan harian, tidak bisa menjadi pengganti. Berlebihnya asupan kalori dan gula ditambah dengan rendahnya aktivitas fisik membuat zat tersebut menjadi jarang digunakan. Kalori dan gula pun akhirnya disimpan lalu menumpuk dalam tubuh.
Baca juga : WHO Sebut Pemanis Non-Gula Tak Dapat Kurangi Berat Badan dan Picu DM Tipe 2
Menggunungnya jumlah gula diduga berkaitan erat dengan diabetes. Ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa minuman bersoda yang mengandung gula mampu meningkatkan risiko berkembangnya penyakit diabetes tipe 2. Selain itu, ada juga penelitian yang mengungkap mengonsumsi satu atau lebih minuman bersoda dalam sehari diduga mampu membuat tubuh lebih sulit mengelola gula darah.
Nyatanya bukan hanya gula darah yang susah dikendalikan, risiko terserang sindrom metabolik pun meningkat. Sindrom metabolik adalah sekumpulan faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, dan stroke. Faktor-faktor tersebut meliputi tingginya tekanan darah, kadar lemak dalam darah (trigliserida), kadar gula darah, lemak perut, dan rendahnya tingkat kolesterol baik HDL (High-density lipoprotein)
Pengganti Minuman Bersoda
Baca juga : Solusi Pemanis yang Aman dan Sehat untuk Penderita Diabetes
Apabila kamu berusaha mengganti minuman bersoda biasa dengan yang rendah gula (diet soda), hasilnya tidak lebih baik atau menyehatkan. Memang benar diet soda tidak mengandung gula dan hanya sedikit kalori, bahkan tidak sama sekali. Namun, diet soda biasanya mengandung pemanis buatan. Menurut studi terhadap 66.118 wanita selama 14 tahun, baik minuman bergula asli atau buatan sama-sama meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
Jika ingin menurunkan risiko diabetes, jangan konsumsi minuman bersoda. Berdasarkan penelitian, mengganti hanya satu minuman bergula setiap hari dengan air putih, kopi bebas gula atau teh tanpa gula, sudah bisa menurunkan risiko diabetes.
Agar bahaya dari minuman bersoda seperti diabetes tidak mengintai, gantilah hidangan dengan berbagai pilihan sehat seperti air putih, air jahe, smoothie buah yang diblender sendiri, cokelat panas, air lemon, susu, teh hijau, jus jeruk, atau kopi yang semuanya tanpa menggunakan gula atau pemanis buatan.(M-3)
Banyak yang bertanya, “Jika orang tua saya menderita diabetes, apakah saya juga akan mengalaminya?” Jawabannya: belum tentu.
Penelitian menunjukkan, orang yang mengonsumsi natrium tinggi berisiko 19% lebih besar terkena penyakit kardiovaskular dibanding yang membatasi asupan garam
Asam jawa tak hanya bumbu dapur khas Nusantara, tapi juga kaya manfaat kesehatan. Pelajari 5 manfaat asam jawa berikut.
Buah kering melalui proses pengeringan yang mengurangi kadar air, tetapi meningkatkan konsentrasi gula yang ada.
DINAS Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatat bahwa saat ini banyak warga berusia remaja di Jakarta terancam mengidap penyakit diabetes.
Istilah diabetes kering dan basah sering menimbulkan salah kaprah di masyarakat. Artikel ini membahas fakta medis di balik kedua istilah tersebut.
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam BMJ Oncology mengungkapkan fakta mengkhawatirkan terkait konsumsi minuman berpemanis buatan.
Pemanis buatan tidak diperbolehkan untuk digunakan pada produk pangan yang diperuntukkan bagi bayi, anak usia di bawah tiga tahun, serta ibu hamil dan menyusui.
Studi terbaru menunjukkan konsumsi minuman yang mengandung erythritol, dapat lebih dari dua kali lipat meningkatkan risiko pembekuan darah pada orang sehat.
Mengonsumsi 2 liter atau lebih minuman dengan pemanis buatan dalam seminggu secara rutin, meningkatkan risiko gangguan jantung hingga 20%.
WORLD Health Organization (WHO) merilis aturan baru mengenai batasan konsumsi pemanis buatan atau aspartam sebanyak 40 mg per kg berat badan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved