Headline
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
Penyelenggara negara tak takut lagi penegakan hukum. Kisruh royalti dinilai benturkan penyanyi dan pencipta lagu yang sebenarnya saling membutuhkan.
UPAYA pencegahan stunting pada anak memerlukan peran aktif keluarga, terutama orangtua. Dalam mencukupi gizi anak, orangtua perlu mengkreasikan menu agar anak tertarik mengonsumsi makanan bergizi. "Selain itu, orangtua juga perlu memberikan contoh kebiasaan pola makan yang baik di rumah dan menyediakan waktu makan bersama yang berkualitas dengan anak," ujar psikolog anak dan keluarga, Ajeng Raviando beberapa waktu lalu.
Ajeng menjelaskan, di usia balita anak menyerap berbagai pengetahuan dengan cepat. Memberi contoh pola makan yang baik merupakan langkah efektif menularkan kebiasaan tersebut pada anak.
"Sediakan waktu bersama untuk makan bersama dan kasih contoh baik. Selain itu, orangtua perlu menyampaikan kalimat dengan positif agar tertanam afirmasi yang baik di benak mereka tentang makanan," papar Ajeng.
Baca juga : Remaja Putri dan Ibu Hamil Jadi Sasaran Utama Pencegahan Cikal Bakal Stunting
Sayangnya, lanjut dia, banyak orangtua tidak menganggap berat badan kurang pada anak mereka sebagai masalah yang besar. Orangtua juga sering tidak siap untuk melakukan perubahan untuk mengatasi masalah tersebut. Beberapa orangtua cenderung menghindari percakapan tentang masalah berat badan anak agar tidak menjadi beban psikologis bagi diri mereka sendiri.
"Penting bagi orangtua untuk berpikir terbuka dan objektif dalam menerima rekomendasi ahli kesehatan untuk mengikuti petunjuk pemulihan gizi yang disarankan," kata Ajeng.
Terpisah, Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat (Kopmas) mengungkapkan minimnya pengetahuan orangtua, terutama ibu, turut menyebabkan anak kurang gizi. Wakil Ketua Kopmas Yuli Supriati menyampaikan mencontohkan hasil temuan Kopmas di Kabupaten Pandeglang, Banten. Sebagian ibu di sana memberikan susu kental manis pada bayi sebagai pengganti ASI.
"Hal itu membuat bayi yang lahir dengan berat badan normal, mengalami penurunan berat badan pada usia dua atau tiga bulan. Jika tidak diintervensi, anak tersebut akan dapat menjadi stunting," ujarnya pada diskusi publik menyambut Hari Gizi Nasional, di Jakarta, kemarin.
Yuli menuturkan ibu yang punya pemahaman gizi yang baik tahu akan pentingnya asupan gizi sebelum hamil, memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia enam bulan, dilanjutkan hingga usia dua tahun dengan ditambah makanan pendamping ASI.(H-2)
Memeroleh makanan bergizi tidak harus selalu mahal, karena banyak sumber daya lokal kaya nutrisi dan menjadi alternatif yang terjangkau.
SELAMA dua tahun terakhir, Indonesia kembali menjadi importir beras, bahkan dalam jumlah yang sangat besar.
Untuk penyelesaian masalah gizi, penyelesaiannya harus sustainable dan pemberdayaan masyarakat. Sehingga penyuluhan harus tepat.
Sebagaimana susu sapi, susu ikan juga mengandung alergen yang bisa memicu reaksi alergi pada orang tertentu. Jadi, riwayat alergi perlu diperhatikan saat hendak menyajikan susu ikan.
Memasak bekal bergizi seimbang untuk anak sekolah tidak perlu mahal atau sulit. Ahli gizi Esti Nurwanti merekomendasikan bahan makanan lokal yang mudah ditemukan dan terjangkau.
Para dewan pengarah yang ditempatkan pada Badan Gizi Nasional harus berasal dari kalangan ahli yang mengerti kajian gizi dan kesehatan masyarakat.
Upaya untuk membiasakan anak menerapkan pola makan sehat bisa mulai dilakukan pada masa pengenalan MPASI, ketika anak berusia sekitar enam bulan.
Banyak yang bertanya, “Jika orang tua saya menderita diabetes, apakah saya juga akan mengalaminya?” Jawabannya: belum tentu.
Pola makan mencerminkan gaya hidup seseorang dan sangat memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Sebuah studi menunjukan makanan ultraproses dapat meningkatkan risiko kanker paru sebesar 41% bagi yang sering mengonsumsinya.
Penelitian selama 15 tahun di Swedia membuktikan pola makan sehat dapat memperlambat penuaan dan mengurangi risiko penyakit kronis pada lansia.
Pola makan lebih dominan sebagai pemicu obesitas dibandingkan tingkat aktivitas fisik harian.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved