Headline
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.
KEDOKTERAN nuklir menjadi salah satu metode untuk pengobatan tiroid, baik yang ganas seperti kanker maupun tidak ganas seperti hipertiroid. Pada pengobatan tiroid, kedokteran nuklir bisa digunakan untuk pemeriksaan diagnostik dan terapi.
Dokter spesialis kedokteran nuklir RSUD Dr. Moewardi dr. Patricia Marina, Sp.KN, FANMB mengatakan lebih dari 50% kedokteran nuklir digunakan untuk pasien tiroid. Kedokteran nuklir sendiri merupakan suatu cabang ilmu kedokteran dengan menggunakan sumber radiasi terbuka untuk melihat fisiologis atau metabolisme di dalam tubuh manusia.
Pada penanganan pasien tiroid, zat radioaktif akan dimasukkan ke dalam tubuh melalui cairan yang disuntikkan atau diminum. Zat tersebut masuk ke kelenjar tiroid yang akan memperlihatkan bentuk dan kondisi kelenjar melalui sebuah alat.
Baca juga : Aplikasi Lisensi Biologi Datopotamab Deruxtan Akhirnya Disetujui di AS
Patricia mengatakan bahwa pasien yang menerima radiasi tetap aman karena radiasi yang dimasukkan ke dalam tubuh dosisnya kecil. Pasien tiroid yang datang ke kedokteran nuklir biasanya telah melalui pemeriksaan di kedokteran penyakit dalam.
“Kalau TSH (Thyroid-stimulating hormone)-nya rendah, diperiksanya di kedokteran nuklir untuk melihat gambaran dari kelenjar tiroidnya,” jelasnya dalam bincang-bincang bertajuk Pengobatan Tiroid dengan Kedokteran Nuklir melalui siaran langsung Instagram RSUD dr. Moewardi, Rabu (19/6).
Patricia menjelaskan, jenis radioaktif yang digunakan untuk scan/diagnosis dan terapi berbeda, yakni technetium radioaktif untuk scan dan yodium radioaktif untuk terapi.
Baca juga : Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Pada pasien hipertiroid, radiasi yang masuk akan mengikis hormon tiroid yang berlebih secara perlahan. Proses tersebut akan mencapai hipotiroid. “Kalau sudah ke hipotiroid, itu kita berikan hormon tiroid (untuk mengembalikan ke kondisi normal),” katanya.
Namun, durasi yang dibutuhkan hingga sampai ke fase normal tidak bisa diprediksi. Patricia mencontohkan, ada pasien yang sekali diberi radioaktif langsung hipotiroid, tetapi ada berbulan-bulan hingga setahun.
“(Ukuran) sembuhnya kedokteran nuklir untuk hipertiroid itu kapan mencapai hipotiroid. Kalau 3 bulan hormon tiroidnya masih tinggi, TSH-nya masih rendah, kita berikan lagi (terapi). Kita gak bisa prediksi sampai berapa kali,” jelasnya.
Baca juga : Cegah Delay Pengobatan Leukimia pada Anak
Pada keganasan atau kanker tiroid, biasanya pasien sudah melalui operasi. Dalam hal ini, kedokteran nuklir berperan untuk menghilangkan sisa-sisa sel kanker. “Kalau pada kanker itu biasanya pasien-pasien sesudah operasi, baru ke dokter nuklir, apakah ini menyebar ke mana, dan apakah masih ada sisa,” ujar Patricia.
Berbeda dengan pasien hipertiroid yang bisa rawat jalan setelah penanganan, pasien keganasan perlu rawat inap. “Kalau (untuk) keganasan lebih tinggi dosis (radioaktifnya)-nya. Dosis tinggi itu aman untuk dirinya sendiri tapi tidak aman untuk orang lain di sekitarnya, makanya harus rawat inap,” katanya.
Sementara itu, ada sejumlah kondisi yang membuat pasien tidak bisa diberikan terapi nuklir. Misalnya pada pasien ibu hamil dan menyusui.
Selain itu, ada kondisi yang harus dihindari seperti konsumsi obat dan makanan tertentu yang mengharuskan penundaan penanganan kedokteran nuklir. Makanan yang tinggi yodium seperti seafood hingga terasi tidak boleh dikonsumsi menjelang pengobatan.
Baca juga : Manfaat Stem Cell untuk Terapi Penyakit hingga Antiaging
“Misalnya pasien mengonsumsi hormon tiroid atau obat anti-tiroid, itu kita tunda dulu. Makan seafood juga, dipastikan (dulu) kapan makan seafood terakhir? 7 hari kemudian baru bisa kita scan,” katanya.
Sebelum diberi yodium radioaktif, dokter juga akan meminta pasien untuk puasa tetapi masih bisa minum air putih. Durasi puasanya 6-8 jam. Patricia mengatakan efek samping yang sering dirasakan pasien antara lain mual, muntah, hingga peningkatan asam lambung bagi yang mendertia mag.
Sementara untuk persiapan penanganan pada pasien kanker tiroid, antara lain bila sehabis operasi, pengobatan harus menunggu sampai lukanya bersih/kering. Patricia mengatakan kelebihan dari kedokteran nuklir adalah dapat menemukan sumber keganasan karena scanning dilakukan terhadap seluruh tubuh. Untuk scanning, kedokteran nuklir juga bisa mendiagnosis fungsi paru hingga ginjal. (H-2)
KOMISI Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengutuk keras orangtua atau pelaku yang telah melakukan kekerasan dan menelantarkan anak di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Studi ini mengukur gejala seperti heartburn, nyeri dada, naiknya asam lambung, dan mual menggunakan kuesioner penilaian mandiri (GERD-Q, skor 0–18).
PrEP merupakan obat pencegahan HIV yang dikonsumsi sebelum seseorang terpapar virus. Sejak Januari hingga Mei 2025, tercatat 285 warga telah memulai pengobatan PrEP.
Temuan penting menyatakan bahwa pasien penyakit Lyme tetap mengalami gejala persisten meskipun telah menjalani pengobatan antibiotik.
Ada sejumlah suplemen dan obat yang dilarang dikonsumsi berbarengan. Apa sajakah itu? Berikut uraiannya.
Tanpa penilaian klinis yang tepat, saran pengobatan dari AI tersebut dapat berisiko dan membahayakan kesehatan.
Masyarakat diajak untuk tidak ragu dan malu melakukan pemeriksaan kesehatan ke puskesmas jika memiliki gejala kasus TB sebab penyakit tersebut bisa disembuhkan.
Terapi ini terbukti efektif menangani sejumlah penyakit berat, seperti leukemia, krisis myasthenia gravis, Guillain-Barré syndrome, dan berbagai gangguan neurologis autoimun lain.
Gerakan cepat dalam latihan, seperti agility dengan shuttlecock, memicu rasa pusing hebat yang membuat Gregoria Mariska Tunjung khawatir akan kambuh mendadak.
Lutetium PSMA hadir sebagai solusi terapi radioaktif yang efektif bagi pasien kanker prostat stadium lanjut.
Penyanyi Teddy Swims membuka diri tentang perjuangannya mengatasi patah hati dan masalah mental sebelum akhirnya mencoba terapi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved