Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Dr Winnugroho Wiratman, spesialis saraf RS UI, mendefinisikan microsleep sebagai sebuah gejala tidur temporer, hanya berlangsung beberapa detik. Ia menegaskan gejala itu tidak membahayakan, tetapi jika disamakan, seperti sebuah gejala sakit kepala.
"Biasanya terjadi pada saat beraktivitas monoton, seperti berkendara, bekerja, atau belajar," ucapnya pada live Instagram RS UI, beberapa waktu lalu.
Menurutnya, microsleep terjadi karena adanya gangguan pada bagian otak talamus. Talamus berfungsi mengantarkan informasi atau input untuk dapat menstimulasikan otak. Namun, talamus mengalami gangguan sehingga tidak dapat menstimulasi otak secara sempurna lalu terjadi microsleep.
Baca juga : Tidur Nyenyak Berperan Penting untuk Perkembangan Otak Bayi
Microsleep dapat terjadi pada usia muda dan tua. Walaupun penyebab utama kurangnya kualitas tidur, orang dengan penyakit seperti strok, parkinson, demensia, atau pernah mengalami pendarahan di otak rentan terkena microsleep. Pasien usia lanjut, lanjutnya, juga lebih rentan terkena gejala itu.
Pada microsleep kita dapat tertidur walaupun dengan mata yang terbuka. Untuk menghindarinya, yang paling utama ialah beristirahat atau tidur. Namun, jikapun kita diharuskan beraktivitas, disarankan tidak beraktivitas secara monoton.
"Ketika berkendara, bisa berbicara dengan orang lain atau mendengarkan musik sambil bernyanyi," ucapnya.
Ia menambahkan, gejala microsleep timbul 3-6 jam sebelum waktu tidur di malam hari. Jika berkendara jarak jauh atau beraktivitas yang membahayakan, disarankan untuk disudahi 3 jam sebelum waktu tidur.
Penanganan microsleep tidak selalu perlu obat, tetapi kefokusan dapat ditingkatkan dengan terapi khusus seperti cognitive behavioral therapy atau biofeedback therapy. Selain itu, obat untuk mengatasi kantuk atau microsleep ialah beristirahat atau tidur yang cukup dengan kualitas yang baik. (H-2)
Jika hal tersebut terjadi, terutama pada remaja maka dapat mengganggu kesehatan fisik, mental, dan kinerja sehari-hari.
Tidur yang cukup adalah 7 sampai 9 jam. Agar cepat tidur di malam hari baiknya jangan menggunakan gadget dan pastikan ruang kamar terasa nyaman.
Umumnya, orang dewasa membutuhkan sekitar 7–9 jam tidur per malam. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi secara terus-menerus, tubuh dan otak tidak dapat berfungsi secara optimal.
Selama ini, kita tahu bahwa kurang tidur buruk bagi kesehatan otak. Tapi tahukah Anda, tidur terlalu lama juga bisa menimbulkan risiko serupa—termasuk meningkatkan potensi Alzheimer?
Umumnya, orang dewasa membutuhkan 7–9 jam tidur per malam, sementara anak-anak dan remaja memerlukan waktu tidur yang lebih lama.
Setiap orang membutuhkan durasi tidur yang berbeda, tetapi secara umum, orang dewasa membutuhkan 7-9 jam tidur setiap malam untuk menjaga kesehatan fisik dan mental.
Restless Legs Syndrome (RLS) adalah gangguan saraf yang menyebabkan rasa tidak nyaman di kaki, sering kali saat beristirahat.
Berikut 5 gejala awal gangguan saraf yang perlu diwaspadai.
PENYAKIT parkinson merupakan kondisi gangguan neurodegeneratif progresif yang mempengaruhi sistem saraf, terutama bagian otak yang mengontrol gerakan.
Saat ini, sudah ada pergeseran pola penyakit dari yang hanya ada di usia tua kini sudah banyak ditemukan di usia muda termasuk stroke dan demensia yang merupakan penyakit degeneratif.
Mengetik terlalu lama dan duduk di posisi yang sama dalam waktu lama, termasuk mengendarai motor, bisa memicu munculnya neuropati.
Neuromuskular Center atau Pusat Neuromuskular untuk gangguan saraf dan otot yang umum maupun langka atau rare disease.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved