Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DOKTER spesialis onkologi radiasi RSUD Dr Moewardi, Hendrik, mengatakan masyarakat perlu melakukan deteksi dini kanker atau tumor yang menyerang tubuh mereka.
"Saat ini diperkirakan lebih dari 200 ribu pada pasien kanker yang ada di Indonesia. Semakin lama diprediksi semakin meningkat seiring dengan adanya peningkatan sarana diagnostik yang kita miliki. Di sisi lain juga ada peningkatan zat polutan di lingkungan kita, pertambahan populasi penduduk yang semakin lama semakin meningkat. Untuk itu, sangat diperlukan penyuluhan, penanganan penyakit kanker ini, terutama pemberian radioterapi," ujar Hendrik dalam diskusi Kenali Manfaat dan Efek Samping Radioterapi di kanal Youtube RSUD Dr Moewardi.
Hendrik menuturkan sebagian besar pasien pengidap kanker sangat dianjurkan untuk melakukan terapi radiasi. Sel tubuh manusia diyakini bisa pulih dengan cepat dengan melakukan radioterapi.
Baca juga : 11 Gejala Umum Kanker yang Perlu Diwaspadai
Biasanya tujuan radioterapi itu menghancurkan sel kanker, baik secara langsung seperti pemutusan rantai DNA maupun secara tidak langsung, yaitu menerima bantuan sel-sel radang yang ada di tubuh kita untuk ikut membantu menghancurkan sel kanker tersebut.
"Radioterapi itu bermanfaat, selain untuk menghancurkan sel kanker dengan maksimal, meningkatkan kesintasan dan ketahanan hidup pasien. Memberikan variasi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien yang berhubungan dengan keluhan kanker atau yang dirasakan," jelas Hendrik.
Meski fokus pemberian radioterapi untuk memusnahkan sel kanker, Hendrik menyebut radioterapi juga bisa digunakan untuk mengatasi penyakit nonkanker seperti tumor, tiroid, dan kelainan darah.
Baca juga : Waspadai Kekambuhan Kanker Payudara, Faktor Risiko, dan Gejala Awal Kedua
Pasien dengan stadium awal sangat dianjurkan untuk melakukan terapi tersebut. Begitu pula dengan stadium lanjut. "Untuk stadium lanjut pemberian radioterapi untuk mengurangi gejala penyakit pasien," imbuh dia.
Radioterapi bekerja dengan cara merusak DNA yang mengatur pembelahan diri sel kanker sehingga sel tidak lagi bisa berkembang atau, dengan kata lain, mati. Namun, karena proses radioterapi biasanya dilakukan dalam dosis yang tinggi (itu bertujuan mematikan sel kanker), sel-sel normal yang ada pada area sekitar terkadang juga ikut rusak.
"Efek samping yang didapat dari pemberian radioterapi ada dua, yaitu efek stokastik dan efek deterministik. Efek stokastik ini adalah efek samping dari pemberian radioterapi yang bersifat menahun atau kronis," kata Hendri.
Baca juga : Primaya Hospital Tangerang Hadirkan Teknologi Terkini di Fasilitas Radiologi Terbaru
Sementara itu, efek deterministik merupakan efek pemberian radiasi yang bersifat akut atau subakut, biasanya terlihat oleh mata. Efek itu terlihat bergantung pada ambang pemberian dosis dari radioterapi. Efek itu akan terlihat pada kulit seperti kemerahan, kehitaman, ada rasa nyeri, terjadi borok atau ulkus, kelemahan pada otot seperti nyeri otot, mual, muntah, dan diare.
Pasien dengan penyakit kanker diharapkan dapat mempertimbangkan dengan baik untuk mengambil tindakan radioterapi. Dokter spesialis onkologi radiasi RSUD Dr Moewardi, Rita Budianti, juga mengingatkan agar pasien mempersiapkan dengan baik apabila memutuskan untuk melakukan terapi radiasi tersebut.
"Karena radioterapi tidak ada rawat inap, terutama pasien BPJS Kesehatan, kita semua rawat jalan. Karena itu, pasien harus memastikan kondisi kesehatannya dan mengambil penegakan stadium terlebih dahulu," ujar Rita. (H-2)
Para ilmuwan mengembangkan sistem kecerdasan buatan yang merevolusi imunoterapi kanker.
Menurut data GLOBOCAN 2022, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia.
Penelitian terbaru menunjukkan kombinasi radioterapi dan imunoterapi dapat “membangunkan” tumor paru-paru yang sebelumnya kebal pengobatan.
Banyak tantangan yang dihadapi pasien kanker anak dan keluarga, terutama yang berasal dari latar belakang keluarga prasejahtera.
MENILAI prevalensi gangguan tidur di antara pasien kanker sangat penting untuk memahami gejala dan mengidentifikasi strategi manajemen yang tepat.
Louis Van Gaal pertama kali didiagnosis menderita kanker prostat pada 2020, tetapi memilih merahasiakan kondisinya itu dari publik dan pemain saat masih melatih Belanda pada Piala Dunia 2022.
KELOMPOK peneliti dari Institut Teknologi Surabaya (ITS) menciptakan fantom lokal untuk radioterapi yang efisien. Fantom Antropomorfik untuk menjamin mutu radioterapi
Mulai 1 November 2024, Rumah Sakit Pelni sudah dapat memberikan pelayanan Radioterapi kepada peserta dengan jaminan BPJS Kesehatan.
Kanker serviks umumnya baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut. Oleh karena itu, penting bagi perempuan yang aktif secara seksual untuk melakukan skrining rutin.
Radioterapi merupakan salah satu terapi utama dalam pengobatan kanker. Teknologinya yang terus berkembang membuat hasil terapi lebih optimal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved