Headline

Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.

Fokus

Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.

Perkuat Kapasitas Dokter Keluarga Pendamping Pasien Kanker Payudara

Media Indonesia
29/7/2025 08:10
Perkuat Kapasitas Dokter Keluarga Pendamping Pasien Kanker Payudara
Ketua Umum YKPI Linda Agum Gumelar(Dok YKPI)

KANKER payudara saat ini merupakan jenis kanker paling banyak dialami masyarakat Indonesia. Data Globocan tahun 2020 mencatat terdapat 68.858 kasus baru kanker payudara atau sekitar 16,6 persen dari seluruh jenis kanker, dan menyumbang lebih dari 22.000 kematian tiap tahunnya.

Sekitar 70 persen pasien baru diketahui saat sudah memasuki stadium lanjut, yang secara signifikan menurunkan peluang hidup dan meningkatkan biaya pengobatan. Hal ini menunjukkan pentingnya pendekatan deteksi dini melalui Sadari (periksa payudara sendiri) dan Sadarnis (periksa payudara secara klinis), serta pendampingan menyeluruh oleh tenaga medis.

Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Perhimpunan Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI), dan Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI), menyelenggarakan pelatihan bagi dokter keluarga untuk melakukan pendampingan pada pasien kanker payudara.

"Dokter keluarga adalah orang pertama yang ditemui pasien. Anda tahu riwayat kesehatannya, bahkan sisi emosionalnya. Di tangan anda, bukan hanya diagnosis, tapi harapan pertama pasien dimulai," kata Ketua Umum YKPI Linda Agum Gumelar dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin.

Linda mengatakan pelatihan digelar pada tanggal 25-26 Juli 2025 untuk menurunkan angka keterlambatan diagnosis pada pasien kanker payudara. Pelatihan diikuti oleh 40 dokter keluarga dari wilayah Jakarta, Banten dan Jawa Barat, dalam dalam dua sesi besar mencakup aspek medis, psikologis, dan komunikasi.

Ia mengatakan pendampingan yang paling bermakna dimulai jauh sebelum pasien tiba di rumah sakit besar yakni dari ruang praktik para dokter keluarga.

Dokter keluarga dinilai memiliki peran sentral dalam mengedukasi perilaku sehat dan pencegahan, melakukan deteksi awal melalui pemeriksaan klinis (Sadarnis), berkomunikasi secara efektif ketika penyampaian diagnosis, memantau pasien pasca-tindakan bedah atau terapi hingga memberi dukungan psikososial terhadap pasien dan keluarganya.

Linda menekankan perlunya kolaborasi menyeluruh dalam membangun ekosistem layanan kanker payudara yang lebih manusiawi, menyentuh aspek medis, dan psikososial.

Sementara itu Founder & CEO London School of Public Relations (LSPR) Prita Kemal menekankan amat penting bagi wanita untuk mendapatkan pengetahuan terkait dengan kanker payudara.

"Misalnya kita terdeteksi kanker payudara akan tetapi kita dapat mengetahuinya dari awal kemudian kita dapat menanggulangi bersama sama dan kita melakukan pengobatan, segala sesuatu yang dikerjakan bersama sama dan ada pengobatan selalu ada harapan untuk kesembuhan dan kebaikan," ucapnya. (Ant/H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya