Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Biopsi Jadi Kunci Pengobatan Kanker Payudara

Basuki Eka Purnama
12/6/2025 10:46
Biopsi Jadi Kunci Pengobatan Kanker Payudara
Ilustrasi(Freepik)

DOKTER spesialis Bedah Onkologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Farida Briani Sobri mengatakan prosedur biopsi yang sering kali memicu kecemasan bisa menjadi kunci menuju pengobatan kanker payudara yang lebih tepat dan personal.

"Biopsi tidak hanya tentang mengetahui, tapi juga tentang menyesuaikan langkah pengobatan yang paling tepat untuk tiap individu. Lewat biopsi, dokter bisa memastikan apakah sel-sel di tubuh bersifat ganas, serta memahami sifat biologis kanker itu sendiri," kata Farida melalui keterangan pers, dikutip Kamis (12/6).

Biopsi sangat penting dilakukan pada penderita kanker payudara, karena dengan biopsi, dokter akan dapat memeriksakan penanda tumor (ER,PR,HER2,KI67) dan menentukan tipe-tipe kanker payudara (luminal A, luminal B, HER2-type, dan TNBC) karena penentuan tipe kanker payudara sangat penting untuk menentukan pengobatan yang tepat.

Hal ini karena sekadar melihat kelainan payudara melalui benjolan saja tidak bisa memastikan itu merupakan kanker. 

Ia mengatakan hanya 10% saja dari kelainan payudara yang merupakan kanker. Maka itu perlunya bersikap tenang namun tetap kritis. Ia juga mengingatkan pasien untuk tidak panik namun juga jangan abai.

Menurut Farida, penting untuk memahami bahwa biopsi bisa jadi perlu dilakukan kembali, terutama jika terjadi perubahan selama atau setelah pengobatan.

"Rebiopsi mungkin diperlukan jika terjadi perubahan pada kondisi pasien atau respons terhadap terapi tidak sesuai harapan, untuk memastikan apakah karakteristik kanker tetap sama atau sudah berubah karena perubahan inilah yang dapat memengaruhi strategi pengobatan
selanjutnya," jelasnya.

Farida mengajak pasien kanker payudara agar tidak perlu takut melakukan biopsi dan rebiopsi, berkat kemajuan teknologi medis, prosedur ini kini lebih minim invasif dan lebih nyaman. 

Ia mengatakan, saat ini, sebagian besar prosedur biopsi dapat dilakukan tanpa operasi terbuka, cukup dengan jarum halus yang dipandu oleh teknologi pencitraan seperti USG, mamografi, atau MRI.

"Dari segi biaya pun lebih efisien, hanya sekitar seperempat hingga setengah dari biaya operasi terbuka," jelasnya.

Merujuk pada National Breast Cancer Foundation, Inc., setidaknya terdapat empat tipe biopsi kanker payudara, antara lain fine-needle aspiration, core-needle biopsy, surgical biopsy dan skin punch biopsy.

Pemilihan jenis biopsi yang paling tepat sangat bergantung pada kondisi masing-masing pasien. Dokter akan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti usia, riwayat kesehatan, ukuran benjolan, lokasi, dan tampilan area mencurigakan pada payudara.

Dengan pendekatan yang tepat dan teknologi yang terus berkembang, biopsi kini dapat dilakukan dengan lebih aman, nyaman, dan akurat membantu memastikan pasien mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang sesuai sejak awal.

Pendiri Yayasan Smart Pink Indonesia ini mengatakan benjolan pada payudara sebagian besar bersifat jinak. Data dari Breast Cancer Research Foundation menunjukkan hanya 3%-6% benjolan yang bersifat ganas, sementara menurut Stony Brook Cancer Center, 80% benjolan yang diperiksa lewat biopsi ternyata tidak berbahaya.

Karena itu, langkah pertama yang bijak saat menemukan kelainan adalah tidak terburu-buru menyimpulkan, melainkan segera berkonsultasi dengan tenaga medis agar mendapatkan evaluasi yang tepat yang memberikan kejelasan dan ketenangan.

Farida juga menekankan pentingnya pasien memahami dasar-dasar tentang kanker payudara, mulai dari jenis, subtipe, hingga pilihan terapinya. Pemahaman ini akan membantu pasien merasa lebih siap, lebih percaya diri, dan lebih terlibat dalam proses pengobatan. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya