Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Ini Pentingnya Skrining Kanker Serviks untuk Perempuan

Eni Kartinah
11/8/2024 20:25
Ini Pentingnya Skrining Kanker Serviks untuk Perempuan
Ada beberapa jenis terapi kanker serviks, salah satunya pembedahan.(Dok. Brawijaya Hospital)

KANKER serviks merupakan jenis kanker kedua yang paling banyak terjadi pada perempuan di Indonesia setelah kanker payudara. Kanker serviks merupakan sel-sel kanker yang tumbuh pada leher rahim. Lebih dari 95% kasus terjadi karena infeksi human papilloma virus (HPV).

Hampir semua orang yang aktif secara seksual akan tertular HPV pada suatu saat dalam hidupnya, biasanya tanpa gejala. HPV terdiri dari banyak tipe. Tipe yang menyebabkan kanker disebut HPV risiko tinggi. Dalam kebanyakan kasus, sistem kekebalan membersihkan HPV dari tubuh. Namun, infeksi HPV risiko tinggi yang terus-menerus dapat menyebabkan berkembangnya sel-sel abnormal, yang kemudian menjadi kanker.

Dokter konsultan onkologi dr. Chamim, Sp.OG (K) Onk. menjelaskan, ada beberapa faktor risiko terjadinya kanker serviks. “Antara lain, tingkat onkogenisitas HPV yang menginfeksi, status kekebalan, adanya infeksi menular seksual lainnya, melahirkan banyak anak, usia kehamilan pertama yang masih muda, penggunaan kontrasepsi hormonal, dan merokok,” ujar dr. Chamim yang juga Direktur Utama Brawijaya Hospital Saharjo, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Baca juga : Rasa Takut Sebabkan Perempuan tidak Jalani Pemeriksaan Kanker Serviks

Biasanya, lanjut dia, setelah terinfeksi HPV risiko tinggi, diperlukan waktu 15–20 tahun bagi sel abnormal untuk berubah menjadi kanker, namun pada perempuan dengan sistem kekebalan yang lemah, seperti pengidap HIV yang tidak diobati, proses ini bisa lebih cepat, berkisar 5–10 tahun.

Seperti jenis kanker lainnya, pengobatan kanker serviks lebih mudah dan lebih menjanjikan hasil yang lebih baik jika dilakukan pada stadium awal. Sayangnya, kanker serviks biasanya baru menunjukkan gejala ketika sudah memasuki stadium lanjut.

“Oleh karenanya, penting bagi para perempuan yang aktif secara seksual seksual untuk melakukan skrining kanker serviks melalui pemeriksaan pap smear setahun sekali. Agar, kalau ada kanker serviks, bisa diketahui lebih awal dan diobati sejak dini,” kata dr. Chamim.

Terkait pengobatan, ada beberapa jenis terapi kanker serviks, mulai dari pembedahan hingga kemoterapi dan terapi radiasi. “Namun sekali lagi, faktor yang paling penting adalah pemeriksaan skrining rutin kanker serviks untuk menemukan kanker saat masih di tahap awal, bahkan lebih baik kalau di tahap prakanker. Jika diketahui sejak dini, pengobatan dapat dimulai sebelum kanker menyebar ke organ lain. Peluang kesembuhannya lebih besar dan mengurangi kemungkinan kekambuhan,” terang dr. Chamim.

Ia menambahkan, untuk memperluas akses layanan terapi kanker bagi masyarakat, Brawijaya Hospital Saharjo menghadirkan Brawijaya Oncology Center. Pusat layanan kanker ini mengusung konsep layanan multidisiplin yang komprehensif, didukung tim dokter spesialis dan perawat yang profesional dan berpengalaman. Masyarakat dapat melakukan skrining, pemeriksaan diagnosis, menjalani terapi seperti pembedahan, kemoterapi, radioterapi, terapi hormon, dan terapi tertarget, hingga follow-up, rehabilitasi, serta terapi suportif dan paliatif (untuk kanker stadium lanjut). (B-1)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eni Kartinah
Berita Lainnya