Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
MAKANAN berbahan dasar tepung menjadi favorit banyak orang, seperti roti, pizza, produk mi hingga makanan olahan. Meski mudah ditemukan dan rasanya nikmat, tetapi produk makanan berbahan dasar tepung ini berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan.
Spesialis keperawatan endokrin dan metabolik sekaligus dosen Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Ns. Zaqqi Ubaidillah, M. Kep., Sp. Kep. MB, mengungkap dampak merugikan dari mengonsumsi tepung olahan bagi kesehatan manusia.
“Tepung olahan dapat berkontribusi pada berbagai kondisi kesehatan yang serius, termasuk penambahan berat badan, sindrom metabolik, diabetes, penyakit jantung, gangguan kognitif, kecanduan makanan, depresi, kanker dan jerawat,” kata Zaqqi seperti dikutip dari laman resmi UMM, Senin (20/5).
Baca juga : Orangtua Diingatkan Pastikan Anak tidak Alami Obesitas
Berikut beberapa dampak negatif terlalu sering mengonsumsi makanan berbahan tepung;
Zaqqi menyebut mengonsumsi tepung olahan, khususnya tepung terigu putih yang umum digunakan dalam roti dan makanan olahan dapat berkontribusi pada pertambahan berat badan dan obesitas.
Tepung olahan cenderung meningkatkan lemak dalam tubuh dan mengganggu proses oksidasi yang berperan dalam membakar lemak untuk energi. Selain itu, konsumsi tepung olahan juga dapat memicu peradangan mikrobiota usus, sehingga mengganggu metabolisme dan menyebabkan penambahan berat badan.
Baca juga : Manfaat Madu Hutan untuk Kesehatan, Bisa Kurangi Resiko Terkena Penyakit Jantung
Konsumsi tepung olahan juga dapat menyebabkan resistensi insulin, yang merupakan prediktor penting dari sindrom metabolik dan diabetes tipe 2. Selain itu, makanan tepung banyak mengandung alloxan, senyawa kimia yang dapat menyebabkan gangguan pada sel beta pankreas yang menghasilkan insulin. Sel beta pankreas penting untuk menjaga kadar glukosa darah tetap stabil.
“Alloxan secara khusus dapat merusak sel beta pankreas, pada akhirnya dapat menyebabkan diabetes,” jelasnya.
Resistensi insulin yang disebabkan oleh konsumsi karbohidrat olahan juga berkontribusi pada tekanan darah tinggi atau hipertensi. Zaqqi mendorong untuk mengurangi karbohidrat olahan sebagai langkah pertama dalam mengelola hipertensi. Sebuah riset menjelaskan pola makan rendah karbohidrat olahan menyebabkan penurunan tekanan darah secara signifikan.
Baca juga : Cegah Penyakit Degeneratif dengan Produk Berbahan Dasar Alam
Tepung olahan juga menjadi penyebab meningkatkan penyakit kardiovaskular. Zaqqi menggarisbawahi konsumsi karbohidrat olahan menyebabkan ketidakseimbangan gula darah, peradangan sistemik, dan kerusakan pembuluh darah, yang dapat menyebabkan penyakit jantung.
Selama berpuluh-puluh tahun, lemak dalam makanan sering disalahartikan sebagai penyebab penyakit kardiovaskular. Kesalahan ini berujung pada dikembangkannya pedoman diet rendah lemak dan tinggi karbohidrat yang terkenal di Amerika Serikat.
“Perlu kita ketahui bahwa terdapat korelasi antara konsumsi karbohidrat olahan dan risiko kanker tertentu, seperti kanker payudara, usus besar, dan endometrium,” ucapnya.
Baca juga : Lions Lahirkan Tiga Klub Baru untuk Pelayanan Kemasyarakatan
Penelitian menunjukkan asupan karbohidrat olahan meningkatkan faktor pertumbuhan seperti insulin 1 (IGF-1), yang dapat memicu pembelahan sel dan memengaruhi risiko kanker. Dampak karbohidrat olahan terhadap risiko kanker mungkin lebih besar lagi bila dikombinasikan dengan komponen tidak sehat lainnya, seperti bahan tambahan makanan.
Dampak konsumsi tepung olahan juga dapat terlihat pada gangguan kognitif, seperti Alzheimer dan Parkinson. Resistensi insulin yang disebabkan oleh karbohidrat olahan dapat mengganggu fungsi otak, menyebabkan peradangan saraf, dan meningkatkan risiko gangguan kognitif.
Resistensi insulin menyebabkan disfungsi otak dengan mengganggu transportasi glukosa ke otak, menginduksi peradangan saraf, mengubah plastisitas sinaptik (yang membahayakan kemampuan otak untuk belajar dan menghafal), dan merangsang produksi senyawa berbahaya yang disebut produk akhir glikasi lanjutan di otak.
Zaqqi memperingatkan bahwa karbohidrat olahan juga dapat memicu kecanduan makanan dan meningkatkan risiko depresi. Pola makan tinggi karbohidrat olahan dapat mengganggu keseimbangan gula darah dan memengaruhi suasana hati. Tidak hanya itu, konsumsi tepung olahan juga dikaitkan dengan jerawat.
“Masyarakat perlu meningkatkan kesadaran akan bahaya karbohidrat olahan bagi kesehatan, serta mempertimbangkan untuk mengganti sumber karbohidrat dengan pilihan yang lebih sehat. Misalnya saja biji-bijian utuh dan alternatif tepung non-terigu,” pungkas Zaqqi.(M-3)
Simak 3 jenis roti yang bisa menyebabkan lonjakan gula darah dan tips memilih roti yang lebih sehat.
UBI jalar adalah salah satu sumber karbohidrat yang kaya akan gizi. Walaupun memiliki rasa manis, ubi jalar bisa menjadi pilihan makanan yang aman bagi pengguna diabetes
KEPUTUSAN pemerintah membatalkan penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) tahun ini menuai kekecewaan dari sejumlah pihak
Diabetes tipe 2 muncul ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin dan/atau tidak memproduksi insulin cukup untuk menjaga kadar glukosa darah tetap normal.
Diabetes mellitus bukan hanya soal kadar gula darah tinggi. Salah satu komplikasi paling serius dari penyakit ini adalah gangguan pada kaki yang, jika tidak ditangani.
Kementerian Kesehatan Indonesia berencana melaksanakan program skrining ulang tahun yang akan memeriksa kesehatan setiap individu secara berkala
PENELITIAN di Finlandia menemukan hubungan antara mikrobioma atau bakteri usus tertentu dan depresi. Hasil penelitian itu dimuat dalam laman Science.
Diet yang mengurangi asupkan kalori secara ekstrem, bisa berdampak serius pada kesehatan mental.
Orang depresi dalam kondisi relapse bisa sangat sulit untuk membuka mata, apalagi berinteraksi atau melakukan aktivitas.
"Kalimat 'semangat ya' itu seringkali tidak membantu, malah memperburuk keadaan. Lebih baik katakan, 'aku nggak tahu kamu sedang melalui apa, tapi aku ada di sini kalau kamu butuh'.
Depresi tidak hanya memengaruhi emosi, tapi juga dapat merusak struktur otak seperti hippocampus dan prefrontal cortex.
Tidur lebih dari 9 jam setiap hari bisa menjadi gejala depresi yang serius. Kenali hubungan antara oversleeping, hypersomnia, dan gangguan suasana hati.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved