Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
ERHA Acne Center meramaikan event Mom's Day Out yang diadakan di ERHA Derma Center Kelapa Gading. Mom's Day Out merupakan salah satu rangkaian dari sejumlah aktivitas yang diselenggarakan Mother and Beyond sebagai wadah bagi para ibu untuk mendapatkan kemudahan akses informasi, sharing serta mengempower satu sama lain.
Event kali ini dikhususkan bagi para ibu yang ingin memberikan solusi terbaik bagi anak remaja ketika mereka mulai memiliki jerawat maupun bekas jerawat. Para anak remaja ini akan ditangani langsung oleh dermatologist secara personalized, sesuai dengan permasalahan jerawat masing-masing.
Berdasarkan data Global Burden of Disease, angka prevalensi jerawat 85% pada orang dewasa muda berusia 12–25 tahun. Karenanya, orangtua harus bisa memberikan solusi terbaik untuk menuntaskan masalah jerawat pada para remaja.
Baca juga : Klinik Erha Gelar Kegiatan Komunitas Remaja Acne-Free Universe Batch Kedua
Hal ini juga dilakukan karena mengingat pada saat ini sangat banyak opsi yang dapat dilakukan anak remaja untuk terbebas dari jerawat. Karenanya, ERHA Acne Center merasa memberikan edukasi bagi para Ibu untuk senantiasa mendampingi anak mereka dalam mengarahkan serta membantu memberikan solusi terbaik bagi anak yang ingin terbebas dari jerawat menjadi hal yang sangat penting.
“Semoga acara hari ini bisa menjawab pertanyaan para Moms dan juga anak remajanya mengenai permasalahan jerawat yang mungkin sedang dialami, serta mempercayakannya kepada skin expert, terkhususnya di ERHA yang sudah memiliki pengalaman lebih dari 24 tahun,” ungkap Sr Brand Manager dari ERHA Acne Center Lisa Charisa Wijaya.
ERHA Acne Center bekerja sama dengan Mother and Beyond mengundang para ibu yang memiliki anak remaja untuk berkumpul bersama di ERHA Derma Center Kelapa Gading. Acara ini dimulai dengan free skin consultation untuk para ibu dan anak kemudian diikuti dengan talkshow bersama Theresia Movita yang membahas lebih detail mengenai urgency bagi remaja mendapatkan penanganan jerawat yang tepat, dampak jerawat yang tidak ditangani dengan tepat, pilihan treatment dan product untuk remaja, serta membedah keamanan produk dan treatment bagi remaja.
Baca juga : Bantu Atasi Masalah Jerawat, La Roche-Posay Perkenalkan Effaclar Spotscan
“Penyebab jerawat yang pertama dan paling banyak dialami adalah pengaruh hormon yang membuat kulit menjadi lebih berminyak, selanjutnya ada juga karena masalah hygiene atau kebersihan wajah, lalu ada juga karena faktor makanan seperti junk food, makanan tinggi kalori, dan banyak gula atau yang memiliki indeks glikemik tinggi,” ucap Theresia.
Hal tersebutlah yang menyebabkan jerawat juga bisa dialami oleh anak remaja. Sebab, remaja sudah mengalami perubahan hormon dan sering kali kurang pandai dalam merawat kebersihan kulit.
Dokter yang akrab disapa dokter There ini menyarankan untuk mencuci muka tiga kali sehari untuk menjaga kebersihan wajah. Jangan lupa untuk selalu menggunakan pelembab dan sunscreen.
Baca juga : Cegah Stunting, FKM UI Sosialisasikan Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan Anak
Selain itu, jangan lupa untuk menjaga pola makan sehat seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, serta menghindari junk food dan makanan dengan indeks glikemik tinggi.
Selain itu, pada talk show ini juga disertai sharing session dari Novita Angie selaku Editor in Chief of Mother and Beyond, yang saat ini memiliki anak remaja, dan Shelomita selaku penyanyi serta aktris yang saat ini juga memiliki anak remaja.
Sebelum acara ini berlangsung, Novita Angie dan Shelomita beserta anak-anak mereka sudah mencoba treatment di ERHA Acne Center sehingga mereka juga menceritakan experiencenya kepada para hadirin.
Baca juga : Seorang Remaja Perempuan Tewas Usai Terjatuh dari Apartemen di Pluit Jakarta Utara
“Awalnya sempat bingung waktu anak pertamaku jerawatan tapi kemudian aku ajak ke Erha untuk perawatan. Lalu dilakukan treatment laser IPL dan dikasih obat jerawat, seminggu kemudian jerawatnya hilang. Nah setelah jerawat hilang bisa stop pakai obat jerawat, tapi tetap harus rajin cuci muka, pakai krim, dan sunscreen” ucap Novita Angie.
Sementara itu, Shelomita, penyanyi sekaligus ibu 5 anak juga memiliki pengalaman yang serupa. Masalah jerawat juga sempat dialami oleh anak perempuannya.
“Anakku sempat beberapa kali berjerawat di bagian jidat terus aku beli produk sendiri untuk mengatasi jerawatnya, eh tapi malah merah-merah (wajahnya). Setelah itu akhirnya aku kapok, enggak mau deh beli obat jerawat sendiri. Nah belum lama ini aku bawa anak ku ke ERHA dan ternyata kulitnya itu cenderung kering, kemudian sama dokter dikasih perawatan Comedo Peeling dan sekarang kulitnya lebih halus, merah-merahnya juga langsung hilang,” cerita Shelomita.
Dengan diselenggarakannya Mom's Day Out dari ERHA Acne Center ini, diharapkan para ibu tidak lagi khawatir dalam memberikan solusi untuk masalah jerawat bagi anak-anak mereka. (RO/Z-1)
Skoliosis merupakan kelainan pada bentuk tulang belakang yang tumbuh ke samping menyerupai huruf C atau S.
Rancangan Undang-Undang Kesejahteraan Ibu dan Anak pada Fase 1.000 Hari Pertama Kehidupan (RUU KIA) telah disahkan menjadi undang-undang (UU) oleh DPR.
Ikatan batin antara seorang ibu dan anak harus dioptimalkan, terutama di masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Studi terbaru dari Health Collaborative Center mengungkap tingginya kejadian mom shaming di Indonesia. Sebagian besar pelaku justru berasal dari keluarga dan orang-orang sekitar.
Ibu yang mengalami baby blues diminta berusaha mengungkapkan emosi yang dirasakan kepada pasangan maupun orang-orang terdekat agar bisa segera mengatasi masalah tersebut.
Ada 5 gejala skoliosis yang wajib diketahui para orang tua agar dapat ditangani sedini mungkin.
Sejak diperkenalkannya vaksin HPV di Amerika Serikat pada 2006, terjadi penurunan signifikan infeksi HPV dan pra-kanker serviks pada remaja dan perempuan dewasa muda.
Remaja perempuan yang potensial perlu mempersiapkan diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masa kini.
Perfeksionisme pada remaja perempuan sering kali mengakibatkan stres, tekanan berlebihan, dan keterbatasan dalam kreativitas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved