Headline

BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia

Jerman Siap Hadapi Perang Panjang di Ukraina

Ferdian Ananda Majni
01/9/2025 14:24
Jerman Siap Hadapi Perang Panjang di Ukraina
Ilustrasi(Anadolu)

KANSELIR Jerman Friedrich Merz menyatakan dirinya bersiap menghadapi kemungkinan perang di Ukraina yang masih akan berlangsung lama. 

Menurutnya, konflik biasanya berakhir dengan kekalahan militer atau kelelahan ekonomi, namun kedua skenario tersebut tidak terlihat akan terjadi baik bagi Kyiv maupun Moskow dalam waktu dekat.

Pernyataan Merz disampaikan sehari sebelum tenggat waktu yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump untuk pertemuan antara Presiden Rusia dan Ukraina, yang dimaksudkan sebagai langkah awal menuju pembicaraan damai. 

Trump sebelumnya memperingatkan akan ada konsekuensi jika pertemuan tersebut gagal terlaksana.

Merz bersama Presiden Prancis Emmanuel Macron menilai tanggung jawab berada di tangan Presiden Rusia Vladimir Putin. Keduanya juga mendorong Washington untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras terhadap Moskow.

"Saya sedang mempersiapkan diri secara internal agar perang ini berlangsung lama," kata Merz dalam wawancara dengan televisi publik ZDF.

Dia menekankan bahwa berbagai inisiatif diplomatik tengah dilakukan untuk segera mengakhiri perang. Namun, hal tersebut tidak bisa dicapai dengan mengorbankan kapitulasi Ukraina.

Menurut Merz, jika Ukraina menyerah, Rusia akan dengan mudah mengincar negara lain.

"Lalu lusa giliran kami," ucapnya.

"Itu bukan pilihan," lanjutnya.

Dalam wawancara yang sama, Merz menolak membahas kemungkinan pengerahan pasukan Jerman ke Ukraina sebagai bagian dari jaminan keamanan jika kelak ada kesepakatan damai. 

Inggris dan Prancis diketahui sedang mendorong rencana pembentukan pasukan penenang untuk mencegah agresi Rusia di masa depan. 

Namun, prospek Jerman ikut serta dalam inisiatif ini memicu perdebatan di dalam negeri, mengingat sejarah kelam Jerman di era Nazi.

Sementara itu, kemarin Kremlin menuduh kekuatan Eropa justru menghalangi upaya perdamaian yang digagas Trump. 

Moskow menegaskan akan melanjutkan operasi militernya di Ukraina sampai ada tanda nyata bahwa Kyiv siap untuk berdamai. (Straitstimes/Fer/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner