Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Mahasiswa Kabupaten Bandung Gelar Pertemuan Moderasi Beragama

Sugeng Sumariyadi
19/3/2024 21:11
Mahasiswa Kabupaten Bandung Gelar Pertemuan Moderasi Beragama
Peserta diskusi moderasi beragama di Kabupaten Bandung menandatangani komitmen bersama(DOK/FORUM SANTRI JAWA BARAT)

PANCASILA merupakan anugerah luar biasa bagi bangsa Indonesia. Di dalam Pancasila tertuang keberagaman budaya dan agama.

"Semangat Pancasila inilah yang ingin kami bawa ke dalam dunia kampus. Kami terus melakukan revitalisasi kurikulum, dengan memasukkan agama sebagai mata kuliah wajib," ungkap Rektor Universitas Bale Bandung Dr Ibrahim Danuwikarsa, saat membuka Diskusi Kelompok Terarah, di Kampus Universitas Bale Bandung, Kabupaten Bandung, Selasa (19/3).

Dia sepakat, dalam muatan pelajaran agama tersebut juga membahas mengenai unsur-unsur moderasi beragama.  Moderasi beragama merupakan hal penting di lingkungan akademik khususnya bagi pelajar dan mahasiswa.

Baca juga : Jawa Barat Reaktivasi Dua Jalur Kereta Api

Karena, lanjut dia, banyak awal mula pemikiran atau paham agama ekstrim dimulai dari lingkungan pendidikan. Karena itu, dalam forum di kampusnya ini perlu adanya penekanan dan pengenalan moderasi beragama bagi pelajar dan mahasiswa.

FGD di Kampus Universitas Bale Bandung diikuti 300 mahasiswa dan pelajar dari Kabupaten Bandung. Tema diskusi ialah "Penguatan Moderasi Beragama sebagai Komitmen Menjaga Kerukunan, Toleransi dan Nilai Luhur Kebangsaan".

Peserta berasal dari BEM kampus se-Bandung Selatan, IPNU, MA Al Ihsan, HIMA Persis, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, HIMI Persis, Pemuda Sapu Bersih Hoaks, Jabar Bergerak, Purna Paskibraka Duta Pancasila, Ikatan Pelajar Persis, Ikatan Pelajar Putri Persis, Pelita Intan Muda, Komunitas Media, dan Himpunan Duta Bela Negara.

Baca juga : Pemkab Bandung Bangun RSUD Kelima di Ciwidey

"Kegiatan ini digelar sebagai upaya menjaga keharmonisan antara sesama pemeluk agama di Kabupaten Bandung, khususnya di bulan Ramadan. Moderasi sangat penting sebagai landasan dalam menjaga kerukunan dan toleransi antarumat beragama, serta memperhatankan nilai kebangsaan yang luhur," ungkap Ketua Pelaksana FGD, Restu Nugraha.

Dia bersyukur kegiatan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak. Di antaranya Pemuda Sapu Bersih Hoaks dan BEM Universitas Bale Bandung, Forum Santri Jawa Barat dan Forum Penggerak Moderasi Beragama.

Acara Ruang Obrolan Terbuka Asyik di Bulan ramadan (Rotasi) ini diharapkan dapat bermanfaat dan meningkatkan penguatan moderasi beragama di Kabupaten Bandung.

Baca juga : FGD Moderasi Beragama Digelar di Garut, Menuju Keharmonisan dan Kesejahteraan Bersama


Sementara itu Kapolresta Bandung Komisaris Besar Kusworo Wibowo mengatakan moderasi beragama merupakan simbol cara kita bersikap dan cara pandang ataupun perilaku beragama. Namun, tidak memaksakan orang lain untuk menganut agamanya.

"Dalam moderasi beragama kita mengembangkan sikap menghormati dan kerja sama, serta sikap saling menghormati dan kebebasan beribadah. Kita menghormati orang lain untuk beribadah sesuai agamanya masing-masing," tambahnya

Sementara itu terkait adanya isu penolakan beribadah di Kabupaten Bandung, setelah diselidiki ternyata bukan penolakan beribadah. "Hanya soal tempat ibadahnya yang tidak sesuai peraturan perundang-undangan."

Baca juga : Bawaslu Kabupaten Bandung Telusuri Penggelembungan Suara untuk Parpol

Izin Mendirikan Bangunan dari pada tempat ibadah tersebut untuk komersil dan bukan untuk penggunaan ibadah. Polresta Bandung bersama Pemkab Bandung melaksanakan pertemuan untuk menyelesaikan sekaligus membantu perizinan rumah ibadah tersebut.

Di tempat yang sama Dandim 0624 Kabupaten Bandung Letnan Kolonel Inf Hamzah Budi Susanto menyatakan TNI hadir di tengah masyarakat berdasarkan dasar dan regulasi yang jelas khususnya dalam moderasi beragama. Moderasi beragama itu sendiri diartikan sikap mengurangi kekerasan ekstrim dalam praktik beragama, sikap mengurangi perilaku radikal dalam kehidupan bernegara maupun berbangsa.

"Banyak kasus mengambil keuntungan dalam beragama, hal tersebut yang perlu diantisipasi. Kenyataan keberagaman agama di Indonesia berbanding lurus dengan keberagaman pendapat. Terkadang keberagaman pendapat tersebut akan menyebabkan konflik agama," tandasnya.

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng
Berita Lainnya

Bisnis

Wisata
Kuliner