Serangan Drone Ukraina Picu Kebakaran di Depot Minyak Sochi Rusia

Dhika Kusuma Winata
04/8/2025 14:16
Serangan Drone Ukraina Picu Kebakaran di Depot Minyak Sochi Rusia
Ilutrasi.(AFP/GENYA SAVILOV)

SEBUAH serangan drone dari Ukraina memicu kebakaran di fasilitas penyimpanan minyak di kota Sochi, Rusia, pada Minggu (4/8) dini hari waktu setempat.  Gubernur Wilayah Krasnodar, Veniamin Kondratiev, menyampaikan serangan drone menghantam tangki minyak dan menyebabkan kebakaran.

Sochi dikenal sebagai kota resor yang pernah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 2014 dan berjarak sekitar 400 kilometer dari perbatasan Ukraina.

Wali Kota Sochi, Andrei Proshunin, memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut dan mengatakan api berhasil dipadamkan setelah beberapa jam. Beberapa media Rusia menayangkan gambar kobaran api dan asap hitam tebal di lokasi kejadian.

Otoritas penerbangan Rusia, Rosaviatsia, melaporkan aktivitas di bandara Sochi sempat dihentikan sementara akibat insiden ini. Serangan udara terhadap Sochi tergolong jarang terjadi dibandingkan kota-kota Rusia lainnya. Namun, pada akhir Juli lalu, serangan drone Ukraina di wilayah tersebut sempat menewaskan dua orang.

Serangan terhadap infrastruktur energi Rusia, termasuk kilang minyak dan depot bahan bakar menjadi bagian dari strategi Ukraina sebagai balasan atas gempuran Rusia ke wilayah Ukraina sejak invasi skala dimulai pada Februari 2022.

Kementerian Pertahanan Rusia menyebutkan tiga drone Ukraina berhasil dicegat di wilayah Leningrad, termasuk kota pelabuhan Saint Petersburg di Laut Baltik.

Di sisi lain, militer Rusia kembali melancarkan serangan ke berbagai wilayah Ukraina. Di Mykolaiv, sebuah kota di selatan Ukraina dekat Laut Hitam, serangan rudal melukai tujuh warga sipil di kawasan pemukiman.

Perdana Menteri Ukraina Yulia Svyrydenko juga melaporkan tiga warga terluka di wilayah timur laut Kharkiv, serta sejumlah korban lainnya di wilayah Zaporizhzhia dan Kherson.

"Rusia tidak sedang memerangi militer Ukraina, tapi menargetkan warga sipil Ukraina," ujar Svyrydenko.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pekan lalu memberi ultimatum 10 hari kepada Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri konflik, yang akan berakhir pada Jumat mendatang.

Namun, pertempuran terus berlanjut dan Kremlin menolak wacana gencatan senjata permanen yang dianggap hanya akan menguntungkan pasukan Ukraina. (AFP/I-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya