Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

Gizi Memburuk Drastis, Malanutrisi Akut Bunuh Warga dan Anak Gaza

Dhika Kusuma Winata
28/7/2025 13:48
Gizi Memburuk Drastis, Malanutrisi Akut Bunuh Warga dan Anak Gaza
Warga Gaza.(Al Jazeera)

KRISIS gizi di Jalur Gaza, Palestina, mencapai titik kritis dengan lonjakan kematian yang mencolok sepanjang Juli 2025. Hal itu diungkapkan WHO dalam laporan terbaru yang dirilis 27 Juli 2025.

WHO melaporkan total 74 kematian terkait malnutrisi sepanjang tahun ini. Dari jumlah tersebut, sebanyak 63 kematian terjadi hanya dalam bulan Juli ini.

Korban meninggal akibat malanutrisi termasuk 24 anak balita, satu anak usia di atas lima tahun, dan 38 orang dewasa. Sebagian besar korban meninggal saat tiba di fasilitas kesehatan atau tak lama setelahnya dengan tubuh menunjukkan tanda-tanda kekurangan gizi akut yang parah.

Menurut WHO, kondisi itu sebenarnya bisa dicegah sepenuhnya. Namun, penghalangan dan penundaan secara sengaja terhadap pengiriman bantuan pangan, layanan kesehatan, serta bantuan kemanusiaan skala besar menyebabkan banyak kematian yang seharusnya dinilai tak perlu terjadi.

Laporan dari mitra Nutrition Cluster menunjukkan hampir satu dari lima anak di bawah usia lima tahun di Kota Gaza kini mengalami malanutrisi akut. Tingkat Global Acute Malnutrition (GAM), indikator anak usia 6 hingga 59 bulan yang menderita gizi buruk akut, menunjukkan peningkatan tiga kali lipat sejak Juni.

Di Khan Younis dan wilayah Gaza Tengah, angka GAM meningkat dua kali lipat hanya dalam waktu kurang dari sebulan. WHO memperkirakan data tersebut masih jauh dari kenyataan dan berpotensi lebih tinggi karena banyak keluarga tak bisa mengakses layanan kesehatan akibat kendala keamanan dan terbatasnya akses.

Dalam dua pekan pertama Juli saja, lebih dari 5.000 anak balita telah mendapatkan perawatan rawat jalan untuk malanutrisi. Sekitar 18 persen di antaranya menderita Severe Acute Malnutrition (SAM), bentuk malnutrisi paling berbahaya dan mengancam jiwa.

Angka itu melanjutkan tren peningkatan signifikan sejak Mei. Pada Juni, sebanyak 6.500 anak menjalani perawatan dan menjadi angka tertinggi sejak Oktober 2023.

Selain itu, sebanyak 73 anak dengan SAM dan komplikasi medis harus dirawat inap selama Juli, naik dari 39 kasus di bulan sebelumnya. Jumlah total perawatan inap sepanjang 2025 kini mencapai 263 kasus. 

Lonjakan tersebut turut membebani empat pusat perawatan khusus malnutrisi yang ada di Gaza, memaksa sistem kesehatan yang sudah rapuh nyaris runtuh. Keempat fasilitas tersebut kini beroperasi di luar kapasitas, kehabisan bahan bakar, dan pasokan diperkirakan akan habis pertengahan bulan depan.

Tenaga medis juga dilaporkan kewalahan sementara kerusakan pada sistem air bersih dan sanitasi diperkirakan mempercepat penyebaran penyakit, menciptakan siklus berbahaya antara sakit dan kematian.

Kondisi juga memburuk bagi ibu hamil dan menyusui. Data terbaru menunjukkan lebih dari 40% dari kelompok ibu hamil dan menyusui mengalami malnutrisi berat. Situasi paling mengkhawatirkan terjadi di wilayah Gaza Tengah yang mengalami peningkatan tiga kali lipat sejak Juni serta di Kota Gaza dan Khan Younis, yang mengalami kenaikan dua kali lipat.

Ancaman tidak hanya datang dari kelaparan itu sendiri, tetapi juga dari upaya warga untuk mendapatkan makanan. Banyak keluarga terpaksa mempertaruhkan nyawa demi sejumput bahan pangan di tengah situasi yang kacau dan berbahaya.

WHO melaporkan sejak 27 Mei, lebih dari 1.060 orang tewas dan sekitar 7.200 lain terluka saat berusaha mengakses makanan. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya