Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
BADAN PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Jumat menyatakan bahwa krisis kelaparan luas yang terjadi di Jalur Gaza merupakan tindakan yang “dibuat dan disengaja.”
Dalam pernyataannya, UNRWA menyoroti sistem distribusi bantuan yang dikenal sebagai “Yayasan Kemanusiaan Gaza” (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat. Mereka menilai mekanisme ini justru dimanfaatkan untuk melayani “tujuan militer dan politik.”
“Kelaparan massal yang disengaja dan terencana. Hari ini, lebih banyak anak meninggal, tubuh mereka kurus kering karena kelaparan,” ungkap UNRWA dalam pernyataan resmi.
UNRWA menekankan bahwa sistem distribusi tersebut memiliki kelemahan fundamental dan tidak dirancang untuk merespons kebutuhan kemanusiaan yang genting.
“Sistem distribusi (GHF) yang cacat tersebut tidak dirancang untuk mengatasi krisis kemanusiaan,” tambahnya. Mereka bahkan menuduh sistem ini sebagai alat yang “lebih banyak merenggut nyawa daripada menyelamatkan.”
Badan ini juga menjelaskan bahwa Israel memiliki kendali penuh terhadap akses kemanusiaan, baik dari luar maupun dalam Gaza.
GHF mulai diberlakukan oleh Tel Aviv sejak 27 Mei, meski PBB dan sejumlah organisasi kemanusiaan besar menolak sistem tersebut. Menurut UNRWA, selama masa gencatan senjata yang berlangsung pada Januari 2025—yang kemudian dihentikan sepihak oleh Israel pada Maret—bantuan berhasil disalurkan secara efektif dan mampu mengurangi kelaparan.
Namun, sejak sistem GHF diterapkan, UNRWA menyebut sekitar 6.000 truk berisi makanan dan obat-obatan milik mereka tertahan di wilayah Mesir dan Yordania.
UNRWA telah berulang kali meminta agar distribusi bantuan dikembalikan ke mekanisme yang dikelola oleh PBB, demi mengatasi krisis kelaparan yang semakin parah di Gaza.
Israel, sejak 2 Maret, menghentikan implementasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan Hamas, serta menutup akses perbatasan, menyebabkan ratusan truk bantuan tak bisa masuk ke Gaza.
Serangan brutal dari Israel yang berlangsung sejak akhir 2023 telah menyebabkan lebih dari 59.600 warga Palestina tewas. Sementara itu, kematian akibat kelaparan meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir karena blokade berlarut dan buruknya sistem distribusi bantuan yang dijalankan oleh GHF.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Israel saat ini juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional terkait agresinya di Gaza. (Ant/I-3)
Sektor pertahanan memperkuat peran aktif Indonesia di forum internasional untuk mendorong penyelesaian konflik global, termasuk di Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina.
Israel berencana menyetujui proyek permukiman E1 di Tepi Barat yang tertunda. Namun proyek ini menuai kecaman internasional.
Keputusan Indonesia meningkatkan langkah bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Jalur Gaza didasari dengan semakin mendesaknya tuntutan aksi konkret akibat kekejaman Zionis Israel.
MENTERI Luar Negeri Mesir, Badr Abdelatty, mengatakan pihaknya telah menyiapkan daftar personel polisi Palestina yang akan menjalani pelatihan di Mesir dan Yordania.
JUMLAH kematian akibat malanutrisi di tengah pengepungan dan krisis pasokan makanan di Jalur Gaza bertambah menjadi 235 orang, termasuk 106 anak.
MILITER Israel menghancurkan lebih dari 300 rumah selama tiga hari terakhir di lingkungan Zeitoun, Jalur Gaza tengah. Ini merupakan rencana pendudukan yang sedang berlangsung.
Kementerian Kesehatan Jalur Gaza melaporkan bahwa jumlah korban tewas akibat malnutrisi di tengah krisis pasokan pangan di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 227 orang.
Militer Israel dituduh sengaja mengarahkan truk melintasi jalan yang tidak aman untuk dilintasi di Gaza tengah sehingga akhirnya terguling.
DI tengah serangan udara, pengungsian, dan kelaparan, kelangkaan air yang belum pernah terjadi menambah penderitaan penduduk Jalur Gaza, Palestina.
Warga Palestina yang kelaparan harus mempertaruhkan nyawa demi mendapatkan bantuan melalui jalur terbatas yang dikendalikan.
KONDISI kelaparan di Jalur Gaza kini mencapai titik kritis dan mengancam nyawa lebih dari dua juta penduduk Palestina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved