Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BADAN PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Jumat menyatakan bahwa krisis kelaparan luas yang terjadi di Jalur Gaza merupakan tindakan yang “dibuat dan disengaja.”
Dalam pernyataannya, UNRWA menyoroti sistem distribusi bantuan yang dikenal sebagai “Yayasan Kemanusiaan Gaza” (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat. Mereka menilai mekanisme ini justru dimanfaatkan untuk melayani “tujuan militer dan politik.”
“Kelaparan massal yang disengaja dan terencana. Hari ini, lebih banyak anak meninggal, tubuh mereka kurus kering karena kelaparan,” ungkap UNRWA dalam pernyataan resmi.
UNRWA menekankan bahwa sistem distribusi tersebut memiliki kelemahan fundamental dan tidak dirancang untuk merespons kebutuhan kemanusiaan yang genting.
“Sistem distribusi (GHF) yang cacat tersebut tidak dirancang untuk mengatasi krisis kemanusiaan,” tambahnya. Mereka bahkan menuduh sistem ini sebagai alat yang “lebih banyak merenggut nyawa daripada menyelamatkan.”
Badan ini juga menjelaskan bahwa Israel memiliki kendali penuh terhadap akses kemanusiaan, baik dari luar maupun dalam Gaza.
GHF mulai diberlakukan oleh Tel Aviv sejak 27 Mei, meski PBB dan sejumlah organisasi kemanusiaan besar menolak sistem tersebut. Menurut UNRWA, selama masa gencatan senjata yang berlangsung pada Januari 2025—yang kemudian dihentikan sepihak oleh Israel pada Maret—bantuan berhasil disalurkan secara efektif dan mampu mengurangi kelaparan.
Namun, sejak sistem GHF diterapkan, UNRWA menyebut sekitar 6.000 truk berisi makanan dan obat-obatan milik mereka tertahan di wilayah Mesir dan Yordania.
UNRWA telah berulang kali meminta agar distribusi bantuan dikembalikan ke mekanisme yang dikelola oleh PBB, demi mengatasi krisis kelaparan yang semakin parah di Gaza.
Israel, sejak 2 Maret, menghentikan implementasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan Hamas, serta menutup akses perbatasan, menyebabkan ratusan truk bantuan tak bisa masuk ke Gaza.
Serangan brutal dari Israel yang berlangsung sejak akhir 2023 telah menyebabkan lebih dari 59.600 warga Palestina tewas. Sementara itu, kematian akibat kelaparan meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir karena blokade berlarut dan buruknya sistem distribusi bantuan yang dijalankan oleh GHF.
Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Israel saat ini juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional terkait agresinya di Gaza. (Ant/I-3)
Sistem distribusi bantuan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat ini lebih melayani kepentingan militer dan politik dibandingkan kebutuhan rakyat sipil.
WFP PBB mengatakan hampir sepertiga penduduk Gaza harus menahan lapas.
Donald Trump mengisyaratkan dukungan untuk eskalasi militer Israel di Gaza.
PERDANA Menteri Kanada Mark Carney mengumumkan bahwa negaranya berencana untuk mengakui Negara Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Prancis jadi negara berkekuatan besar pertama di Eropa yang menyatakan secara terbuka niatnya mengakui Palestina.
BAYI-BAYI yang tinggal tulang dan kulit akhirnya meninggal karena ibu mereka terlalu kelaparan untuk menghasilkan susu.
KEMENTERIAN Kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 95 warga sipil tewas akibat tembakan militer Israel dalam 24 jam terakhir saat sedang menunggu bantuan di lokasi distribusi.
PBB kembali mendesak pencabutan blokade yang diberlakukan Israel atas wilayah Gaza dan menekankan pentingnya akses untuk pengiriman bantuan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved