Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

UNRWA: Kelaparan Massal di Gaza adalah Tindakan yang Dirancang dan Disengaja

Budi Ernanto
26/7/2025 19:46
UNRWA: Kelaparan Massal di Gaza adalah Tindakan yang Dirancang dan Disengaja
Ilustrasi.(AFP/EYAD BABA)

BADAN PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Jumat menyatakan bahwa krisis kelaparan luas yang terjadi di Jalur Gaza merupakan tindakan yang “dibuat dan disengaja.”

Dalam pernyataannya, UNRWA menyoroti sistem distribusi bantuan yang dikenal sebagai “Yayasan Kemanusiaan Gaza” (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat. Mereka menilai mekanisme ini justru dimanfaatkan untuk melayani “tujuan militer dan politik.”

“Kelaparan massal yang disengaja dan terencana. Hari ini, lebih banyak anak meninggal, tubuh mereka kurus kering karena kelaparan,” ungkap UNRWA dalam pernyataan resmi.

UNRWA menekankan bahwa sistem distribusi tersebut memiliki kelemahan fundamental dan tidak dirancang untuk merespons kebutuhan kemanusiaan yang genting.

“Sistem distribusi (GHF) yang cacat tersebut tidak dirancang untuk mengatasi krisis kemanusiaan,” tambahnya. Mereka bahkan menuduh sistem ini sebagai alat yang “lebih banyak merenggut nyawa daripada menyelamatkan.”

Badan ini juga menjelaskan bahwa Israel memiliki kendali penuh terhadap akses kemanusiaan, baik dari luar maupun dalam Gaza.

GHF mulai diberlakukan oleh Tel Aviv sejak 27 Mei, meski PBB dan sejumlah organisasi kemanusiaan besar menolak sistem tersebut. Menurut UNRWA, selama masa gencatan senjata yang berlangsung pada Januari 2025—yang kemudian dihentikan sepihak oleh Israel pada Maret—bantuan berhasil disalurkan secara efektif dan mampu mengurangi kelaparan.

Namun, sejak sistem GHF diterapkan, UNRWA menyebut sekitar 6.000 truk berisi makanan dan obat-obatan milik mereka tertahan di wilayah Mesir dan Yordania.

UNRWA telah berulang kali meminta agar distribusi bantuan dikembalikan ke mekanisme yang dikelola oleh PBB, demi mengatasi krisis kelaparan yang semakin parah di Gaza.

Israel, sejak 2 Maret, menghentikan implementasi gencatan senjata dan pertukaran tahanan dengan Hamas, serta menutup akses perbatasan, menyebabkan ratusan truk bantuan tak bisa masuk ke Gaza.

Serangan brutal dari Israel yang berlangsung sejak akhir 2023 telah menyebabkan lebih dari 59.600 warga Palestina tewas. Sementara itu, kematian akibat kelaparan meningkat tajam dalam beberapa hari terakhir karena blokade berlarut dan buruknya sistem distribusi bantuan yang dijalankan oleh GHF.

Pada November lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Israel saat ini juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional terkait agresinya di Gaza. (Ant/I-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto
Berita Lainnya