Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PEMERINTAH Indonesia menyatakan dukungannya terhadap keputusan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang menyatakan niat untuk mengakui Negara Palestina.
Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu) RI menyebut langkah tersebut sebagai sinyal positif bagi perdamaian di Timur Tengah.
"Indonesia menyambut baik keputusan Presiden Perancis Emmanuel Macron agar Perancis mengakui Negara Palestina," demikian pernyataan resmi Kemenlu, Sabtu (26/7).
Indonesia menilai pengakuan terhadap Palestina sebagai negara merdeka merupakan langkah penting dalam upaya mewujudkan perdamaian yang adil dan menyeluruh. Kemenlu menegaskan bahwa pengakuan ini juga mendukung terciptanya solusi jangka panjang bagi rakyat Palestina.
"Pengakuan ini merupakan langkah positif untuk memastikan prospek masa depan bagi berdirinya Negara Palestina yang berdaulat dan merdeka, berdasarkan batas wilayah yang disepakati pada 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya, melalui Solusi Dua Negara," lanjut pernyataan tersebut.
Selain menyambut langkah Prancis, Indonesia juga mendorong negara-negara lain yang hingga kini belum mengakui Palestina untuk mengikuti jejak serupa. Dukungan internasional secara luas dinilai sebagai salah satu kunci dalam mendorong realisasi negara Palestina.
"Indonesia mendesak semua negara yang belum mengakui Negara Palestina untuk mengikuti langkah Perancis," tambah pernyataan Kemenlu RI.
Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan bahwa negaranya akan secara resmi mengakui Negara Palestina pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) September mendatang, menjadikan Prancis sebagai kekuatan Eropa paling besar yang mengambil langkah tersebut di tengah konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina.
Pengumuman ini disampaikan Macron pada Kamis (24/7), di tengah meningkatnya tekanan internasional terhadap Israel atas krisis kemanusiaan di Gaza.
"Prioritas mendesak hari ini adalah mengakhiri perang di Gaza dan menyelamatkan penduduk sipil," tulis Macron dalam unggahannya di media sosial seperti dilansir AFP.
"Kita akhirnya harus membangun negara Palestina, memastikan kelangsungan hidupnya, dan memungkinkannya-dengan menerima demiliterisasi dan mengakui Israel sepenuhnya-untuk berkontribusi pada keamanan seluruh kawasan Timur Tengah," tambahnya.
Langkah ini langsung menuai kemarahan dari Israel, dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebutnya sebagai hadiah bagi terorisme dan sebuah ancaman eksistensial bagi negaranya.
"Keputusan ini berisiko menciptakan proksi Iran lainnya, sebagaimana Gaza telah menjadi, yang akan menjadi landasan peluncuran untuk memusnahkan Israel, bukan untuk hidup berdampingan dalam damai," kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan resmi.
Macron berencana menyampaikan pengakuan resmi ini di hadapan forum dunia saat Sidang Umum PBB pada bulan September mendatang. Jika terealisasi, Prancis akan menjadi negara Eropa paling berpengaruh yang mengakui Negara Palestina secara formal.
Hingga saat ini, setidaknya 142 negara telah atau akan mengakui kenegaraan Palestina, termasuk sejumlah negara yang mengumumkan langkah tersebut setelah dimulainya serangan Israel di Gaza sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Pejabat senior Otoritas Palestina, Hussein al-Sheikh, menyambut baik pengumuman Macron.
"Ini mencerminkan komitmen Prancis terhadap hukum internasional dan dukungannya terhadap hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan mendirikan negara merdeka," ujarnya.
Kelompok Hamas, yang memerintah di Gaza, juga menyambut keputusan ini dan menyebutnya sebagai langkah positif ke arah yang benar dalam menegakkan keadilan bagi rakyat Palestina yang tertindas dan mendukung hak mereka yang sah untuk menentukan nasib sendiri.
Hamas juga menyerukan negara-negara lain, terutama di Eropa, untuk mengikuti langkah Prancis. (Fer/M-3)
PEMERINTAH Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) pada Jumat (25/7) mengeluarkan pernyataan resmi terkait eskalasi konflik perbatasan Thailand-Kamboja yang memanas.
Hingga kini penyebab kematian diplomat Kemenlu itu belum diketahui, apakah bunuh diri atau korban pembunuhan.
SATRIA Arta Kumbara, mantan prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut, kembali menarik perhatian publik setelah mengutarakan keinginannya untuk kembali ke Indonesia.
MANTAN prajurit Korps Marinir TNI Angkatan Laut, Satria Arta Kumbara, kembali menjadi sorotan publik setelah menyatakan keinginannya untuk pulang ke Indonesia.
MENTERI Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono dan jajaran Kementerian Luar Negeri menyampaikan apresiasi kepada Myanmar yang telah memberikan amnesti ke selebgram berinisial AP.
PERDANA Menteri Kanada Mark Carney mengumumkan bahwa negaranya berencana untuk mengakui Negara Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Prancis jadi negara berkekuatan besar pertama di Eropa yang menyatakan secara terbuka niatnya mengakui Palestina.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia kembali menekankan pentingnya rencana politik yang adil dan menyeluruh dengan solusi dua negara, Israel dan Palestina.
PEMERINTAH Tiongkok mendukung rencana Prancis untuk menyampaikan pengakuan atas kedaulatan Palestina dalam sidang Majelis Umum PBB pada September 2025.
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron mengumumkan negaranya akan secara resmi mengakui Negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB pada September.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved