Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
KETEGANGAN antara Iran dan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) meningkat tajam setelah pemimpin redaksi surat kabar Kayhan, Hossein Shariatmadari menuduh Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi bekerja untuk badan intelijen Israel, Mossad.
Dalam tulisannya, Shariatmadari mendesak otoritas Iran untuk menolak kedatangan Grossi ke negara tersebut, bahkan menyerukan eksekusi terhadapnya.
“Berbagai dokumen telah muncul yang mengungkap hubungan rahasia Anda dengan Mossad,” tulis Shariatmadari, menuding Grossi telah bekerja sama dengan intelijen Israel.
Dia juga meminta pemerintah Iran mengajukan pengaduan pidana internasional terhadap Grossi, menyebut bahwa hukuman paling ringan bagi agen rezim Zionis yang teridentifikasi ini adalah, pertama, menolaknya masuk ke Iran dan kedua, mengadilinya secara internasional karena memata-matai untuk Mossad.
Pernyataan tersebut memicu kecaman dari komunitas internasional. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Marco Rubio, mengecam seruan itu.
Dalam unggahan di media sosial X, Rubio menulis, “Seruan di Iran untuk penangkapan dan eksekusi Direktur Jenderal IAEA Grossi tidak dapat diterima dan harus dikecam.”
“Kami mendukung upaya verifikasi dan pemantauan penting IAEA di Iran dan memuji Direktur Jenderal dan IAEA atas dedikasi dan profesionalisme mereka. Kami menyerukan Iran untuk memastikan keselamatan dan keamanan personel IAEA," tambahnya.
Argentina turut menyampaikan protes keras atas ancaman terhadap Grossi. Kementerian Luar Negeri Argentina menyatakan dukungan penuh bagi Direktur Jenderal IAEA dan menuntut Iran untuk menjamin keamanannya.
“Kami mengutuk keras ancaman terhadapnya yang datang dari Iran,” tulis kementerian itu dalam pernyataan di platform X, sambil meminta Teheran untuk menahan diri dari tindakan apa pun yang dapat membahayakan mereka.
Tuduhan terhadap Grossi muncul setelah Iran menolak permintaannya untuk mengunjungi fasilitas nuklir yang baru-baru ini dibom oleh Israel dan Amerika Serikat.
Dalam wawancara dengan CBS News yang ditayangkan Sabtu lalu, Grossi menyebut bahwa Iran kemungkinan mampu memproduksi uranium yang diperkaya dalam waktu beberapa bulan, meskipun beberapa fasilitasnya telah mengalami kerusakan akibat serangan.
Situasi ini semakin memanas setelah parlemen Iran memutuskan untuk menangguhkan kerja sama dengan IAEA. Menyusul keputusan itu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengumumkan bahwa Rafael Grossi dilarang memasuki Iran.
Dalam wawancara terpisah dengan RT International, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmail Baghaei, mengatakan bahwa publik Iran kecewa karena IAEA tidak mengecam keras serangan dari Israel dan AS.
Dia menegaskan bahwa program nuklir Iran tetap bertujuan damai dan tidak melibatkan pengayaan uranium tingkat senjata.
“Israel mengklaim serangan itu untuk mencegah pengembangan senjata nuklir oleh Iran,” kata Baghaei, seraya menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar. (Fer/I-1)
KETIKA Israel secara intensif menggempur berbagai fasilitas nuklir Iran dalam eskalasi terbaru, dunia justru kembali mengalihkan perhatian pada program nuklir rahasia Israel, Dimona.
AMERIKA Serikat tidak terima dengan kebijakan Republik Islam Iran yang resmi memutus hubungan kerja sama nuklir dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).
Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyetujui undang-undang yang menghentikan kerja sama negaranya dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Donald Trump menegaskan bahwa serangan militer yang dilancarkan terhadap fasilitas nuklir Iran pekan lalu telah menyebabkan kerusakan parah yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Serangan militer Amerika Serikat (AS) terhadap program nuklir Iran baru-baru ini mungkin tidak menimbulkan kerusakan besar seperti yang telah diklaim secara resmi.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian dilaporkan mengalami luka ringan saat serangan udara Israel, 16 Juni lalu.
IRAN menerima sistem rudal permukaan-ke-udara dari Tiongkok sebagai bagian dari upaya cepat membangun kembali pertahanan udaranya yang rusak akibat serangan Israel selama konflik 12 hari.
Sistem rudal HQ-9B Tiongkok mampu menempuh jarak hingga mencapai 260 kilometer dan ketinggian maksimum 27 kilometer.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel mencoba membunuhnya dalam serangan udara yang terjadi kurang dari sebulan lalu.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengeklaim bahwa Israel berusaha membunuhnya dengan menyerang wilayah tempat ia sedang mengadakan pertemuan.
PRESIDEN Iran Masoud Pezeshkian mengungkap bahwa dirinya menjadi sasaran upaya pembunuhan oleh Israel selama konflik 12 hari antara kedua negara yang terjadi pada pertengahan Juni lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved