Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
LAPORAN terbaru dari harian Haaretz, media terkemuka di Israel, menyebutkan ada perintah langsung kepada pasukan Israel untuk menembaki warga sipil Palestina yang tidak bersenjata dan tidak menimbulkan ancaman di lokasi distribusi bantuan. Militer Israel melalui pernyataan resminya membantah tuduhan tersebut dan berjanji akan melakukan investigasi.
"Setiap dugaan pelanggaran akan diteliti dengan serius dan langkah-langkah lebih lanjut akan diambil jika diperlukan. Tuduhan itu mengenai tembakan sengaja ke arah warga sipil tidak dikenal di lapangan," demikian pernyataan IDF.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz bahkan menyebut laporan Haaretz sebagai fitnah darah terhadap militer Israel.
"IDF beroperasi dalam kondisi sulit melawan musuh teroris yang bersembunyi di tengah warga sipil. Tentara kami mendapat perintah jelas untuk menghindari korban sipil dan mereka menjalankannya dengan baik," ujar kedua pejabat tersebut seperti dikutip The Times of Israel.
Sebelumnya, Haaretz melaporkan perintah itu dengan mengutip pengakuan sejumlah tantara. "Kami menembak dengan senapan mesin dari tank dan melemparkan granat. Pernah ada satu kelompok warga sipil yang kami tembak saat mereka bergerak di bawah kabut," ujar seorang tentara kepada Haaretz.
Tentara lain mengaku di posnya bahwa antara satu hingga lima orang tewas setiap hari. Situasi di Gaza bahkan digambarkan sebagai ladang pembantaian.
GMO Gaza menilai pengakuan ini sebagai bukti baru kebijakan genosida sistematis yang dijalankan Israel terhadap rakyat Palestina.
"Penggunaan artileri berat, senapan mesin, dan tembakan langsung terhadap warga sipil yang tengah mengantre makanan adalah bukti lanjutan bahwa Israel menjadikan bantuan kemanusiaan sebagai kedok untuk melanjutkan agresi," tegas GMO.
Data dari PBB dan lembaga HAM internasional mencatat bahwa Israel terus melakukan serangan terhadap warga sipil di Gaza. Hingga kini, jumlah korban tewas akibat agresi Israel di Gaza mencapai 56.331 orang, dengan lebih dari separuh korban merupakan perempuan dan anak-anak.
Selain itu, serangan Israel menewaskan ratusan jurnalis, tenaga kesehatan, dan pekerja bantuan, serta menghancurkan rumah sakit, sekolah, kamp pengungsi, dan kompleks permukiman sipil, menimbulkan korban massal. (I-2)
Indonesia berpotensi masuk dalam skenario yang selaras dengan kepentingan Israel dan Amerika Serikat, disadari atau tidak oleh pemerintah.
Militer Israel mengeklaim menguasai sekitar 75% wilayah Gaza dan terus beroperasi di Kota Gaza serta kamp-kamp di bagian tengah.
PM Israel Benjamin Netanyahu umumkan lima prinsip utama untuk mengakhiri perang di Gaza.
Kabinet keamanan Israel secara resmi menyetujui rencana PM Benjamin Netanyahu untuk mengambil alih kendali penuh atas Gaza.
PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan Israel berniat mengambil alih kendali penuh atas Jalur Gaza.
Donald Trump membahas rencana peningkatan peran AS dalam penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Militer, Keluarga Sandera, dan komunitas internasional menolak rencana Benjamin Netanyahu kuasai seluruh Gaza.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengisyaratkan bahwa ia tidak akan menghalangi rencana Israel untuk menguasai sepenuhnya Jalur Gaza, Palestina.
OTORITAS dalam negeri Jalur Gaza, Palestina, mendesak dihentikan penerjunan bantuan kemanusiaan via udara karena justru dapat memperburuk situasi dan menimbulkan korban jiwa baru.
Badan PBB untuk Anak-anak, UNICEF, mengungkapkan bahwa rata-rata 28 anak tewas setiap hari di Jalur Gaza. Tragedi ini terjadi di tengah blokade ketat Israel
ISRAEL akan mengizinkan masuknya barang-barang tertentu ke Jalur Gaza melalui pedagang swasta lokal.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved