Headline
Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.
Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.
PULUHAN ribu orang memadati jalan-jalan Kota Roma pada Sabtu (7/6) saat partai-partai oposisi Italia bersatu dalam aksi massa menuntut penghentian agresi genosida Israel di Jalur Gaza, Palestina.
Di bawah slogan Hentikan Pembantaian di Gaza, Akhiri Keterlibatan, demonstrasi ini diprakarsai oleh tiga kubu oposisi utama yakni Partai Demokrat (Democratic Party) yang berhaluan tengah-kiri, Gerakan Lima Bintang (Five Star Movement) yang populis, serta koalisi Partai Hijau dan Kiri (Greens and Left Alliance).
Massa aksi membawa bendera Palestina dan poster-poster yang mengutuk kebrutalan Israel. Mereka bergerak dari Lapangan Vittorio Emanuele menuju Lapangan San Giovanni, lokasi panggung utama unjuk rasa.
Salah satu peserta aksi, Annapaola, menyebut posisi pemerintah Italia soal Gaza sebagai sesuatu yang memalukan. "Jika kita tak bersuara dengan tegas, demokrasi Barat akan terkubur bersama Gaza," ujarnya.
Demonstran lain, Angelo, mengatakan bahwa dia selalu hadir dalam setiap aksi solidaritas untuk Palestina. "Yang terjadi sungguh mengerikan, dan yang lebih parah, nyaris tak ada yang membahasnya. Semua diam."
Dalam orasi pascapawai, para pemimpin partai penggerak aksi menyampaikan pidato mengecam kebrutalan Israel dan menyebutnya sebagai bentuk pembersihan etnis.
"Kami sudah muak dengan pendudukan ilegal, muak melihat sekolah-sekolah dibom," tegas Elly Schlein, Ketua Partai Demokrat.
"Lebih dari 50.000 orang telah tewas, termasuk lebih dari 15.000 anak-anak. Ini bukan sekadar angka. Ini nyawa yang hilang dan keluarga yang hancur."
Schlein juga mengecam pemerintahan pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu yang dinilainya menggunakan kelaparan sebagai senjata dengan memblokade bantuan pangan, air, dan medis ke Gaza selama berbulan-bulan. Ia mengutip laporan PBB yang menyebut situasi di Gaza sebagai bentuk pembersihan etnis.
Ketua Gerakan Lima Bintang Giuseppe Conte turut menguatkan pernyataan tersebut. "Kalau bukan genosida, lalu ini apa?" ujarnya.
Conte menuduh pemerintahan kanan-tengah Perdana Menteri Giorgia Meloni bersikap munafik dan lamban merespons tragedi kemanusiaan di Gaza. "Kini mereka bilang 60.000 korban sudah terlalu banyak. Tapi bagaimana dengan 30.000? Atau 40.000? Apakah itu dianggap bisa ditoleransi? Haruskah kita menunggu sampai 16.000 anak
terbunuh? Warga yang hadir di sini menyatakan, 'Kami tidak ingin jadi bagian dari kejahatan ini!.'"
Ia juga menyerukan agar Italia menghentikan kerja sama militer dengan Israel, sebagaimana pemerintahannya dulu menghentikan hubungan serupa dengan Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Sementara itu, pemimpin Aliansi Hijau dan Kiri, Angelo Bonelli, menuntut dihentikannya pembantaian Israel di Gaza dan pendudukan di Tepi Barat. "Pembantaian di Gaza dan pendudukan di Tepi Barat oleh Israel harus segera dihentikan."
Menurut penyelenggara, lebih dari 300.000 orang ambil bagian dalam demonstrasi besar ini di Roma. Aksi solidaritas serupa juga berlangsung di kota-kota lain di Italia, termasuk aksi pro-Palestina di Milan.
Sejak Oktober 2023, Israel terus melanjutkan serangan genosidanya di Gaza di tengah berbagai seruan gencatan senjata dari dunia internasional. Hampir 55.000 warga Palestina tewas, sebagian besar merupakan perempuan dan anak-anak.
Lembaga kemanusiaan internasional pun memperingatkan ancaman kelaparan akut bagi lebih dari dua juta penduduk Gaza. Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas kejahatan terhadap warga sipil di Jalur Gaza. (Anadolu/Ant/I-2)
SEORANG dokter Israel yang bertugas sebagai tentara cadangan menyamakan pembunuhan orang-orang di Jalur Gaza, Palestina, dengan membasmi kecoak dalam suatu unggahan di media sosial.
DUTA Besar Palestina untuk Inggris, Husam Zumlot, mengungkapkan sejumlah langkah konkret yang dapat diambil oleh Inggris, Kanada, dan Prancis untuk menekan Israel.
Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 1.890 warga Palestina, termasuk 595 anak-anak dan 380 wanita, sejak Israel secara sepihak melanggar gencatan senjata pada 18 Maret.
Sekitar 39.384 anak Palestina telah kehilangan satu atau kedua orang tua mereka akibat lebih dari 500 hari pengeboman brutal—angka ini dirilis menjelang Hari Anak Palestina pada 5 April 2025.
AKSI Solidaritas Yaumul Quds 2025 menyatakan dukungan terhadap nilai kemanusiaan, keadilan, dan kebebasan Palestina serta menolak wacana relokasi warga Gaza.
Iran menegaskan bahwa setiap pihak yang terlibat dalam pengiriman bantuan militer ke Israel akan dianggap sebagai sasaran sah oleh militer Iran.
Pezeshkian menyatakan bahwa pemerintahannya mengedepankan diplomasi dan perdamaian.
PM Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pujian mendalam kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas serangan militer terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran.
Trump mengatakan bahwa serangan ke ketiga fasilitas nuklir Iran adalah sebuah keberhasilan yang spektakuler.
BADAN Energi Atom Iran mengecam keras serangan militer Amerika Serikat (AS) terhadap tiga fasilitas nuklir utama seraya menegaskan tidak akan menghentikan pengembangan program nuklirnya.
LANGKAH militer Israel berikutnya di Iran akan sangat dipengaruhi oleh tanggapan Teheran atas serangan udara besar-besaran Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved