Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Kremlin Sebut Reaksi Trump atas Serangan ke Ukraina Dipicu Beban Emosional

Ferdian Ananda Majni
26/5/2025 20:19
Kremlin Sebut Reaksi Trump atas Serangan ke Ukraina Dipicu Beban Emosional
Presiden Amerika Serikat Donald Trump(Instagram/@white house)

PEMERINTAH Rusia, Senin (26/5), menanggapi pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait serangan udara Rusia ke Ukraina, dengan menyebut komentar Trump sebagai bentuk dari beban emosional.

Sebelumnya, Trump menulis di platform media sosial miliknya, Truth Social bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah menjadi "sangat gila" setelah Rusia melancarkan serangan udara selama tiga malam berturut-turut terhadap Ukraina.

"Saya selalu mengatakan bahwa dia menginginkan seluruh Ukraina, bukan hanya sebagian saja, dan mungkin itu terbukti benar, tetapi jika dia melakukannya, itu akan menyebabkan jatuhnya Rusia!" tulis Trump dalam unggahannya seperti dilansir Anadolu, Senin (26/5)

Dalam pernyataan terpisah kepada wartawan di bandara Morristown, New Jersey, Trump juga mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap tindakan Putin. 

"Saya tidak senang dengan apa yang dilakukan Putin," sebutnya.

"Saya tidak tahu apa yang salah dengannya. Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Benar, kan? Dia membunuh banyak orang. Saya tidak senang dengan itu," tambahnya.

Keamanan Nasional

Menanggapi pernyataan tersebut, juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa komentar Trump merupakan respons emosional terhadap situasi yang berkembang.

"Tentu saja, ini adalah momen yang sangat penting, yang tentu saja terkait dengan beban emosional semua orang, dan dengan reaksi emosional,"  ujar Peskov kepada wartawan di Moskow.

Dia menegaskan bahwa Presiden Putin terus memantau situasi dan mengambil keputusan yang diperlukan untuk memastikan keamanan negara.

Negosiasi

Peskov juga menyinggung dimulainya kembali pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina sebagai langkah penting. Dia menyatakan bahwa Amerika Serikat telah memainkan peran besar dalam memfasilitasi proses tersebut.

"Dan kami sungguh berterima kasih kepada rakyat Amerika dan secara pribadi kepada Presiden Trump atas bantuan mereka dalam menyelenggarakan peluncuran proses negosiasi ini," ucapnya.

Putaran pertama perundingan tersebut, yang berlangsung di Istanbul dan difasilitasi oleh Turki disebut menghasilkan kesepakatan awal terkait pertukaran tahanan besar-besaran antara kedua pihak. 

"Kami menyampaikan terima kasih kepada Turki karena telah mengadakan putaran pertama, dan pekerjaan terus berlanjut pada draf mengenai kemungkinan kesepakatan damai," tambah Peskov.

Pertemuan pada 16 Mei lalu disepakati untuk dilanjutkan dengan putaran berikutnya, termasuk pembahasan mengenai gencatan senjata. 

Dalam kesepakatan awal tersebut, kedua pihak telah menyetujui pertukaran tahanan dalam skala besar, dengan masing-masing menyerahkan 1.000 orang.

Tembak Jatuh Drone dan Rudal

Di tengah perkembangan diplomatik tersebut, Angkatan Udara Ukraina pada Senin (26/5) pagi mengklaim telah menjatuhkan 288 dari total 355 drone serta sembilan rudal jelajah Kh-101 yang diluncurkan oleh Rusia dalam serangan malam hari.

Situasi ini menunjukkan bahwa konflik masih berlangsung sengit di lapangan, meskipun ada sinyal untuk melanjutkan jalur negosiasi guna mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih dari dua tahun. (H-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti
Berita Lainnya