Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Lawan Proteksionisme Global, PM Tiongkok Ingin Gandeng Indonesia

Ferdian Ananda Majni
26/5/2025 09:36
Lawan Proteksionisme Global, PM Tiongkok Ingin Gandeng Indonesia
Presiden Prabowo Subianto (kanan) berjalan bersama Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang (kedua kiri) saat pertemuan bilateral dalam kunjungan kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/5/2025).(Antara/Galih Pradipta)

PERDANA Menteri Tiongkok, Li Qiang, mengeluarkan peringatan terkait meningkatnya tren unilateralisme dan proteksionisme global yang dinilainya dapat mengganggu stabilitas tatanan ekonomi dan perdagangan dunia. Hal ini ia sampaikan saat melakukan kunjungan resmi ke Indonesia pada Minggu (25/5), menjelang KTT regional yang akan berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia.

"Unilateralisme dan proteksionisme tengah meningkat di seluruh dunia menimbulkan ancaman serius bagi tatanan ekonomi dan perdagangan internasional," kata Li dalam pertemuannya dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua, Minggu (25/5).

Li menekankan pentingnya kerja sama internasional untuk mengatasi tantangan global tersebut. "Dalam menghadapi risiko ini, persatuan dan kerja sama adalah satu-satunya jalan yang layak untuk maju," tambahnya.

Tiongkok dan Indonesia dikenal memiliki hubungan ekonomi yang erat, terutama dalam beberapa tahun terakhir saat perusahaan-perusahaan Tiongkok banyak berinvestasi di sektor sumber daya alam Indonesia, khususnya nikel. Meski demikian, sengketa klaim di wilayah strategis Laut Cina Selatan masih menjadi titik sensitif dalam hubungan kedua negara.

Dalam kesempatan itu, Li menegaskan keinginan Beijing untuk memperkuat kemitraan dengan Indonesia. "Tiongkok siap bekerja sama dengan Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya untuk menegakkan multilateralisme dan perdagangan bebas, serta memajukan dunia multipolar dan globalisasi yang inklusif," lanjutnya.

Prabowo pun membalas dengan menyampaikan keinginannya untuk memperkuat persahabatan dan kerja sama dengan Tiongkok. "Indonesia siap untuk menciptakan kawasan yang aman dan sejahtera. Indonesia siap untuk memperkuat kerja sama dengan Tiongkok agar kita dapat menciptakan kawasan yang damai, yang aman bagi semua," ucap Prabowo.

Pertemuan tersebut juga diwarnai dengan penandatanganan sejumlah kesepakatan kerja sama, meliputi berbagai bidang seperti pembangunan ekonomi, keuangan, pariwisata, kesehatan, investasi, dan media. Pihak Istana Kepresidenan mengonfirmasi terdapat delapan perjanjian tambahan yang ditandatangani pada kesempatan itu.

Usai kunjungannya di Jakarta, Li Qiang dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke Malaysia untuk menghadiri pertemuan puncak ASEAN bersama negara-negara anggota blok Asia Tenggara serta negara-negara penghasil minyak.

Diketahui Prabowo sebelumnya berkunjung ke Beijing pada tahun lalu. Presiden Xi Jinping saat itu menyatakan harapan untuk memulai babak baru dalam hubungan bilateral kedua negara.

Meski menjalin kerja sama erat, Tiongkok dan Indonesia beberapa kali terlibat ketegangan terkait klaim wilayah di Laut Cina Selatan, terutama menyangkut Laut Natuna Utara. Beijing tetap bersikeras pada klaimnya meskipun Mahkamah Arbitrase Internasional menyatakan bahwa klaim tersebut tidak memiliki dasar hukum.

Indonesia sempat melayangkan protes resmi terhadap kehadiran kapal-kapal Tiongkok yang masuk ke wilayah yang diklaim Indonesia. Bahkan, pada Oktober lalu, pemerintah Indonesia menyatakan telah mengusir kapal penjaga pantai Tiongkok dari perairan tersebut dalam tiga insiden terpisah. (I-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya