Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Tiongkok dan Indonesia Siap Tegakkan Semangat Bandung

Ferdian Ananda Majni
26/5/2025 11:11
Tiongkok dan Indonesia Siap Tegakkan Semangat Bandung
Presiden Prabowo Subianto (kiri) bersama Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang (kanan) melakukan inspeksi barisan saat upacara kenegaraan di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/5/2025).(Antara/Hafidz Mubarak A)

DALAM kunjungan resminya ke Indonesia, Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang dan Presiden Indonesia Prabowo Subianto menegaskan kembali pentingnya semangat Bandung sebagai fondasi kerja sama global yang adil dan setara. Keduanya sekaligus berkomitmen mempererat hubungan bilateral dan meningkatkan koordinasi strategis.

"Tiongkok siap bekerja sama dengan Indonesia dan negara-negara berkembang lain untuk bersama-sama menegakkan Lima Prinsip Hidup Berdampingan Secara Damai dan Semangat Bandung," kata Li dalam pertemuannya dengan Prabowo pada Minggu (25/5), dikutip kantor berita Xinhua, Minggu (25/5).

Konferensi Asia-Afrika yang berlangsung di Bandung pada April 1955 mempertemukan 29 negara dari Asia dan Afrika. Ini menandai awal kebangkitan kawasan yang kini dikenal sebagai Global Selatan dan menanamkan nilai solidaritas, persahabatan, serta kerja sama di tengah dinamika global.

Berbicara di hadapan komunitas bisnis sehari sebelumnya, Li menyoroti bahwa dunia saat ini kembali berada di persimpangan jalan. "Unilateralisme dan proteksionisme sedang meningkat dan tindakan intimidasi meningkat," katanya sambil menekankan urgensi relevansi semangat Bandung dalam menghadapi tantangan global saat ini.

Tak lama setelah kedatangannya pada Sabtu, Li dan Prabowo bersama-sama mengunjungi pameran peringatan 70 tahun Konferensi Bandung sebagai bentuk penghormatan atas warisan diplomatik tersebut.

Perkuat Kerja Sama Infrastruktur dan Industri

Dalam pembicaraan resmi, Li mendorong peningkatan kerja sama ekonomi antara kedua negara melalui penguatan integrasi industri, fasilitasi perdagangan, serta optimalisasi proyek-proyek besar. 

Dia menyatakan bahwa Tiongkok siap untuk menyelaraskan strategi pembangunan dengan Indonesia dan memperdalam kolaborasi dalam inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative).

Secara khusus, ia menyoroti pentingnya peningkatan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Li mendesak kedua belah pihak untuk lebih meningkatkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Ia juga menekankan perlunya meningkatkan konektivitas pasar dan kerja sama di bidang-bidang strategis, seperti ekonomi digital, kecerdasan buatan (AI), energi baru, kedirgantaraan, dan sektor kelautan.

Presiden Prabowo menyambut baik ajakan tersebut, dan mengatakan bahwa momentum peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok pada tahun 2025 serta peringatan 70 tahun Konferensi Bandung, akan menjadi kesempatan penting untuk memperkuat kemitraan. 

"Indonesia akan mengambil kesempatan ini untuk memperdalam kemitraan strategis yang komprehensif dengan Tiongkok dan bersama-sama mempromosikan perdamaian, pembangunan di Asia dan dunia," ujarnya.

Prabowo juga menyatakan kesiapan Indonesia untuk memperluas kerja sama dalam berbagai sektor, termasuk pertanian, keuangan, infrastruktur, ekonomi hijau, AI dan pendidikan. Ia mendorong lebih banyak investasi dari perusahaan-perusahaan Tiongkok di Indonesia.

Penandatanganan Kesepakatan dan Pertemuan Parlemen

Kunjungan tersebut juga ditandai dengan penandatanganan sejumlah kesepakatan kerja sama yang mencakup kebijakan pembangunan ekonomi, penguatan rantai pasok industri, serta kolaborasi sektor keuangan.

Selain bertemu dengan Presiden Prabowo, Perdana Menteri Li juga melakukan audiensi dengan Ketua DPR RI Puan Maharani. Dalam pertemuan itu, Li menegaskan komitmen Tiongkok untuk terus menjadikan Indonesia sebagai prioritas diplomatik di kawasan, serta memperdalam kemitraan strategis secara menyeluruh.

Dukungan Akademisi

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Muhammad Syaroni Rofii, menilai kunjungan ini sebagai penegasan pentingnya hubungan kedua negara. 

"Kunjungan Perdana Menteri Li ke Jakarta mengirimkan sinyal kuat bahwa hubungan Tiongkok-Indonesia semakin erat," kata Syaroni. 

Dia menambahkan bahwa kedua negara telah membangun kemitraan strategis di berbagai bidang dan menunjukkan pengakuan atas peran masing-masing dalam isu regional maupun global.

Setelah menyelesaikan agendanya di Indonesia, Li Qiang melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur, Malaysia, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-GCC-Tiongkok. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya