Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
KOREA Utara akhirnya mengonfirmasi mengirimkan pasukan untuk bertempur bersama Rusia melawan Ukraina. Dalam sebuah laporan dari kantor berita negara KCNA, militer Pyongyang mengklaim tentara mereka membantu pasukan Rusia untuk "sepenuhnya pemimpin Kim Jong Un.
Ini terjadi hanya beberapa hari setelah Kepala Staf Rusia Valery Gerasimov memuji "kepahlawanan" pasukan Korea Utara selama kontra-serangan Rusia, yang merupakan pertama kalinya Moskow secara terbuka mengakui keterlibatan mereka.
Dia juga mengklaim Moskow telah merebut kembali kendali penuh atas wilayah Kursk barat negara itu, klaim yang dibantah Ukraina. Intelijen Korea Selatan dan Barat telah lama melaporkan Pyongyang mengirimkan ribuan pasukan ke Kursk tahun lalu.
Keputusan untuk mengerahkan pasukan tersebut sesuai dengan perjanjian pertahanan bersama antara Pyongyang dan Moskow, kata KCNA.
"Para pejuang yang berjuang untuk keadilan adalah pahlawan dan wakil kehormatan tanah air," kata Kim menurut KCNA.
Korea Utara dan Rusia menunjukkan "aliansi dan persaudaraan" mereka di Kursk, menambahkan bahwa "persahabatan yang dibuktikan dengan darah" akan sangat berkontribusi dalam memperluas hubungan mereka "dalam segala hal."
KCNA tidak menyebutkan apa yang akan terjadi pada pasukan Korea Utara setelah misi mereka di Kursk berakhir.
Laporan tentang pengerahan pasukan Korea Utara muncul pada bulan Oktober, setelah semakin eratnya hubungan bilateral antara Kim dan Putin. Ini termasuk penandatanganan kesepakatan di mana kedua pemimpin, Vladimir Putin dari Rusia dan Kim, sepakat untuk saling mendukung jika salah satu negara menghadapi "agresi."
Pada Januari, pejabat Barat mengatakan kepada BBC mereka mempercayai setidaknya 1.000 dari 11.000 pasukan yang dikirim dari Korea Utara telah tewas dalam waktu tiga bulan.
Pasukan Korea Utara, yang dilaporkan berasal dari unit "elit" bernama Storm Corps, dikatakan tidak siap menghadapi kenyataan peperangan modern.
"Ini adalah pasukan yang hampir tidak terlatih yang dipimpin oleh perwira Rusia yang mereka tidak mengerti," kata mantan komandan tank Angkatan Darat Inggris, Kolonel Hamish de Bretton-Gordon, awal tahun ini.
Meskipun demikian, komandan militer Ukraina, Jenderal Oleksandr Syrskyi, sebelumnya juga memperingatkan bahwa pasukan Korea Utara menimbulkan masalah signifikan bagi para pejuang Ukraina di garis depan.
"Mereka sangat banyak. 11.000-12.000 tentara yang sangat termotivasi dan terlatih yang melakukan aksi ofensif. Mereka beroperasi berdasarkan taktik Soviet. Mereka mengandalkan jumlah mereka," kata jenderal tersebut kepada program berita TSN Tyzhden Ukraina. (BBC/Z-2)
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mungkin memiliki sudut pandangnya sendiri tentang situasi di Ukraina. Akan tetapi bagi Rusia ini soal kepentingan nasional dan masa depan negara.
DINAS Keamanan Ukraina mengeklaim pihaknya berhasil melaksanakan operasi bawah laut yang merusak Jembatan Kerch yang menghubungkan daratan Rusia dengan Semenanjung Krimea.
UKRAINA dan Rusia telah mencapai kesepakatan besar di Istanbul, Senin (2/6), untuk melakukan pertukaran tahanan dan jenazah terbesar sejak perang dimulai pada Februari 2022.
RUSIA dan Ukraina berhasil menyelesaikan pertukaran sebanyak 1.000 tahanan pada Minggu (25/5) waktu setempat. Ini menjadi pertukaran tawanan terbesar sejak konflik antara keduanya.
SERANGAN drone Ukraina berskala besar kembali menembus ke wilayah Rusia. Ini memaksa otoritas Moskow untuk melumpuhkan aktivitas penerbangan dan internet seluler.
RUSIA mengambil langkah pertahanan dengan mematikan internet seluler di tengah gempuran serangan udara tanpa henti dari Ukraina.
Beijing mendukung masyarakat internasional dalam memperkuat keterlibatan dan dialog dengan pemerintah sementara Afghanistan.
Otoritas Emirat Islam Afghanistan menyebut pengakuan Rusia sebagai keputusan berani yang akan menjadi contoh bagi negara-negara lain.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump mengungkapkan tidak berhasil membuat kemajuan dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina.
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin menyampaikan Moskow tidak akan mundur dari tujuannya di Ukraina. Hal itu dikatakan Putin kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam percakapan telepon.
Wakil kepala angkatan laut Rusia Mayor Jenderal Mikhail Gudkov tewas dekat perbatasan Ukraina.
Donald Trump mengakui tak ada kemajuan dalam pembicaraan damai dengan Vladimir Putin terkait perang Ukraina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved