Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MENTERI Keuangan Scott Bessent berpesan bagi negara-negara yang berencana bereaksi cepat terhadap kebijakan tarif Presiden Donald Trump: "Duduklah, tarik napas dalam-dalam, jangan langsung membalas."
"Mari kita lihat ke mana arah kebijakan ini, karena jika kalian membalas, itulah yang akan memicu eskalasi," kata Bessent dalam wawancara dengan CNN.
"Perang dagang tergantung pada negara masing-masing. Namun, ingatlah bahwa dalam sejarah perdagangan, AS selalu menjadi negara dengan defisit. Negara dengan defisit memiliki keuntungan. Sementara itu, negara-negara surplus pada akhirnya selalu kalah dalam setiap bentuk eskalasi perdagangan," ujar Bessent. "Sebagai seseorang yang mempelajari sejarah ekonomi, atau bahkan mengajarkannya, saya menyarankan untuk tidak melakukan pembalasan."
Uni Eropa, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Kolombia, dan Meksiko sebelumnya telah menyatakan mereka akan merespons kebijakan perdagangan Trump. Ketua Komite Perdagangan Internasional Parlemen Eropa, Bernd Lange, menyebut tarif timbal balik baru AS sebagai "tidak beralasan, ilegal, dan tidak proporsional."
Namun, Bessent memperingatkan negara-negara lain "melakukan tindakan gegabah bukanlah langkah yang bijak."
Ia juga mengisyaratkan tarif ini mungkin tidak permanen. Ia mengatakan percaya pemerintahan Trump akan "menunggu dan melihat bagaimana situasi ini berkembang."
Akibat kenaikan tarif itu, Federasi Ritel Nasional (NRF) mengingatkan akan kenaikan harga bagi keluarga Amerika. "Tarif adalah pajak yang dibayar oleh importir AS dan pada akhirnya akan dibebankan kepada konsumen," kata David French, Wakil Presiden Eksekutif Hubungan Pemerintah di NRF, dalam sebuah pernyataan. "Tarif ini tidak akan dibayar oleh negara asing atau pemasok."
Ia juga mencatat penerapan tarif secara langsung ini merupakan "tugas besar" yang dapat berdampak negatif pada jutaan bisnis AS. Tarif ini diperkirakan akan berdampak besar pada komunitas lokal, terutama bagi pengecer kecil.
"Semakin banyak tarif berarti semakin banyak kecemasan dan ketidakpastian bagi bisnis dan konsumen Amerika," katanya. "Mungkin para pemimpin di Washington tidak peduli dengan harga yang lebih tinggi, tetapi keluarga pekerja keras di Amerika sangat peduli."
Pengeluaran konsumen menopang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS. Jika pengeluaran ini terganggu, dampak ekonomi bisa menyebar dengan cepat.
Kepercayaan konsumen telah menurun tajam seiring meningkatnya ketidakpastian akibat kebijakan Trump. Konsumen juga mulai mengurangi pengeluaran mereka sejak awal tahun ini.
NRF merilis proyeksi penjualan ritel untuk tahun 2025, dengan perkiraan pertumbuhan antara 2,7% hingga 3,7%, mencapai angka US$5,42 triliun hingga US$5,48 triliun. Angka ini kemungkinan lebih rendah dibandingkan pertumbuhan penjualan tahunan 3,6% yang tercatat tahun lalu.
"Data nyata mengenai ketenagakerjaan, pendapatan, dan inflasi akibat tarif—bukan sekadar sentimen konsumen—yang mendukung pandangan kami tentang perlambatan pertumbuhan pengeluaran konsumen," kata Jack Kleinhenz, Kepala Ekonom NRF, dalam pernyataannya. (CNN/Z-2)
MENTERI Perdagangan (Mendag) Budi Santoso menegaskan hingga saat ini belum ada kesepakatan antara Indonesia dan Amerika Serikat terkait penurunan tarif bea masuk produk ekspor Indonesia.
Kita tunggu saja putusan tetap dari level Supreme Court. Saat ini Pemerintah AS masih bisa ajukan banding.
Keputusan ini tentu memiliki implikasi signifikan terhadap dinamika perdagangan global.
Uni Eropa menegaskan komitmen untuk mencapai kesepakatan dagang dengan AS tanpa tekanan atau ancaman, menyusul rencana Trump menaikkan tarif hingga 50% pada barang impor.
DAMPAK kebijakan tarif impor yang dilancarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mulai dirasakan oleh pelaku usaha kerajinan lokal.
Meskipun digadang sebagai tandingan blok Barat, namun hingga kini BRICS belum memiliki perjanjian yang mengikat secara formal antaranggotanya.
Tiongkok peringatkan negara-negara yang mempertimbangkan untuk menandatangani perjanjian dagang dengan Amerika Serikat yang dapat merugikan kepentingan Beijing.
KETIDAKPASTIAN ekonomi global semakin meningkat setelah Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden AS Donald Trump kembali menerapkan kebijakan perdagangan proteksionis.
Pengumuman kebijakan tarif Presiden Donald Trump mengguncang pasar global, menyebabkan indeks saham utama AS dan dunia mengalami penurunan tajam.
WTO: Dorong perdagangan global yang adil & terbuka. Pelajari tujuan utama & dampaknya bagi ekonomi dunia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved