Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PRESIDEN Donald Trump mengumumkan tarif setidaknya 10% untuk hampir semua barang yang masuk ke Amerika Serikat. Selain itu tarif yang lebih tinggi untuk puluhan negara dengan defisit perdagangan terbesar terhadap Amerika Serikat.
Kebijakan baru ini menandai perubahan drastis dalam perdagangan global dan kebijakan ekonomi. Langkah ini bertujuan untuk memulihkan kekuatan industri manufaktur AS dan menyeimbangkan perdagangan. Namun, kebijakan ini berisiko memperburuk perang dagang global yang sedang berkembang dan meningkatkan harga bagi konsumen Amerika pada saat kondisi ekonomi masih rentan.
Kebijakan Trump akan menerapkan tarif dasar 10% untuk semua barang dari semua negara, kecuali yang mematuhi perjanjian perdagangan bebas USMCA antara Meksiko, Kanada, dan Amerika Serikat (barang yang tidak mematuhi perjanjian ini akan tetap dikenakan tarif 25%). Importir barang dari negara lain akan mulai membayar tarif dasar 10% pada hari Sabtu pukul 12:01 pagi ET.
Sekitar 60 negara, yang oleh pejabat senior pemerintahan Trump disebut sebagai “pelanggar terburuk,” akan dikenakan tarif sebesar setengah dari tarif yang mereka kenakan terhadap Amerika Serikat. Tarif timbal balik ini akan berlaku mulai 9 April pukul 12:01 pagi ET, menurut seorang pejabat senior Gedung Putih.
Trump mengatakan ia mengambil sikap tegas dan “akhirnya mengutamakan Amerika” dalam pernyataannya menjelang penandatanganan rencana tarif timbal baliknya. “Hari ini, kita berdiri untuk para pekerja Amerika, dan kita akhirnya mengutamakan Amerika,” kata Trump.
Presiden mengklaim AS selama ini “mengurus negara-negara di seluruh dunia,” tetapi ketika ingin sedikit mengurangi dukungan, mereka justru merasa kesal karena tidak lagi diprioritaskan. Ia menegaskan tarif ini adalah bukti “kami akan mengurus rakyat kami terlebih dahulu.”
“Kita sebenarnya bisa menjadi sangat kaya. Kita bisa menjadi jauh lebih kaya daripada negara mana pun, bahkan sulit dipercaya, tetapi kita mulai menjadi lebih cerdas,” ujar Trump.
Untuk memberikan dirinya wewenang luas dalam menetapkan tarif, Presiden Donald Trump telah menyatakan keadaan darurat ekonomi nasional, dengan klaim Amerika Serikat diperlakukan tidak adil oleh negara-negara asing yang dengan senang hati menjual barang kepada konsumen AS tetapi menerapkan hambatan perdagangan yang membuat produk buatan Amerika menjadi tidak menarik dan tidak kompetitif.
Defisit perdagangan Amerika menunjukkan Amerika Serikat mengimpor barang senilai US$1,2 triliun lebih banyak daripada yang diekspor pada tahun 2024—angka tertinggi dalam sejarah. Namun, sebagian besar ekonom sepakat kesenjangan perdagangan barang tidak sepenuhnya mencerminkan interaksi ekonomi AS dengan mitra dagangnya. Misalnya, AS memiliki surplus dalam sektor jasa, dengan ekspor jasa mencapai US$1,1 triliun tahun lalu, yang merupakan rekor tertinggi.
Defisit perdagangan juga diimbangi oleh surplus dalam transaksi aset asing dan penghapusan utang internasional.
Meskipun demikian, Trump berusaha menggunakan tarif untuk membangun kembali kekuatan industri manufaktur Amerika. (CNN/Z-2)
Lebih dari 60 negara di seluruh dunia tengah berjibaku merespons gelombang tarif baru dari Amerika Serikat
MENTERI Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengungkapkan pemerintah akan terus melakukan negosiasi agar bisa menekan tarif ekspor ke Amerika Serikat (AS) yang saat ini ditetapkan 19%.
KOMISI Eropa menangguhkan tarif balasan yang rencananya akan diberlakukan atas impor Amerika Serikat (AS) senilai 93 miliar euro atau setara Rp1.765 triliun.
TARIF resiprokal antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sebesar 19% akan mulai berlaku pada 7 Agustus 2025.
INDUSTRI alat kesehatan (alkes) dalam negeri menghadapi tantangan baru seiring dengan tarif impor yang ditetapkan sebesar 19% ke Amerika Serikat.
Sejumlah produk komoditas strategis Indonesia tengah diupayakan agar dikenai tarif lebih rendah dari 19%, atau bahkan diharapkan bisa mendekati 0%, alias bebas pungutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved