Headline
Rakyat menengah bawah bakal kian terpinggirkan.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengancam bahwa warga Palestina di Gaza yang terkepung akan mati jika sandera tidak dibebaskan dan meminta Hamas untuk meninggalkan daerah kantong yang diblokade tersebut.
Dengan dukungan kuat terhadap Israel saat gencatan senjata mulai goyah, Trump mengatakan bahwa ia mengirimkan Israel semua kebutuhan untuk menyelesaikan tugasnya dan pemerintahannya mempercepat pengiriman senjata senilai miliaran dolar.
"Bebaskan semua sandera sekarang, jangan nanti, dan segera kembalikan semua mayat orang-orang yang kalian bunuh, atau semuanya berakhir bagi kalian," tulisnya di platform Truth Social miliknya setelah bertemu dengan para sandera yang dibebaskan.
"Ini peringatan terakhir! Bagi para pemimpin, sekaranglah saatnya meninggalkan Gaza, selagi masih ada kesempatan," tambahnya seperti dilansir TRT World, Kamis (6/3).
Trump juga menegaskan akan ada dampak buruk bagi Gaza secara keseluruhan, di mana hampir seluruh penduduknya telah mengungsi akibat pembantaian Israel yang tiada henti.
"Kepada Rakyat Gaza: Masa Depan yang indah menanti, tetapi tidak jika kalian menyandera mereka. Jika kalian melakukannya, kalian mati!," tegasnya.
Kelompok perlawanan Palestina, Brigade Mujahidin, mengatakan bahwa ancaman Trump menunjukkan kegigihan Washington untuk terus menjadi mitra dalam genosida terhadap warga Palestina.
Pembantaian
Israel memutuskan untuk menghentikan pengiriman bantuan, beberapa jam setelah tahap pertama gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas berakhir.
Tahap enam minggu pertama perjanjian, yang mulai berlaku pada akhir Januari, secara resmi berakhir pada tengah malam Sabtu lalu.
Namun, Israel belum setuju untuk melangkah maju ke tahap kedua dari kesepakatan tersebut agar secara permanen mengakhiri pembantaian di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 48.400 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan meninggalkan daerah kantong itu dalam reruntuhan.
Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada bulan November untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan menteri pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.(H-4)
Israel menghancurkan lebih dari 1.500 rumah di lingkungan Al Zeitoun, Kota Gaza, Palestina, sejak melancarkan operasi darat awal bulan ini.
Tidak ada lagi bangunan yang tersisa di bagian selatan wilayah tersebut setelah Israel menyetujui rencana pendudukan Gaza pada awal bulan ini.
Hingga kini, serangan militer Israel di Gaza masih berlangsung di tengah kebuntuan negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera.
Serangan Israel ke spot tangga di RS Nasser, Gaza, Senin (25/8/2025) totalnya menewaskan 20 orang, termasuk 5 jurnalis.
Data terbaru menunjukkan jumlah jurnalis Palestina yang tewas sejak Oktober 2023 mencapai 246 orang.
Paus Leo XIV menyerukan agar Israel menghentikan “hukuman kolektif” terhadap penduduk di Gaza.
Mantan PM Inggris Tony Blair hadiri pertemuan dengan Presiden AS Donald Trump, membahas rencana pascaperang di Gaza.
MILITER Israel pada Selasa (26/8) waktu setempat mengakui serangan udara yang menewaskan lima jurnalis di sebuah rumah sakit di Gaza Selatan
ISRAEL menuai gelombang kecaman internasional setelah serangan udara menghantam Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, Gaza Selatan, pada Senin (25/8) waktu setempat.
RIBUAN warga Israel kembali turun ke jalan di Tel Aviv pada Selasa (26/8) waktu setempat.
IDF mengaku melakukan serangan ganda ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis yang menewaskan sedikitnya 20 orang, Senin (25/8).
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan dimulainya pembicaraan dengan kelompok Hamas guna membebaskan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved