Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PRESIDEN Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan apa yang ia sebut sebagai "peringatan terakhir" kepada Hamas agar segera membebaskan para sandera yang ditahan di Gaza.
"Saya mengirimkan segala yang Israel butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini. Tidak satu pun anggota Hamas yang akan selamat jika kalian tidak melakukan apa yang saya perintahkan," ujar Trump dalam unggahan panjang di platform media sosialnya, Truth Social.
Pernyataan ini muncul hanya beberapa jam setelah Gedung Putih mengonfirmasi mereka sedang melakukan pembicaraan langsung dengan Hamas mengenai sandera.
Sebelumnya, Washington menghindari keterlibatan langsung dengan kelompok tersebut, mengingat kebijakan lama AS yang menolak berkomunikasi dengan entitas yang masuk dalam daftar organisasi teroris.
Dalam unggahannya, Trump memperingatkan akan ada "konsekuensi besar" jika para sandera tidak segera dibebaskan, meskipun ia tidak merinci bentuk dukungan yang ia berikan kepada Israel. "Bebaskan semua sandera sekarang, bukan nanti! Kembalikan segera semua jenazah orang-orang yang kalian bunuh, atau ini akan menjadi akhir bagi kalian," tegasnya.
"Kepada para pemimpin Hamas, sekarang adalah waktu untuk meninggalkan Gaza selagi kalian masih punya kesempatan."
Trump juga tampak mengancam warga sipil di Gaza dengan mengatakan, "Kepada rakyat Gaza: Masa depan yang indah menanti, tetapi tidak jika kalian masih menyandera orang. Jika kalian melakukannya, kalian akan mati!"
Ini bukan pertama kalinya Trump mengancam Hamas. Pada Desember lalu, ia mengatakan akan ada "konsekuensi besar" jika para sandera tidak dibebaskan sebelum ia kembali menjabat. Pernyataan terbaru ini muncul setelah Trump bertemu dengan sejumlah mantan sandera yang baru saja dibebaskan dalam gencatan senjata, di Gedung Putih.
Sementara itu, Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengonfirmasi AS sedang bernegosiasi langsung dengan Hamas untuk mengamankan pembebasan sandera. Israel telah diajak berkonsultasi sebelum pembicaraan ini dimulai, tambahnya.
"Presiden Trump percaya bahwa tindakan ini adalah demi kepentingan terbaik rakyat Amerika," kata Leavitt kepada wartawan.
Utusan khusus AS untuk urusan sandera, Adam Boehler, disebut telah melakukan "upaya tulus untuk melakukan hal yang benar bagi rakyat Amerika," tambahnya lagi.
Seorang sumber Palestina mengatakan kepada BBC bahwa sudah ada "dua pertemuan langsung" antara Hamas dan pejabat AS, yang "didahului oleh beberapa komunikasi sebelumnya."
Israel melaporkan masih ada 59 sandera yang ditahan di Gaza, dengan sekitar 24 di antaranya diyakini masih hidup. Beberapa warga negara AS juga termasuk dalam kelompok sandera tersebut.
Laporan mengenai negosiasi ini pertama kali muncul dari Axios, yang mengungkap pertemuan antara Hamas dan AS berlangsung di Qatar. Diskusi tersebut tidak hanya membahas pembebasan sandera Amerika, tetapi juga kemungkinan perjanjian lebih luas untuk mengakhiri perang.
Seorang mantan Wakil Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Timur Tengah menyatakan AS perlu lebih proaktif dalam mengupayakan pembebasan warganya.
Mick Mulroy, yang juga mantan perwira paramiliter CIA, menambahkan "jika tidak dikoordinasikan dengan ketat, negosiasi ini bisa mempersulit Israel dalam membebaskan warganya sendiri."
Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan dalam pernyataan resminya mereka telah "menyampaikan sikapnya" mengenai pembicaraan langsung ini, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Menurut laporan, Boehler bertemu dengan perwakilan Hamas di ibu kota Qatar, Doha, dalam beberapa minggu terakhir. Hamas telah memiliki basis di Doha sejak 2012, yang dikabarkan atas permintaan pemerintahan Obama pada saat itu.
Meskipun kecil, Qatar adalah negara yang berpengaruh di kawasan Timur Tengah dan merupakan sekutu utama AS. Negara ini menjadi tuan rumah bagi pangkalan udara utama Amerika serta sering terlibat dalam negosiasi politik yang sensitif, termasuk dengan Iran, Taliban, dan Rusia.
Selain AS dan Mesir, Qatar juga memainkan peran utama dalam upaya perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza. (BBC/Z-2)
IDF mengatakan menemukan dua jenazah sandera dalam operasi militer di Gaza Selatan.
HAMAS dilaporkan telah menewaskan lebih dari 50 anggota kelompok bersenjata Palestina di Jalur Gaza. Kelompok tersebut ditengarai mendapat dukungan dari Israel.
Militer Israel mengklaim telah menemukan jenazah pemimpin militer Hamas, Mohammed Sinwar, di terowongan bawah Rumah Sakit Eropa di Gaza.
Badan Pertahanan Sipil mengatakan enam warga Palestina tewas dan lainnya terluka akibat tembakan pasukan Israel, dekat pusat distribusi bantuan di Gaza selatan.
KEKUATAN bersenjata baru yang misterius muncul di Jalur Gaza selatan. Kemunculan kelompok itu memicu kekhawatiran dan kecaman dari berbagai pihak.
PEMERiNTAH Israel dikabarkan mempersenjatai kelompok milisi lokal terkait ISIS di Jalur Gaza sebagai bagian dari strategi untuk melawan Hamas.
Hamas mengusulkan gencatan senjata selama 60 hari dengan imbalan pembebasan sembilan sandera dan bantuan kemanusiaan ke Gaza.
Hamas membebaskan sandera Israel-Amerika Edan Alexander setelah 19 bulan ditahan, sebagai isyarat niat baik menjelang kunjungan Donald Trump ke Timur Tengah.
Hamas mengatakan akan membebaskan sandera warga Israel-Amerika Serikat (AS) terakhir yang masih hidup di Gaza, Palestina.
Hamas menyatakan akan membebaskan sandera Israel-Amerika, Edan Alexander, sebagai bagian dari upaya menuju gencatan senjata di Gaza.
Israel akan membayar dengan harga yang sangat mahal jika tidak menyetujui gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tawanan di Gaza.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved