Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
RUSIA dan Amerika Serikat (AS) telah sepakat untuk menyelesaikan persoalan yang berkaitan dengan misi diplomatik mereka untuk selamanya.
Dalam pertemuan di Arab Saudi, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menggambarkan pembicaraan dengan perwakilan AS sebagai hal yang sangat berguna dan menekankan bahwa kedua pihak telah mulai mendengarkan serta memahami satu sama lain.
Moskow dan Washington telah berkomitmen untuk menunjuk duta besar di ibu kota masing-masing sesegera mungkin dan berupaya menghilangkan hambatan yang memengaruhi fungsi kedutaan mereka.
Pembicaraan bilateral, yang ditujukan untuk menormalisasi operasi diplomatik, juga difokuskan pada diakhirinya perang di Ukraina dan memulihkan konsultasi mengenai tantangan geopolitik, serta menghilangkan hambatan terhadap kerja sama ekonomi.
"Kedua pihak, akan mencoba menciptakan kondisi untuk dimulainya kembali kolaborasi secara penuh," kata Lavrov seperti dilansir dari Anadolu, Rabu (19/2).
Lavrov menegaskan bahwa AS akan segera mengumumkan perwakilannya untuk membahas konflik Ukraina dan Rusia akan segera melakukan hal yang sama setelahnya.
Meskipun ada saling pengertian antara Rusia dan AS pada isu-isu tertentu, hal ini tidak menyiratkan adanya keselarasan posisi.
Menanggapi laporan tentang dugaan rencana perdamaian tiga poin Ukraina, Lavrov mengatakan pejabat AS menepis klaim tersebut sebagai sesuatu yang salah.
Menurutnya Rusia telah menjelaskan kepada AS bahwa keanggotaan Ukraina di NATO akan menjadi ancaman langsung bagi Moskow.
Menurut Lavrov, Washington mengusulkan moratorium serangan terhadap infrastruktur energi di Rusia dan Ukraina, tetapi Moskow menolak gagasan tersebut.
Ia juga menggarisbawahi bahwa kehadiran pasukan NATO di tanah Ukraina tetap tidak dapat diterima oleh Rusia.
Meskipun ketegangan masih berlangsung, Lavrov mengakui bahwa Rusia telah merasakan tekad AS untuk bergerak maju dan Moskow memiliki sentimen yang sama.
Diskusi tersebut menandai pertemuan pertama antara diplomat Rusia dan AS sejak perang Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022, hampir tiga tahun lalu.
Delegasi Rusia dipimpin oleh Lavrov dan termasuk ajudan presiden Yury Ushakov dan Kirill Dmitriev, kepala Dana Investasi Langsung Rusia.
Di pihak AS, Menteri Luar Negeri Marco Rubio memimpin delegasi, didampingi oleh Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz dan Steve Witkoff, utusan khusus untuk Timur Tengah. (Fer/I-1)
Menlu AS Marco Rubio umumkan mencapai kesepakatan meredakan ketegangan di Suriah.
Menlu AS Marco Rubio dan mitranya dari Prancis, Jerman, dan Inggris sepakat menetapkan akhir Agustus sebagai batas waktu de facto untuk mencapai kesepakatan nuklir dengan Iran.
DEPARTEMEN Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mulai memberhentikan lebih dari 1.300 pegawainya sebagai bagian dari restrukturisasi besar-besaran yang sudah lama dirancang.
DEPARTEMEN Luar Negeri Amerika Serikat (AS) secara resmi memulai proses pemutusan hubungan kerja terhadap lebih dari 1.300 pegawainya pada Jumat (11/7).
AMERIKA Serikat (AS) mengumumkan sanksi terhadap Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk wilayah Palestina yang diduduki, Francesca Albanese.
Menlu AS Marco Rubio peringatkan Iran tidak menyerang pangkalan militer AS di Iran.
MENTERI Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov menyatakan bahwa upaya Uni Eropa dan NATO membuat kekalahan strategis terhadap Moskow tidak akan berhasil. Empat alasan barat tak mampu taklukan Rusia
MENTERI Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mendesak Israel meninggalkan metode teroris dalam menyelesaikan masalah politik.
PRESIDEN Ukraina Volodymyr Zelensky meminta Dewan Keamanan PBB mencabut hak veto yang dimiliki Rusia. Jika tidak, maka PBB tidak akan pernah bisa menyelesaikan konflik di seluruh dunia.
MENTERI Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, bahwa hubungan Rusia dan Amerika Serikat (AS) saat ini berada di fase perang yang memanas karena Washington terus memasok senjata ke Ukraina.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved