Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Netanyahu Sebut Rencana Trump Ambil Alih Gaza Penting untuk Masa Depan Israel

Ferdian Ananda Majni
17/2/2025 09:03
Netanyahu Sebut Rencana Trump Ambil Alih Gaza Penting untuk Masa Depan Israel
PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu.(Dok. Al Jazeera)

PERDANA Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut usulan ambil alih Gaza oleh Presiden AS Donald Trump sebagai kesempatan bersejarah untuk mengamankan masa depan negara tersebut. Netanyahu mengklaim bahwa menggusur warga Gaza adalah satu-satunya solusi yang layak saat ini.

Presiden AS Donald Trump telah berulang kali menyerukan pengambilalihan Gaza dan pemukiman kembali penduduknya untuk mengembangkan apa yang disebutnya "Riviera Timur Tengah."

Gagasan tersebut telah ditolak oleh dunia Arab dan banyak negara lain, yang mengatakan bahwa hal itu sama saja dengan pembersihan etnis.

Dalam rapat Kabinet, Netanyahu mengomentari pengangkatan Eyal Zamir sebagai kepala staf militer baru Israel. "Kita memiliki kesempatan untuk perubahan bersejarah yang menjamin masa depan Israel," tulis harian Yedioth Ahronoth melaporkan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Pada hari Minggu, Kabinet Israel memberikan suara untuk mengonfirmasi bahwa Mayor Jenderal Eyal Zamir adalah kepala staf angkatan darat Israel berikutnya.

Zamir digantikan oleh Herzi Halevi, yang mengundurkan diri pada bulan Januari menyusul kegagalan Israel mencegah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Netanyahu memuji pendekatan militer agresif Zamir. Zamir akan menduduki jabatannya pada awal Maret. “Saya mencari kepala staf dengan pola pikir ofensif, dan saya mendapatkannya. Israel membutuhkan pemimpin seperti dia untuk menang," sebutnya.

Netanyahu mengklaim bahwa Israel tengah berupaya untuk mengusir warga Palestina dari zona konflik Gaza, dan menegaskan bahwa rencana Trump adalah satu-satunya rencana yang menurutnya akan berhasil.

Menurutnya, visi Trump untuk menggusur sejumlah besar warga Palestina dan mengubah Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah" tidaklah mengejutkan mengingat kedua belah pihak telah membahasnya sebelum pengumumannya. Ia menggambarkan rencana tersebut sebagai perubahan signifikan bagi Israel.

Beralih ke perkembangan regional, Netanyahu membahas perubahan lanskap politik Suriah, dia mengklaim bahwa penggulingan Presiden Suriah Bashar al-Assad pada 8 Desember tidak menguntungkan Israel.

“Kami tidak menerima bunga setelah rezim Bashar al-Assad jatuh, tetapi kami tidak mengizinkan wilayah Suriah digunakan melawan kami,” kata Netanyahu.

Bashar Assad, pemimpin Suriah selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia pada 8 Desember, mengakhiri rezim Partai Baath, yang telah berkuasa sejak 1963.

Keesokan harinya, Ahmed Al-Sharaa, pemimpin pemerintahan baru Suriah, yang ditunjuk pada 29 Januari sebagai presiden, menugaskan Mohammed Al-Bashir untuk membentuk pemerintahan guna mengawasi masa transisi Suriah. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya