Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Sir Keir Starmer Siap Kirim Pasukan Inggris ke Ukraina untuk Jamin Keamanan

Thalatie K Yani
17/2/2025 07:39
Sir Keir Starmer Siap Kirim Pasukan Inggris ke Ukraina untuk Jamin Keamanan
Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, menyatakan kesiapannya mengirim pasukan ke Ukraina sebagai bagian dari perjanjian damai guna mencegah agresi Rusia lebih lanjut. (Media Sosial X)

SIR Keir Starmer menyatakan "siap dan bersedia" mengirim pasukan Inggris ke Ukraina untuk menjamin keamanannya sebagai bagian dari perjanjian damai.

Dalam tulisannya di Daily Telegraph, Perdana Menteri Inggris itu mengatakan  menciptakan perdamaian yang langgeng di Ukraina adalah "hal yang penting jika kita ingin mencegah Putin melakukan agresi lebih lanjut di masa depan".

Sebelum menghadiri pertemuan darurat dengan para pemimpin Eropa di Paris pada Senin, Sir Keir mengatakan Inggris siap berkontribusi dalam menjamin keamanan Ukraina dengan "mengirim pasukan kita sendiri jika diperlukan".

"Saya tidak mengatakan ini dengan enteng," tulisnya. "Saya sangat memahami tanggung jawab besar yang menyertai keputusan untuk menempatkan tentara Inggris dalam situasi berbahaya."

"Namun, peran apa pun dalam membantu menjamin keamanan Ukraina berarti juga membantu menjamin keamanan benua kita dan negara ini."

Sir Keir menegaskan berakhirnya perang Rusia-Ukraina "tidak boleh hanya menjadi jeda sementara sebelum Putin menyerang lagi".

Pasukan Inggris bisa saja dikerahkan bersama tentara dari negara-negara Eropa lainnya di perbatasan antara wilayah yang dikuasai Ukraina dan wilayah yang diduduki Rusia.

Pernyataan ini muncul setelah mantan Kepala Staf Angkatan Darat Inggris, Lord Dannatt, mengatakan kepada BBC bahwa militer Inggris "begitu melemah" sehingga tidak akan mampu memimpin misi penjagaan perdamaian di Ukraina.

Sebelumnya, Sir Keir hanya mengisyaratkan pasukan Inggris mungkin akan terlibat dalam menjaga keamanan Ukraina setelah gencatan senjata.

Ia dijadwalkan mengunjungi Presiden Donald Trump di Washington akhir bulan ini dan mengatakan "jaminan keamanan dari AS sangat penting untuk perdamaian yang langgeng, karena hanya AS yang dapat mencegah Putin menyerang lagi".

Sir Keir bertemu dengan para pemimpin Eropa lainnya karena adanya kekhawatiran bahwa AS sedang bergerak maju dalam pembicaraan damai dengan Rusia tanpa melibatkan negara-negara di Eropa.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, berencana bertemu dengan pejabat Rusia di Arab Saudi dalam beberapa hari mendatang, menurut pejabat AS.

Pada Sabtu, utusan khusus AS untuk Ukraina, Keith Kellogg, mengatakan para pemimpin Eropa hanya akan dikonsultasikan dan tidak akan terlibat dalam negosiasi antara AS dan Rusia.

Sumber senior dari pemerintahan Ukraina mengatakan kepada BBC pada Minggu bahwa Kyiv tidak diundang dalam perundingan antara AS dan Rusia.

Awal pekan ini, Trump mengumumkan telah melakukan pembicaraan panjang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan bahwa negosiasi untuk menghentikan "perang yang konyol" di Ukraina akan segera dimulai.

Trump kemudian "memberi tahu" Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tentang rencananya.

Pada Minggu, Trump mengatakan ia mengharapkan Zelensky untuk terlibat dalam pembicaraan dan akan mengizinkan negara-negara Eropa membeli senjata AS untuk Ukraina.

Saat ditanya oleh BBC tentang tenggat waktu untuk mengakhiri perang, Trump hanya mengatakan "kami sedang berusaha menyelesaikannya" dan menyalahkan kebijakan pemerintahan sebelumnya terhadap Ukraina sebagai penyebab perang.

Dalam tulisannya di Telegraph, Sir Keir menegaskan "perdamaian tidak boleh datang dengan harga berapa pun" dan "Ukraina harus menjadi bagian dari negosiasi ini, karena jika tidak, itu berarti kita menerima posisi Putin bahwa Ukraina bukan negara yang sah".

Ia menambahkan, "Kita tidak boleh menghadapi situasi seperti di Afghanistan, di mana AS bernegosiasi langsung dengan Taliban dan menyingkirkan pemerintah Afghanistan," merujuk pada perjanjian yang dinegosiasikan oleh pemerintahan pertama Trump, yang kemudian dijalankan oleh pemerintahan Biden.

"Saya yakin bahwa Presiden Trump juga ingin menghindari hal ini," kata Sir Keir.

Ia menegaskan jalur Ukraina menuju keanggotaan NATO adalah "tidak dapat diubah" dan bahwa negara-negara Eropa "harus meningkatkan pengeluaran pertahanan dan mengambil peran yang lebih besar" dalam aliansi tersebut.

Saat ini, Inggris mengalokasikan sekitar 2,3% dari PDB untuk pertahanan dan telah berkomitmen untuk meningkatkannya menjadi 2,5%, meskipun belum menetapkan tenggat waktunya.

Trump menyerukan agar negara anggota NATO menghabiskan 5% dari PDB mereka untuk pertahanan, sementara Sekretaris Jenderal NATO, Mark Rutte, menyarankan agar sekutu mengalokasikan lebih dari 3%.

Lord Dannatt, yang memimpin Angkatan Darat Inggris dari 2006 hingga 2009, mengatakan kepada BBC bahwa sekitar 40.000 tentara Inggris dibutuhkan untuk misi penjaga perdamaian di Ukraina, tetapi "kami tidak memiliki jumlah tersebut".

Ia memperkirakan bahwa total pasukan yang diperlukan untuk menjaga perdamaian adalah sekitar 100.000 tentara, dengan Inggris harus menyumbang "sebagian besar dari jumlah itu, dan kami benar-benar tidak bisa melakukannya".

Pertemuan di Paris yang diselenggarakan oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron akan mempertemukan Sir Keir dengan para pemimpin dari Jerman, Italia, Polandia, Spanyol, Belanda, dan Denmark, serta Presiden Dewan Eropa, Presiden Komisi Eropa, dan Mark Rutte. (BBC/Z-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya