Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Suriah bakal Sambut PBB jika Israel Mundur dari Golan

Wisnu Arto Subari
29/1/2025 23:29
Suriah bakal Sambut PBB jika Israel Mundur dari Golan
Tentara Israel di Suriah.(Al Jazeera)

PEMERINTAHAN baru Suriah menyatakan pada Rabu (29/1) siap sepenuhnya bekerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) jika Israel menarik diri dari zona demiliterisasi yang diduduki Tel Aviv di Dataran Tinggi Golan.

Pernyataan itu disampaikan dalam pertemuan di Damaskus antara Menteri Luar Negeri Suriah, Assad al-Shaibani, Menteri Pertahanan Murhaf Abu Qasra, dan delegasi PBB yang dipimpin oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk
Operasi Perdamaian, Jean-Pierre Lacroix, serta Mayor Jenderal Patrick Gauchat, kepala sementara Pasukan Pengamat Pelepasan PBB (UNDOF).

Dalam pertemuan tersebut, Suriah menegaskan bahwa pihaknya sepenuhnya siap bekerja sama dengan PBB dan menempatkan pasukan di sepanjang perbatasan sesuai dengan mandat tahun 1974. Syaratnya, penarikan segera pasukan Israel. Ini dilaporkan kantor berita Suriah, SANA.

SANA juga mengutip pernyataan delegasi PBB yang menegaskan komitmen penuh untuk menyelesaikan masalah tersebut dan memulihkan stabilitas di perbatasan serta kawasan.

Kunjungan itu dilakukan sehari setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Selasa menyatakan bahwa pasukannya tidak akan mundur dari zona demiliterisasi di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Suriah dan akan tetap berada di sana tanpa batas waktu.

Tentara Israel menduduki zona demiliterisasi pada awal Desember 2024 melanggar Perjanjian Pelepasan 1974 dengan Suriah.

Langkah itu semakin memperluas kendali Israel atas Dataran Tinggi Golan, yang sebagian besar telah mereka duduki sejak Perang Timur Tengah 1967.

Saat itu, Pemimpin Otoritas Israel, Benjamin Netanyahu, mengeklaim bahwa pendudukan zona demiliterisasi bersifat sementara tanpa menyebutkan tanggal pasti penarikan pasukan Israel dari wilayah tersebut.

Sementara itu, Bashar Assad, yang telah memimpin Suriah selama hamper 25 tahun, melarikan diri ke Rusia setelah kelompok antirezim menguasai Damaskus pada 8 Desember, mengakhiri kekuasaan Partai Baath yang telah berkuasa sejak 1963.

Pemerintahan baru yang dipimpin oleh Ahmed Al-Sharaa kini telah mengambil alih kendali negara. (Ant/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya