Headline

DPR klaim proses penjaringan calon tunggal hakim MK usulan dewan dilakukan transparan.

Menteri Suriah dan Israel Bertemu di Paris untuk Deeskalasi

Ferdian Ananda Majni
21/8/2025 08:56
Menteri Suriah dan Israel Bertemu di Paris untuk Deeskalasi
Serangan Israel ke Suriah.(Al Jazeera)

MENTERI Luar Negeri Suriah bertemu dengan delegasi Israel di Paris, Prancis. Pertemuan bertujuan membahas deeskalasi dan situasi di Provinsi Sweida yang mayoritas penduduknya Druze. Soalnya, kekerasan sektarian mematikan terjadi pada bulan lalu.

Menteri Luar Negeri Suriah Asaad al-Shaibani dan Menteri Urusan Strategis Israel Ron Dermer menghadiri pertemuan tersebut pada Selasa (19/8) bersama dengan kepala intelijen Suriah. Demikian laporan televisi pemerintah Suriah, SANA, kemarin, mengutip sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya.

Pertemuan tersebut membahas deeskalasi dan nonintervensi dalam urusan internal Suriah serta membahas pemantauan gencatan senjata Sweida yang diumumkan oleh Amerika Serikat (AS) bulan lalu. Kedua belah pihak menegaskan komitmen mereka terhadap persatuan wilayah Suriah, penolakan mereka terhadap proyek apa pun yang bertujuan untuk memecah belahnya, serta menekankan bahwa Sweida dan warga Druze merupakan bagian integral dari Suriah.

Kekerasan selama seminggu dimulai pada 13 Juli dengan bentrokan antara pejuang Druze dan Badui Sunni, tetapi kemudian memanas dengan cepat. Peristiwa itu menarik pasukan pemerintah diikuti Israel juga melancarkan serangan.

Israel, yang memiliki komunitas Druze sendiri, menyatakan bahwa mereka bertindak untuk membela kelompok minoritas tersebut serta menegakkan tuntutannya sendiri terkait demiliterisasi Suriah selatan.

"Perundingan ini berlangsung di bawah mediasi AS, sebagai bagian dari upaya diplomatik yang bertujuan meningkatkan keamanan dan stabilitas di Suriah serta menjaga persatuan dan integritas wilayahnya," kata SANA. Perundingan tersebut dikatakan menghasilkan kesepahaman yang mendukung stabilitas di kawasan.

Lingkungan lebih stabil

Israel dan Suriah secara teknis tetap berperang sejak 1948. Ketika serangan yang dipimpin kelompok Islamis akhir tahun lalu menggulingkan penguasa lama Suriah Bashar al-Assad, Israel mengerahkan pasukan ke zona penyangga yang dipatroli PBB di Dataran Tinggi Golan. Zona ini memisahkan pasukan Israel dan Suriah sejak gencatan senjata setelah perang Arab-Israel 1973.

Televisi pemerintah mengatakan kedua pihak membahas perlunya mencapai mekanisme yang jelas untuk mengaktifkan kembali perjanjian pada 1974 dan membangun lingkungan yang lebih stabil. Diskusi juga membahas situasi kemanusiaan di Suriah selatan. Kedua pihak sepakat tentang perlunya mengintensifkan bantuan bagi rakyat 
Sweida dan Badui.

Ratusan orang berdemonstrasi di Sweida pada Sabtu (16/8). Mereka menyerukan penentuan nasib sendiri dan beberapa orang mengibarkan bendera Israel serta menuduh Damaskus memberlakukan blokade, sesuatu yang dibantah oleh para pejabat, merujuk pada masuknya beberapa konvoi bantuan.

Paris menjadi tuan rumah pertemuan serupa antara Shaibani dan Dermer bulan lalu. Seorang sumber diplomatik sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa pertemuan tatap muka lain diadakan di Baku.

Utusan AS untuk Suriah, Thomas Barrack, mengatakan pada Selasa malam bahwa ia bertemu dengan pemimpin spiritual Druze Israel, Mowafaq Tarif, membahas Sweida. Keduanya juga membicarakan upaya menyatukan kepentingan semua pihak, meredakan ketegangan, dan membangun kesepahaman. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya