Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Israel Tunda Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Hamas, Mengada-ada?

Wisnu Arto Subari
16/1/2025 21:18
Israel Tunda Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Hamas, Mengada-ada?
Benjamin Netanyahu.(Al Jazeera)

ISRAEL masih menunda menyatakan secara resmi pada Kamis (16/1) sore bahwa kesepakatan gencatan senjata-pembebasan sandera yang diumumkan sehari sebelumnya oleh para mediator telah dicapai dengan Hamas. Negeri Zionis itu bersikeras bahwa rinciannya masih harus diselesaikan dan menuding Hamas mengacaukan negosiasi di menit-menit terakhir.

Kepala Mossad David Barnea, kepala tim negosiasi Israel yang dikirim ke Doha pada Sabtu malam, masih berada di ibu kota Qatar pada Kamis sore, menurut seorang pejabat yang mengetahui pembicaraan tersebut.

Baik AS maupun Qatar--yang menjadi perantara kesepakatan tersebut--mengumumkan pada Rabu malam bahwa kesepakatan telah dicapai untuk mengakhiri perang selama 15 bulan di Gaza yang dipicu oleh serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Namun, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menunda berkomentar secara terbuka dengan mengatakan bahwa ia hanya akan melakukannya ketika persyaratannya telah dirampungkan.

Meskipun demikian, sebagian besar pejabat Israel mengindikasikan bahwa kesepakatan tersebut hampir menjadi kesepakatan yang tuntas. Fokusnya beralih ke pertempuran politik internal yang terjadi menjelang pemungutan suara kabinet dan kabinet keamanan yang diharapkan tertunda setidaknya beberapa jam.

Kantor Perdana Menteri (PMO) mengeluarkan pernyataan pada Kamis pagi yang menuduh Hamas menarik diri dari beberapa perjanjian dan menciptakan krisis dalam merampungkan kesepakatan tersebut. "Hamas mengingkari kesepahaman dan menciptakan krisis di menit-menit terakhir yang menghalangi tercapainya kesepakatan," kata PMO dalam pernyataan yang dikeluarkan dalam bahasa Inggris dan Ibrani. "Kabinet Israel tidak akan bersidang sampai mediator memberi tahu Israel bahwa Hamas telah menerima semua elemen kesepakatan."

Laporan lain di media Israel menyatakan bahwa penundaan dalam penyelenggaraan kabinet disebabkan oleh upaya mendapatkan dukungan dari Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich yang mengancam akan keluar dari pemerintahan bersama dengan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir jika perang berakhir.

Semalam, PMO mengatakan bahwa pertikaian yang dituduhkan itu terkait dengan identitas tahanan keamanan Palestina yang dijadwalkan untuk dibebaskan. Dikatakan, Hamas, "Menuntut untuk mendiktekan identitas para pembunuh ini," yang bertentangan dengan ketentuan yang disepakati.

Salinan kesepakatan yang bocor, yang keasliannya kemudian dikonfirmasi kepada The Times of Israel, mengatakan para tahanan akan dibebaskan berdasarkan daftar yang disetujui oleh kedua belah pihak.

Menyusul pernyataan pemerintah Israel, pejabat senior Hamas Izzat el-Risheq mengatakan bahwa kelompok pejuang kemerdekaan Palestina itu berkomitmen pada perjanjian gencatan senjata yang diumumkan oleh para mediator pada Rabu.

Secara terpisah, seorang diplomat senior pejabat Israel membantah kepada wartawan pada Kamis bahwa Israel telah setuju untuk secara bertahap menarik diri dari Koridor Philadelphia di sepanjang perbatasan antara Gaza dan Mesir sejak dimulai gencatan senjata.

Pejabat tersebut mengatakan pasukan Israel akan tetap berada di daerah tersebut sepanjang tahap pertama selama 42 hari. Jumlah pasukan yang ditempatkan di sana akan tetap sama, kata pejabat tersebut, "Tetapi akan didistribusikan dengan cara yang berbeda, termasuk pos terdepan, patroli, titik pengamatan, dan kontrol di sepanjang rute."

Pejabat tersebut menambahkan bahwa hanya pada hari ke-16 tahap pertama, negosiasi untuk mengakhiri perang akan dimulai. Dan, "Jika Hamas tidak menyetujui tuntutan Israel untuk mengakhiri perang, Israel akan tetap berada di Koridor Philadelphia juga pada hari ke-42 dan juga hari ke-50."

Secara praktis, pejabat itu berpendapat, "Israel akan tetap berada di Philadelphia sampai pemberitahuan lebih lanjut."

Salinan perjanjian yang bocor menyatakan bahwa pihak Israel, "Akan secara bertahap mengurangi pasukan di area koridor selama tahap 1 berdasarkan peta yang menyertainya dan perjanjian antara kedua belah pihak." Pada hari ke-42, kesepakatan itu mengatakan, "Pasukan Israel akan memulai penarikan pasukan mereka dan menyelesaikannya paling lambat pada hari ke-50."

Berdasarkan ketentuan kesepakatan, fase pertama gencatan senjata selama enam minggu akan melihat pembebasan bertahap 33 sandera Israel, termasuk dua orang yang telah ditahan di Gaza selama bertahun-tahun.

Selama fase itu, Israel dijadwalkan untuk secara bertahap menarik diri dari daerah padat penduduk di Jalur Gaza, termasuk Koridor Netzarim di tengahnya, dan mengerahkan pasukan ke perimeter sepanjang 700 meter di perbatasan Gaza. 

Perbatasan Rafah dengan Mesir akan dibuka bagi warga sipil dan korban luka untuk meninggalkan Gaza ke luar negeri setelah pembebasan semua sandera perempuan pada tahap pertama dan warga sipil akan dapat mulai kembali ke Gaza utara seminggu setelah kesepakatan dimulai.

Pada hari ke-16 tahap pertama, negosiasi dijadwalkan akan dimulai mengenai ketentuan tahap kedua kesepakatan yang diharapkan akan membebaskan 65 sandera yang tersisa. 

Hamas menculik 251 sandera selama serangan mereka pada 7 Oktober 2023. Ssebanyak 105 dibebaskan selama gencatan senjata sementara pada November 2023, sementara empat dibebaskan lebih awal, dan delapan telah diselamatkan hidup-hidup oleh pasukan dari Gaza.

Jenazah 40 sandera telah ditemukan dari Jalur Gaza. Dari 94 sandera yang diyakini masih ditahan, 34 telah dipastikan tewas oleh pejabat Israel. Nasib banyak sandera lain tidak diketahui. (The Times of Israel/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya